Mohon tunggu...
ali nurdin
ali nurdin Mohon Tunggu... -

Lahir di Ciledug-Tangerang-Banten. Sekarang Bekerja di SLB Negeri Taliwang, Sumbawa Barat, NTB

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Jejakkan Kaki di Gili Maringki

21 September 2014   20:13 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:01 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mendengar Gili Maringki merupakan sesuatu yang asing bagi saya. Apalagi saat saya mencoba bertanya kepada teman-teman yang berasal dari Lombok Timur (Lotim) banyak pula yang tidak tahu. Tapi rasa penasaran saya dan istri tidak terbendung untuk mengunjunginya. Sebab, keponakan saya akan melangsungkan syukuran atas pernikahannya dengan pria Maringki.

Sabtu (23/8) sepulang sekolah kira-kira jam sebelasan saya langsung menggas motor. Selepas dari pelabuhan kayang saya merapat ke rumah salah seorang sahabat. Barangkali dia bisa menunjukkan arah gili Maringki. Gili dimana bila sudah kemarau tiba pada puncaknya, kambing sampai memakan kertas untuk menunya sehari-hari. Tak lama info di dapat saya kembali membawa istri menggas motor.

Dengan meraba-raba arah jalan sampailah kami di Selong. Lalu bertanya kemana arah Desa Sakra, lalu Desa Kruak dan singkat cerita kami di Pelabuhan Telong Enong, Jero Waru, Lotim. Setelah sebelumnya kami dituntun oleh paman pengantin pria bernama Tamrin. Yang memang mau ke Maringki untuk memancing. “Sekalian” katanya. Seorang guru honor yang merangkap sebagai operator dapodik di sekolahnya plus usaha bengkel. Alhamdulillah dari dua kegiatan samping tersebut bisa menuntupi kebutuhan rumah. Ceritanya singkat.

Di pelabuhan Telong Enong cukup lama kami menunggu jemputan. Hingga ba’da magrib tiba lah perahu berukuran sedang membawa lima penumpang. Tiga diantaranya teman kerja yang berprofesi di bidang kesehatan. Satu bapak pengantin pria dan satunya sang pengantin, Tarmizi.

Suasana sudah gelap. Angin laut cukup kencang saat beberapa kali menghantam perahu. Cipratan air sesekali mengenai kami. Dalam hati, hanya kalimat-kalimat tayyibah yang ku ucapkan. Berharap kuasa Allah SWT agar kami selamat sampai tujuan. Cukup dua puluh menit kami sudah merapat di Gili Maringki. Alhamdulillah kami selamat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun