Mohon tunggu...
Binoto Hutabalian
Binoto Hutabalian Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Penulis di www.sastragorga.org

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menikahi Gerhana

22 Januari 2019   23:18 Diperbarui: 22 Januari 2019   23:42 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak mungkin tak kau tau!
jika gumpal wajahmu bahkan telah kuerami di balik mataku jauh sebelum sabit itu membintik di pori kulon
jenuh, aduh
sungguh berpeluh
rapuh sejak rindu mulai membengkak didadaku
sejak rembulan selalu ampuh meluluhlantakkan paru
yang kerap memampangkan wajahmu
samar dari celah dedaun yang membeku oleh dingin dan sunyi

Tak mungkin tak kau tau, jika igaku juga telah tuntas jadi batu
terlalu letih berkirim doa
terlalu rintih berdebat dengan para jangkrik
tentang jendela kaca
yang selalu sembab oleh gerimis
dan sepasang mata
yang masih menangisi purnama

Entah buat apa purnama
jika tak bisa diajak berdansa
jika tak bisa
jika tak pintar menghangatkan bebukit

Tak mungkin tak kau tau
semburat purnama itu bahkan pilunya
jauh melebihi iris sembilu

bayangmu yang terlalu, dan fosil senyummu yang berkali-kali menikahkanku dengan gerhana

kota tua yang menua bersama kita yang entah dimana.

Pekanbaru. 2003

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun