Tema : Peran operator dalam memajukan pendidikan dan perekonomian di daerah pinggiran kota dan pedalaman.
Peranan telekomunikasi di perdesaan dan pinggiran kota
Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan. Kondisi ini membuat setiap wilayah Indonesia terpisahkan oleh tempat, jarak, dan waktu. Akses dengan menggunakan sarana transportasi dari pulau satu ke pulau lain membutuhkan biaya dan waktu yang tidak sedikit. Sarana telekomunikasi mengambil peranan penting dalam hal ini, yakni untuk memudahkan akses antar pulau sehingga dapat memotong biaya dan waktu akses. Akhirnya setiap pulau di Indonesia tetap dapat terhubung satu sama lain dan dapat saling bertukar informasi dengan mudah dan cepat.
Sarana telekomunikasi sudah menjadi salah satu kebutuhan primer masyarakat. Mengakses informasi menggunakan sarana dan prasarana telekomunikasi sangat mendukung kemampuan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Akan tetapi, tidak semua lapisan masyarakat dapat menggunakan dan merasakan sarana dan prasarana telekomunikasi. Hal ini dikarenakan kondisi wilayah Indonesia yang terdiri dari rural area dan urban area. Sarana dan prasarana telekomunikasi di rural area umumnya belum merata. Selain itu, juga karena adanya lapisan masyarakat dalam tingkatan ekonomi, lapisan masyarakat ekonomi menengah ke bawah umumnya belum banyak yang memiliki daya untuk menggunakan sarana dan prasarana telekomunikasi.
Sarana dan prasarana telekomunikasi yang menyebar, menyeluruh, dan mudah didapat sangat diperlukan agar aliran informasi dapat diterima oleh seluruh kalangan tanpa terkecuali. Kemudahan mengakses informasi dapat berdampak baik pada perekonomian dan pendidikan. Oleh karena itu, pemerintah dan stakeholdernya berperan penting dalam mengembangkan sarana dan prasarana telekomunikasi terbaik, tidak hanya untuk wilayah dan lapisan masyarakat tertentu saja tapi juga hingga ke pedalaman desa dan masyarakat di pinggiran kota.
Sarana dan prasarana telekomunikasi di perdesaan yang memadai dan mudah di jangkau memang sangat diperlukan mengingat peranan desa sebagai heterland atau daerah pendukung bagi wilayah perkotaan. Secara umum karekateristik desa-desa di dunia berorientasi pada pertanian, oleh karena itu desa juga memiliki peranan di bidang ekonomi yakni menyuplai produksi pangan baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor. Desa juga berfungsi sebagai lumbung bahan mentah dan tenaga kerja. Pada era perkembangan dan kemajuan teknologi dan telekomunikasi sangat disayangkan jika desa yang memiliki peranan dalam membangun bangsa belum bisa merasakan dampak positif dari perkembangan tekonogi dan telekomunikasi ini.
Permasalahan telekomunikasi di perdesaan dan pinggiran kota
Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung dibawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Wilayah perdesaan terletak di pedalamam dan umumnya terkesan sebagai daerah yang terisolasi dan tertinggal dengan taraf hidup serta kesejahteraan yang rendah. Hal ini disebabkan oleh pembangunan yang belum merata, khususnya dibidang telekomunikasi. Terisolasinya perdesaan menyebabkan informasi yang di dapat masyarakat desa terbatas, sehingga berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan desa yang relatif lambat.
Terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan desa tidak hanya disebabkan karena pembangunan telekomunikasi yang belum merata hingga ke perdesaan. Kondisi perekonomian yang masih rendah, taraf hidup dan kesejahteraan yang dibawah rata-rata masyarakat kota membuat masyarakat desa tidak memiliki daya beli untuk menggunakan sarana dan prasarana telekomunikasi. Oleh karena itu, sarana dan prasarana telekomunikasi yang diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan perdesaan harus mudah di dapat dan di jangkau sesuai dengan kemampuan masyarakat perdesaan.
Upaya meningkatkan telekomunikasi di perdesaan dan pinggiran kota
Terdapat beragam upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan desa. Tumbuh dan berkembangnya suatu desa ditandai dengan meningkatnya taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat desa. Salah satu upaya untuk dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat desa ialah dengan menjadikan masyarakat desa sebagai masyarakat yang berbasis informasi. Mudahnya informasi yang masuk harapannya dapat membuka wawasan dan mencerdaskan masyarakat desa sehingga taraf hidup akan semakin meningkat. Selain itu, peluang usaha juga akan semakin terbuka yang nantinya akan meningkatkan perekonomian sehingga kesejahteraan masyarakat desa semakin meningkat.
Pembangunan perdesaan di bidang telekomunikasi merupakan suatu langkah untuk dapat mewujudkan masyarakat desa yang berbasis informasi.Berkembangnya sarana dan prasarana telekomunikasi di perdesaan dapat memudahkan akses informasi, sehingga desa tidak lagi terisolasi dari dunia luar. Beragam upaya dilakukan pemerintah untuk dapat membangun sarana dan prasarana di bidang telekomunikasi. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah ialah program “Desa Berdering” tahun 2007 hingga 2011. Program ini merupakan bagian dari program kerja Direktoral Jendral Pos dan Telekomunikasiyang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan, dan pemerataan pembangunan di perdesaan.
Memajukan desa bukan hanya tugas pemerintah, tapi juga seluruh pihak terkait. Kerjasama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat desa, dan mitra kerja dalam hal ini perusahaan sawasta di bidang telekomunikasi, sangat dibutuhkan dalam memenuhi sarana dan prasarana telekomunikasi di perdesaan. Target jumlah desa dalam program ”Desa Berdering”ialah 38 ribu desa, akan tetapi data tersebut dirubah menjadi 31 ribu desa karena ada beberapa desa yang sudah dibangun akses oleh operator telekomunikasi. Hal ini menunjukan bahwa kerjasama pemerintah dengan berbagai pihak, khususnya perusahaan swasta operator telekomumikasi sangat diperlukan agar dapat mempercepat proses pembangunan serta perkembangan sarana dan prasarana telekomunikasi perdesaan.
Peranan XL sebagai Operator Seluler
PT Axianta Tbk. sebagai penyedia layanan operator turut berpartisispasi membantu pemerintah dalam membangun bangsa dengan memajukan perdesaan di bidang telekomunikasi. Salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia ini memiliki visi “Menjadi juara seluler Indonesia, memuaskan pelanggan, pemegang saham dan karyawan”. Melalui visi ini PT Axianta Tbk. berusaha untuk selalu menyediakan layanan terbaik dan berkualitas untuk Indonesia. Beragam program telah dilakukan XL untuk meningkatkan kualitas layanan terbaiknya, khususnya dalam hal tarif. XL berupaya agar tarif yang dikenakan kepada pelanggannya tidak hanya dapat dinikmati oleh kalangan tertentu tapi juga oleh seluruh lapisan masyarakat.
Perusahaan XL yang berdiri pada 6 Oktober 1986 dengan nama PT. Grahametropolitan Lestari yang kemudian dekenal dengan nama PT. Exelcomindo kini telah berganti nama menjadi PT. Axianta Tbk. sejak Desember 2009. Perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan dan layanan umum ini mulai beroperasi secara komersial dengan fokus wilayah Jakarta, Bandung dan Surabaya sejak tahun 1996. Saat itu XL menjadi perusahaan tertutup pertama di Indonesia yang menyediakan layanan teleponi dasar dalam bidang seluler. Pada tahun 2005 XL menjadi perusahaan terbuka yang tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang saat ini dikenal dengan nama Bursa Efek Indonesia (BEI)
Sebagaimana benih yang memiliki kualitas tinggi, PT. Axianta Tbk. terus tumbuh dan berkembang dengan baik menjadi tanaman yang perakarannya dalam menghujam tanah, kerindangannya menyejukkan semua orang dan buahnya yang memiliki kualitas terbaik. Perubahan dan perbaikkan terus dilakukan agar dapat menjadi juara perusahaan seluler di Indonesia sebagaimana visi yang diusungnya. Pada tahun 2000 XL mulai merambah pangsa pasarnya di Sumatra dan Batam. Kemudian di tahun 2005 XL juga mulai memperluas jaringannya ke Kalimantan dan Sulawesi serta meluncurkan leased line dan Internet Protocol (IP). Hingga sekarang XL terus menyalurkan layanannya dan memperluas jaringannya hingga ke seluruh pelosok Indonesia.
PT. Axianta Tbk. tidak hanya mengepakkan sayapnya di wilayah perkotaan saja, akan tetapi juga hingga ke perdesaan. Terbukti dari layanan XL yang sudah hadir di Sukabumi sejak tahun 2001. XL melayani sekitar 400 ribu pelanggan di 380 desa, 52 kecamatan di seluruh Sukabumi dengan di dukung 115 BTS. Pada bulan April 2010 XL juga sudah membangun Base Transceiver Station (BTS) ke 20 ribu di wilayah Lebak, Banten, Jawa Barat. Harapan dengan dibangunnya BTS ke 20 ribu ini diharapkan potensi yang dimiliki Jawa Barat, khususnya dalam bidang pariwisata dapat terakses sehingga meninggatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Kini dengan adanya BTS di Kabupaten Lebak, Banten, layanan XL dapat menjangkau sekitar 130 ribu pelanggan di 345 desa dan 27 kecamatan.
Selain jangkauan yang luas hingga ke wilayah pelosok, XL terkenal sebagai operator dengan tarif termurah. Beragam program inovatif banyak dilakukan, khususnya dalam hal tarif murah. Deras arus persaingan antara operator seluler menjadikan banyak operator yang belomba-lomba menurunkan tarifnya, akan tetapi terkadang penurunan tarif diiringi dengan penurunan kualitas layanan seperti sinyal yang lemah. Hal ini berbeda dengan XL, tarif murah yang ditawarkan XL tidak lantas menurunkan kualitas layanan yang ditawarkan. Murah tapi tidak murahan, mungkin itu kalimat yang tepat untuk XL. Walaupun menerapkan tarif murah, PT. Axianta Tbk. tidak lantas menjadi rugi, strategi perusahaan yang diterpakan tetap menjadikan XL sebagai perusahaan yang kokoh.
XL turut membangun bangsa dengan memajukan pendidikan dan pembangunan di wilayah perdesaan dan pinggiran kota. Jaringan XL yang luas dengan tarif yang dapat dijangkau oleh seluruh kalangan sangat membantu dalam perkembangan dan kemajuan perdesaan dan pinggiran kota. Melalui layanan yang diberikan XL kini masyarakat perdesaan dan pinggiran kota tidak harus ketinggalan informasi, mereka bisa dengan mudah bertukar informasi melalui komunikasi via telepon seluler, internet, maupun jejaring sosial. Mudahnya informasi yang masuk dapat menjadikan masyarakat perdesaan dan pinggiran kota sebagai masyarakat berbasis informasi.
Berdasarkan penelitian yang disampaikan International Telecommunication Union (ITU)bahwa pertumbuhan sektor telekomunikasi sebesar satu persen akan menggerakkan pertumbuhan ekonomi sebesar tiga persen. XL telah membantu dalam pertumbuhan sektor telekomunikasi di perdesaan dan pinggiran kota, dengan begitu diharapkan perekonomian di perdesaan dan pinggiran kota juga dapat meningkat. Peningkatan perekonomian desa dan pinggiran kota dapat meingkatkan kesejahteraan masyarakat. Mudahnya akses informasi juga dapat mencerdaskan masyarakat, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat desa dan pinggiran kota. XL sebagai operator seluler yang memberikan layanan terbaik dan berkualitas telah memberikan kontribusi dalam membangun bangsa melalui layanan terbaiknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H