Surat Terbuka Untuk Bapak Presiden RI
Hari ini ramai di beberapa milis di Totabuan tentang tidak masuknya wilayah Bolaang Mongondow dalam kunjungan Bapak Presiden RI ke 7, yang juga biasa disebut dengan hormat sang Petugas Partai oleh partai Koalisinya.
saya mencoba untuk tidak mengarahkan prasangka jahat mengenai fakta bahwa di wilayah kami ini dimenangkan oleh Bapak Prabowo Subianto,yang menjadi penyebab sang petugas partai tersebut melewati wilayah kami dalam daftar kunjungannya. seperti yang disangkakan oleh beberapa netizen mengenai lewatnya wilayah Bolaang Mongondow dari Kunjungan kerja tersebut. tetapi saya ingin menyampaikan kepada beliau sedikit pengetahuan yang mungkin belum diketahui oleh beliau (sekali lagi mungkin).
Euforia program pembangunan Irigasi dan berjuta hektar lahan pertanian yang dinyanyikan selama kampanye beliau mulai menjauh dengan kenyataan yang ada, apakah presiden lupa bahwa di tanah kami inilah kejayaan pangan, sumber swasembada dan ratusan ribu hektar pertanian yang menopang kebutuhan pangan di Sulawesi Utara. Disinilah mestinya menjadi titik awal sebuah kampanye untuk melindungi beras-beras petani dari serbuan pemalsuan yang sedang marak.
Saya ragu apakah presiden mengetahui bahwa di wilayah kami terdapat 2 bendungan yang dibangun dengan mengatas-namakan rakyat Indonesia, berhutang ke rentenir kelas wahid bernama World Bank (Bank Dunia) sebesar 60 juta dollar AS untuk pembangunan Proyek Irigasi Dumoga yang menghasilkan Bendungan Touraut dan Kosinggolan yang prasastinya ditanda tangani langsung oleh Presiden kala itu.
Sayapun ragu akan pengetahuan bapak presiden bahwa di wilayah kami terdapat Taman Nasional Bogani-Wartabone yang menjadi salah satu bagian penting dari paru-paru dunia. dan menjadi salah satu pusat kajian penelitian Wallace yang sangat terkenal itu. sehingga para ilmuwan dari berbagai penjuru dunia menjadikannya salah satu impian untuk didatangi? bahkan di map google Earth tempat tersebut disamarkan saking strategis dan betapa pentingnya geologi, topografi maupun sumber hayati dan nabati disana. Margasatwa Dumoga menjadi Taman Nasional Dumoga Bone (TNDB) yang sekarang namanya berubah menjadi Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW) seluas 287.115 Ha.
Saya jadi teringat pada kunjungan beliau yang pertama ke Manado dengan mendatangi salah satu pasar tradisional tempat dimana hewan-hewan langka dan dilindungi dimutilasi dan dikonsumsi secara liar. dengan melontarkan kalimat tawar-menawar harga tanpa menjelaskan bahwa hewan tersebut adalah habitat yang mesti dilindungi dari kepunahan.
Tidak dapat disangkal bahwa Kota Manado yang gemerlap dengan ratusan mall dan pertokoan yang dibangun dengan menimbun pantai yang berpotensi menenggelamkan ikon wisata kelas dunia pulau bunaken akibat pergeseran garis pantai. menjadi salah satu tempat yang bagus untuk percontohan kemajuan industri perdagangan. adalah salah satu daya tarik tersendiri bagi para pemimpin negara untuk membanggakan proses pembangunannya. perlu bapak ketahui bahwa pusat-pusat perdagangan disana akan ramai jika para petani-petani di Bolaang Mongondow menikmati hasil panen padi, jagung, rotan dan hasil hutan mereka.
Terus terang saya bukan pemilih bapak, tetapi sebagai warga negara Indonesia yang baik ketika bapak dikukuhkan sebagai presiden maka saya adalah bagian dari rakyat yang sekarang dipimpin oleh beliau, termasuk wilayah kelahiran saya.
Harus saya sampaikan bahwa secara geografis dan demografis sepertiga dari wilayah Sulawesi Utara terletak di Bolaang Mongondow. dan hanya berjarak 3 jam perjalanan darat dari Pusat Manado atau 15 menit penerbangan dari Sam Ratulangi menggunakan jet pribadi yang bapak gunakan pada masa kampanye dulu. lebih jauh jarak tempuh yang bapak lakukan untuk ke Sangihe atau tempat lain di Sulawesi.
Perlu juga bapak ketahui bahwa di Tanah kami terdapat berton-ton kandungan Emas yang tertinggi kandungan kadar karatnya, yang senantiasa menjadi incaran para investor kelas dunia untuk menjadikannya seperti tanah papua dan merusaknya.
Semoga dilain waktu dalam kepemimpinan bapak sebagai presiden, akan kembali ke Sulawesi dan menjadikan Bolaang Mongondow sebagai salah satu kunjungan terbaik di era bapak. kami akan kibarkan bendera warna-warni dan merah putih di sepanjang jalan Trans Sulawesi dan AKD. menjemput dengan lambaian tangan dan pekikan dega niondon di setiap gerbang wilayah tanah totabuan.