Madu / Honey - Bahaya Madu Bagi Kesehatan Manusia
Ingat lagu "Madu atau Racun " ? Siapapun yang membaca judul artikel ini tentu akan mengernyitkan dahi dan berpikir mana ada madu yang berbahaya bagi kesehatan manusia ? Omong kosong apa lagi ini ??? Ternyata, bahwa madu memang bermanfaat besar bagi kesehatan manusia, namun juga ada hal hal yang tidak kita ketahui yang berbahaya bagi kesehatan kita, bahkan bisa menyebabkan kematian. Ada apa gerangan dalam kandungan madu yang tidak kita ketahui, yang berbahaya bagi kesehatan manusia? Pernah dengar tentang keracunan akibat racun dari bakteri Clostridium botulinum ? Yaitu suatu bakteri yang terbentuk dalam makanan kalengan yang telah melewati masa kadaluarsa atau expiration date nya, Tampak luar kemasan kaleng itu melembung karena didalamnya terisi gas yang dibentuk oleh bakteri Clostridium botulinum ini. Dan kalau kita tetap mengkonsumsi makanan dalam kaleng tersebut, maka kita akan keracunan hingga meningggal. Hal ini disebut botulism atau keracunan racun Clostridium botulinum. Ternyata dalam madu alamiah yang belum diproses dengan baik, misalnya dengan penyinaran atau radiasi sinar gamma untuk mematikan bakteri dan spora bakteri berbahaya, antara lain spora dari bakteri Clostridium botulinum ini, maka kalau madu ini diberikan untuk bayi, karena sistim pencernaan bayi yang belum sempurna seperti orang dewasa, maka bayi tersebut akan terkena gejalah keracunan botulism ini. namun bila ini diberikan untuk anak yang lebih besar atau orang dewasa, maka spora ni dapat dimatikan oleh cairan asam lambung yang terbentuk sewaktu kita mencernakan makanan. Untuk menghilangkan spora dan bakteri yang berbahaya, maka madu alamiah ini harus diproses terlebih dahulu, misalnya dengan penyinaran atau radiasi sinar gamma. radiasi ini tidak mempengaruhi efek antibakteri madu dan proses pembentukan H2O2 (hidrogen peroksida) yang berefek antibakteri dan efek antiseptik. Kasus bayi keracunan botulism (infantile botulism) pernah dilaporkan di Inggris sebanyak 6 kasus antara tahun 1976 dan 2006, dan Amerika lebih banyak laporan tentang kejadian ini yaitu sekitar 1.9 per 100.000 bayi hidup.
Madu Racun dan tanda tanda keracunan
Dari mana asal racun tersebut ? Ada beberapa jenis nektar bunga yang bersifat racun bagi manusia namun tidak berefek apapun untuk lebah. Bila kita mengkonsumsi madu racun ini, maka akan timbul gejalah rangsangan psikoaktif dan gejalah fisik lain seperti pusing, rasa lemah, keringat berlebihan, rasa mual, dan muntah. Yang lebih jarang terjadi, tekanan darah rendah, shock, gangguan irama jantung, dan kejang-kejang, dan beberapa kasus berat bisa hingga meninggal.
Bunga yang nektarnya dikenal berefek racun bagi manusia adalah :Â
oleanders, rhododendrons, mountain laurels, sheep laurel dan azales, juga beberapa jenis bunga yang lain.
Misalnya madu dari nektar bunga Andromeda yang mengandung grayanotoxin dapat menyebabkan kelumpuhan anggota gerak badan hingga kelumpuhan otot pernafasan dan otot sekat rongga dada atau diaphragma, orang tersebut tidak mampu bernafas dan meninggal. Juga pernah dilaporkan adanya madu yang mengandung candu yang ditemukan didaerah dimana banyak tanaman candu (narcotic opium honey), lebah mengumpulkan nektar bunga candu (poppy flower) dan membuat madu yang mengandung unsur narkotik ! Bunga yang berefek racun pada manusia ini banyak ditemukan di New Zealand, Amerika, Brasil, Meksiko, Hongaria Bunga rhododendron ponticum (Source: Wikipedia International) Dalam sejarah kerajaan Romawi Kuno, pernah dicatat kasus keracunan masal madu beracun pada serdadu Romawi yang sedang berperang melawan Turky. Pada abad 1 Sebelum Masehi, serdadu Romawi dibawah pimpinan Pompey Yang Agung (Pompey The Great) pernah mengalami keracunan madu sewaktu mereka sedang menyerang kota Heptakometes di Turky, serdadu Romawi menjadi tidak sadar dan muntah-muntah setelah mengkonsumsi madu beracun, dan pasukan Pompey Yang Agung dikalahkan dengan mudah oleh pasukan Turky berkat pertolongan madu beracun ini ! Madu ber alkohol Meskipun madu tidak dibuat dari nektar bunga beracun, namun madu masih difermentasikan oleh proses fermentasi alamiah oleh matahari dan menghasilkan ethanol yang juga berefek jelek bagi manusia. Misalnya pernah dilaporkan oleh B.D Kettlewellh tahun 1945, yang melaporkan menemukan seekor burung yang tidak mampu lagi terbang secara normal karena telah minum madu yang telah mengalami proses fermentasi oleh sinar matahari di Pretoria, Transval , Afrika Selatan.
Kesimpulan
- Jangan takut atau cemas mengkonsumsi madu alamiah karena telah di proses sebelumnya untuk menghindari adanya kontaminasi mikro-organisme dan spora bakteri sepert Clostridium botulinum yang berbahaya bagi kesehatan manusia, terutama untuk bayi dan anak anak yang masih berusia muda. - Sterilsasi madu biasanya dilakukan dengan proses penyinaran atau radiasi dengan sinar gamma, yang mematikan spora Clostridium botulinum, namun tidak mempengaruhi efek anti bakteri dan efek antiseptik madu secara keseluruhan, sehingga madu yang telah mengalami proses radiasi sinar gamma tetap bisa digunakan untuk perawatan luka bakar, luka diabetes dan tujuaan antiseptik lainnya - Bila setelah mengkonsumsi madu, terutama madu yang kita beli dari sumber yang tidak kita ketahui dan timbul gejalah-gejalah seperti yang disebutkan diatas, segeralah mencari bantuan tenaga kesehatan atau ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan dan perawatan seperlunya. - Sampai saat ini laporan kejadian keracunan akibat madu beracun masih sangat sedikit, hanya beberapa kasus di New Zealand dan lebih banyak di Amerika, ini karena mengkonsumsi madu asli alamiah yang belum dilakukan proses pemurnian atau sterilisasi sebelumnya. - Madu adalah zat gizi sangat baik untuk kesehatan tubuh manusia, namun madu bukan obat yang bisa mengobati segala macam penyakit dan gangguan kesehatan manusia, sehingga jangan sampai timbul yang disebut "Honey Abused", sehingga beranggapan bahwa semua penyakit dan gangguan kesehatan bisa diobati dengan madu ! - Madu adalah suplement makanan kesehatan namun bukan obat, madu bisa membantu dan mempercepat proses penyembuhan dan pemulihan status kesehatan kita bagi yang menderita penyakit, dan untuk penyembuhan penyakitnya tetap kita harus mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar dari pihak yang kompeten, misalnya tenaga kesehatan seperti dokter.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H