Mohon tunggu...
Rosiana Febriyanti
Rosiana Febriyanti Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga dan guru

Senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kado Lebaran, Mau Daring atau Luring?

13 Mei 2020   02:58 Diperbarui: 13 Mei 2020   03:02 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembicaraan mengenai kado lebaran apakah sebaiknya dilakukan daring atau luring sebenarnya tidak ada hubungannya dengan tradisi di keluarga saya. 

Silakan saja jika ada yang senang berkirim kado lebaran baik secara daring maupun luring karena yang tahu kondisinya adalah Anda sendiri. Apakah tepat kado disampaikan secara langsung kepada keluarga lain yang tinggalnya agak jauh dari rumah Anda. Pemberlakuan PSBB pun seharusnya kita indahkan. Jika tidak memungkinkan bisa dengan berkirim paket melalui jasa kurir. 

Sementara itu, jauh sebelum pandemi corona terjadi, biasanya setiap lebaran Om, bulik, dan sepupu saya yang tinggal di Jakarta berkumpul di rumah orang tua saya sebagai kakak tertua setelah kakak pertama meninggal. Kami bersalaman, berbincang, bertanya kabar, saling berkunjung dan mencicipi hidangan khas keluarga masing-masing. Setelah berpamitan, kami berbagi makanan tersebut atau kudapan sebagai buah tangan.

Bila dalam sehari kami mengunjungi empat rumah kerabat, itu artinya kami harus empat kali makan makanan berat yang disajikan oleh empunya rumah. Kami harus makan sebagai tanda menghormati mereka. 

Oleh karena itu, kami menyiasatinya dengan mengatur lambung kami agar tidak terlalu sesak dengan makanan. Obrolan ringan ditambah perjalanan ke rumah-rumah famili bisa berlanjut sampai malam atau keesokan harinya.

Sekarang, tak ada momen seperti itu lagi. Kalau berkirim foto ketupat dan opor saja bukankah itu hanya akan memancing kerinduan yang mendalam? Saya dan Anda mungkin hanya bisa berharap, lebaran tahun ini kita bisa berkumpul dengan famili dan kerabat kita kembali.

Meskipun tak ada acara bertukar kado, tetapi acara makan bersama dan berkumpulnya keluarga itulah yang paling kami nantikan. Sekarang, harapan untuk saling bertatap muka pupus karena pandemi. Semalam, di rumah saya terjadi hujan angin yang besar. 

Beberapa rumah tetangga (masih di sekitar pesantren) kabarnya ada asrama yang  atapnya terbawa angin, ada rumah ustaz yang terkena banjir karena tempias, ada pos satpam yang pagarnya rubuh karena tanah longsor dan ada kelas putra yang tertimpa pohon tumbang. Sejak kemarin sore otomatis akses jalan di sekitar pos satpam putri tertutup karena longsor dan listrik juga padam. 

Alhamdulillah, keadaan saya baik-baik saja. Saya langsung teringat mama dan adik, apakah baik-baik saja. Terdengar suara dari ujung telepon bahwa adik saya di Jakarta sudah melahirkan. Saya berlindung kepada Allah dari segala bencana. Keselamatan, kesehatan, dan keamanan adalah sejatinya hikmah kado lebaran yang kami nantikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun