Menatapi garis sendu dimata ibu
Menggambarkan kerinduannya akan hidup damai
Sepanjang malam diatas ranjang mewah iya tersedu-sedu
Sama sekali tidak pernah menikmati empuk kasur yang ia tiduri
Kisruh batin yangs selalu ia perangi sejak ia mempertahankan dinda dalam kandungan
Hingga dinda lahir perempuan tua itu masih saja membenci ibu
Ibu selalu jelaskan itu nenek
Itu nenek sayang
Tapi sekalipun aku tak pernah melihat ibu diperlakukan sebagai menantu
Lebih mirip sebagai seorang babu
Dan ibu yang jauh lebih gagah dari perempuan tua itu lebih memilih memasang badan
Dari pada sekedar melawan dengan omongan
Plak ! plak! Plak !
Aku pernah saksikan
Tangan keriput perempuan tua itu mendarat tajam dipipi ibu
Tanpa rasa iba sama sekali.
Masih saja tak ada perlawanan
Aku tidak mengerti mengapa mengapa ibu sanggup menahan itu
Aku pernah memaksa bertanya pada ibu
Ibu mengapa ibu?Mengapa bu?
Dengan raut pilu ia menjawab
“sabar sayang, ibu sedang berusaha mempertahankanmu “
Sudahlah bu, jika perempuan tua itu tak sudi menerima kita
Aku rela hidup di jalan asal kita berdua
Dan hari itu seorang ibu dan anak pergi meninggalkan istana
Turun ke jalan untuk sebuah kedamaian.
Turun dari ranjang mewah tidur diatas selembat tikar
Dan sebuah bantal yang ditiduri berdua
Tanpa selimut , tanpa penerangan,
Hanya saja aku merasa begini lebih hangat
Dari pada harus melihat ibu bangunsubuh tidur subuh bangun subuh
Ah,
Apa yang baru saja aku lamunkan
Bayang-bayang masa lalu belum juga surut dari ingatan ku
Dalam ruang sempit yang membuat kami selalu berdekatan
Aku pandangi lekat-lekat wajah ibu
Ia nampak lelah
Memejamkan mata seperti tak ingin bangun lagi
Tidak! Tidak ! tidak
Aku harus belajar giat
Aku harus belajar giat
Aku akan berjuang untuk wanita baja yang telah memperjuangkan ku
Aku harus sukses
Dan akan kubahagiakan ia yang telah meilih memperjuangkan aku
Dan mengorbankan hidupnya.
Ya tuhan ku
Jangan biarkan ajal menyentuhnya sebelum aku balas budinya
Sudah bu jangan risaukan lagi nasib anakmu
Lebih dari sekedar baju baru dan mmeiliki perempuan tua itu
Aku ucapkan terimakasih karena telah mempertahan kan aku
Dan berjuang untuk hidup ku
Terimakasih bu untuk semua pengorbananmu
Terimakasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H