Mohon tunggu...
SARWAN MSDM
SARWAN MSDM Mohon Tunggu... profesional -

Konsultan MSDM

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Kearifan dalam Menyikapi Kesemrawutan Pasar Tanah Abang

29 November 2017   13:54 Diperbarui: 29 November 2017   14:05 857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akitivitas yang berlangsung di pusaran pasar Tanah Abang merupakan salah satu potret perdagangan yang ada di DKI Jakarta. Pasar Tanah Abang merupakan pusat perbelanjaan Tekstil terbesar di Asia sehingga tidaklah mengherankan jika nampak begitu ramai baik itu karena adanya para pedagang maupun kunjungan para pembeli. Itulah logikanya pasar, ada pedagang ada pembeli dan interaksinya disebut jual-beli. 

Namun yang begitu menggoda ketika suasana pasar Tanah Abang menjadi sorotan pada kesemrawutan kota yang nampak bukan aktivitas pasar saja (jual-beli) namun pada hal-hal lain seperti fenomena kemacetan dijalur jalan raya, trotoar bahkan sebagian dari badan jalan yang berubah fungsi menjadi lahan parkir, belum lagi nampak dengan jelas parkir-parkir ditempat yang tidak semestinya yang dilakukan para supir angkot, bajaj maupun ojek (ngetem) . Fenomena itu pula menjadi konsumsi pulik dengan berbagai mancam argumentasi sehingga munculnya sejumlah spekulasi entah itu masyarakat, pemerintah ataupun lembaga-lembaga sosial masyarakat dalam menyikapinya.

Berdasarkan hasil identifikasi untuk mengetahui penyebab terjadinya kemacetan di pasar Tanah Abang yang dilakukan oleh peneliti dari Institute For Social Empowerment And Democracy (INSED) ditemukan fakta-fakta lapangan bahwa faktor yang mempengaruhi terjadinya kesemrawutan yaitu :

  • Arus lalulintas yang sangat padat khususnya yang terletak di seberang jalan Fachruddin menuju arah Senayan tepatnya di depan Gerbang menuju Parkir Blok A dan Blok B pasar Tanah Abang. Kemacetan ini diakibatkan karena disamping arus lalulintas yang melintasi jalan tersebut terhalang oleh adanya kendaraan yang keluar masuk di area parkir, juga para pejalan kaki telebih yang disertai kereta dorong juga melintasi jalan untuk menyeberang baik dari arah jalan Fachrudin menuju gerbang Blok A-B pasar tanah abang maupun arah sebaliknya (Tidak terdapat Fly Over). Kondisi ini diperparah dengan adanya taxi, bajaj maupun ojek ngetem disekitaran titik kemacetan tersebut.
  • Adanya pedagan kaki lima (PKL) yang berjualan di trotoar mulai dari penjual bauh-buahan, aneka jajanan penganan hingga pada para pedagan osongan yang hilir mudik.
  • Digunakannya are parkir kendaraan di trotoar bahkan disebahagian badan jalan yang bisa disaksikan dengan jelas ketika berkunjung kesana
  • Nampaknya sebahagian bangunan-bangunan liar pada trotoar sehingga secara otomatis mengangg ketika pejalan kaki melintasi jalan tersebut sehingga harus berjalan di pinggir badan jalan
  • Belum maksimalnya pemanfaatan lokasi yang telah disediakan. Seperti yang nampak pada Blog G dimana tempat yang disedikan tersebut diperuntukan sebagai pusat kuliner namun kurang begitu diminati para pedagang untuk digunakan berdagang begitu juga tidak terasa adanya daya tarik konsumen (pembeli) untuk berkunjung bahkan diperparah nampak kengerian pada lantai 4 blok G tersebut dengan adanya keretakan gedung yang menutrut keterangan salah satu pengelola PD pasar itu akibaat gempa yang perna terjadi.

Inilah sebahagian potret terjadinya kesemrawutan pasar Tanah Abang yang tentunya membutuhkan solusi. Kini bukanlah hal yang tepat untuk saling menyalahkan namun bukan berarti latas mendiamkan fenomena yang tak sedap ini berlangsung terus menerus.

INSED mengajak semua elemen anak bangsa baik itu pemerintah melalui eksekutif, legislatif, Ormas/ OKP, TNI-Polri, pelaku usaha, parah ahli maupun Masyarakat yang peduli dengan Ketertiban, Keaman dan Kenyamanan untuk bersama-sama memberi solusi terhadap kondisi kesemrawutan pasar Tanah Abang. Yakinlah dibalik Fenomena kesmrawutan pasar Tanah Abang tersirat hikmah yang mendalam selama itu ada niatan tulus untuk suatu berikhtiar.

"JANGAN NGAKU ANAK JAKARTA KALU BELUM MAMPU MEMBERIKAN SOLUSI ATAS PERMASALAHAN KOTA JAKARTA"

 * Peneliti INSED

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun