Presid en Megawati Soekarnoputri sebagai putri mendiang Bung Karno dalam kata pengantarnya menyebut Dahlan sebagai seorang Islam yang nasionalis. ''Ia tahu benar posisinya bagi seorang Muslim yang mayoritas di dalam berbagi dengan saudara-saudaranya yang berlainan keyakinan dalam sebuah Indonesia Raya.''
Mega merasa pemikiran Dahlan sejalan dengan keyakinan dan cita-cita Bung Karno. Apalagi ketika ia membaca judul buku ini yang menggambarkan perjalanan kelahiran dan keberadaan Indonesia sebagai sebuah negara, serta peranan Pancasila sebagai alat perekat pemersatu bangsa.
Sedangkan Ketua DPR Akbar Tanjung yang turut memberi kata sambutan untuk buku setebal 182 halaman ini memandang Dahlan sebagai pribadi yang sangat menarik. Sebagai seorang tokoh nasional, Dahlan dianggap masih bisa mempertahakankan kesederhanaan dan kebersahajaannya. ''Dahlan juga dinyatakannya sebagai tokoh yang konsisten dengan keyakinan dan pandangannya tentang berbagai hal, terutama tentang wacana Islam dan nasionalisme.''
S alah seorang putri Dahlan, Dhanny Dahlan, mengatakan bahwa penerbitan kedua buku itu merupakan amanah yang pernah disampaikan sang ayah padanya. ''Seminggu sebelum wafat, bapak pernah memperlihatkan hasil editing buku-buku tersebut. Dengan diterbitkannya kedua buku ini kami bisa merealisasikan cita-cita bapak,'' ujar Dhanny terharu.
Peluncur an buku tokoh penting HMI ini dihadiri sejumlah 'orang penting' yang juga pernah menjadi aktivis HMI -- seperti Beddu Amang, Rochmin Dahuri, Adi Sasono, dan Malik Fajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H