Mohon tunggu...
Rosiana Febriyanti
Rosiana Febriyanti Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga dan guru

Senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Buku Revolusi Dari Desa, Tak Penting Untuk Dibaca, Tapi Penting Untuk Direalisasikan

16 November 2014   13:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:41 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14160934871094190736

Penulis : Yansen TP

Penerbit : Elex Media Komputindo, Jakarta,

Tahun Terbit :2014

Tebal buku : xxviii + 194 halaman

Ekpektasi yang besar membuat saya berpikir bahwa buku ini cukup menarik untuk dibaca, namun terpatahkan setelah saya mengunduhnya secara gratis di kompasiana. Tak ada kupu-kupu indah seperti yang tergambar di cover bukunya. Kurang seru, bahkan lebih mirip dari skripsi, laporan, atau karya tulis yang bahasanya kaku dan penuh teori belaka.

Saya mengintip keterangan lainnya untuk memenuhi rasa penasaran saya, siapakah penulis buku setebal 194 halaman ini.  Yansen, TP., M. Si. adalah Bupati Malinau kedua periode 2011 – 2016. Pantas saja buku ini menyebut-nyebut nama Desa Malinau. Sebagai anak guru, beliau hidup disiplin, ulet dan tekun menuntut ilmu yang telah menghantarkan gelar doktor bidang ilmu administrasi Universitas Brawijaya (2011). Karir PNS dimulai di kantor gubernur Provinsi Kalimantan Timur (1986), kemudian camat di tiga kecamatan berbeda (1993-2001), sebelum menjabat Kepala Kantor Catatan Sipil Bulungan dan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Malinau (2001). Sekretaris Daerah Kabupaten Malinau (2002 – 2009) dijabat sebelum menjadi staf ahli Gubernur (2009 – 2011).

Sebagai praktisi pemerintahan,  ia menuliskan wujud pertanggungjawabanya dalam bentuk buku yang berjudul “Revolusi dari Desa”. Benar saja dugaan saya, ternyata buku ini adalah metamorfosis dari kajian doktoral atas penyelenggaraan Gerakan Desa Membangun (Gerdema) dalam memajukan Kabupaten Malinau yang aman,nyaman dan damai. Tak heran jika bahasa dalam buku ini baku dan menjemukan, terutama bagi saya yang awam tentang dunia pemerintahan.

Ide revolusi  desa yang ia tekankan ialah, “Inti pembangunan adalah memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada rakyat, dari rakyat,untuk rakyat. Karena semua masalah pembangunan terletak di desa, maka fokus pembangunan harus dimulai dari desa.”

Untuk itu, ia mencetuskan sebuah program yang dimulai dari Desa Malinau. Program tersebut dinamakan GERDEMA (Gerakan Desa membangun) yang mencakup:

vRevolusi dalam hal penerapan konsep pembangunan, integrasi antara pendekatan partisipatif dan teknokratik yang bermuara di desa.

vRevolusi dalam penyerahan urusan dariperangkat teknis daerah kepada pemerintahan desa.

vRevolusi dalam hal konsistensi antara formulasi,implementasi, dan evaluasi kebijakan pembangunan desa oleh pelaku pembangunan dan masyarakat desa.

vRevolusi dalam hal pengelolaan dana pembangunan dengan memberikan kepercayaan penuh kepada desa melalui control anggaran secara mandiri.

vRevolusi dalam pelaksanaan otonomi secara penuh di desa, sebagai bagian komitmen membangun kedaulatan negara yang hakiki.

Bagaimana pembuktian-pembuktiannya? Lihat saja pada Bab VII, halaman 161 mengenai rekam jejak pelaksanaan program ini selama dua tahun. Memang masih dibutuhkan kerja keras, kerja tulus, kerja cerdas, dan kerja bersih dari seluruh rakyat dan stake horder pemerintahan agar program ini dapat berhasil. Buku ini wajib dibaca oleh mahasiswa ilmu pemerintahan, calon pemimpin bangsa, dan para perangkat pemerintahan agar kebermaknaannya serta kebersamaan membangun desa terasa keberhasilannya. Terima kasih dan ucapan selamat kepada Pak Yansen atas terbitnya buku ini, ide Bapak sangat menginspirasi. Selamat berjuang!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun