"Rasi Sunyi"
Â
Rindu itu hitam, sayang!
Pekat, sepat, nyengat dan darurat.
Â
Apa harus selalu diadili denganÂ
getir-petir-sunyi?
Lihatlah, kedua lengan rindu itu kelu,
menengadah kepada jarakÂ
yang masih terkubur dalam bahasa waktu yang berbelit-belit.
Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!