Mohon tunggu...
Jayamahe
Jayamahe Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Francoeur

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Hari Pertama Sebaiknya Pendidikan Politik “Bukan Sekedar Kampanye”

17 Maret 2014   03:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:52 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13949751441902557398

Menyambut hari perdana pelaksanaan Kampanye pada hari minggu ini tanggal 16 Maret 2014, untuk menjelang Pemilu Legislatif yang akan dilaksanakan pada tanggal 9 April 2014 yang akan datang sebaiknya ke 12 partai politik peserta pemilu seperti :

1.Partai Nasdem

2.Partai PKB

3.Partai PKS

4.Partai PDI

5.Partai Golkar

6.Partai Gerindra

7.Partai Demokrat

8.Partai PAN

9.Partai PPP

10.Partai Hanura

11.Partai PBB

12.Partai PKPI

Lebih mengedepankan tema kampanye yang mengutamakan pemberian pendidikan politik pada masyarakat dan bukan sekedar kampanye yang hanya sebuah proses penyampaian informasi ataupun berupa penyampaian janji – janji semata pada masyarakat yang bertujuan untuk mendapatkan dukungan dalam pemilu mendatang, dalam tema ataupun pelaksanaan kampanye perdana yang dilakukan pada hari minggu ini tanggal 16 Maret 2014. Karena rakyat Indonesia ataupun masyarakat secara umum sebagai warga negara Indonesia perlu tahu apa pentingnya menggunaan hak suara/pilih mereka dalam pemilu yang akan datang.

Sedangkan pendidikan politik sendiri adalah salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat didalam menggunakan hak dan kewajibannya sebagai warga negara, terutama diera sitem politik pemerintahan yang demokrasi seperti di Indonesia saat ini. Yang dapat dimaksud sebagai penggunaan hak dan kewajibanya sebagai warga negara tersebut pada saat ini adalah, seperti menggunakan suaranya atau hak pilihnya dalam pemilu yang akan datang.

Pendidikan politik tentunya harus didasari dengan poltical insight (wawasan politik) yang dapat membantu masyarakat memiliki sikap kritis terhadap situasi politik yang ada pada negaranya, sehingga mampu membangun rasa tanggung jawab masyarakat sebagai warga negara agar, ikut berpartisipasi politik untuk membangun bangsa dan negaranya sehingga membangun political consciousness (kesadaran politik) yang mampu membangun rasa kesukarelaan ataupun keterikatan dengan pemilu mendatang sehingga mampu meminimalkan tingkat apatis atau golput pada pemilu yang akan datang.

Selain itu mengingat bahwa partai politik mempunyai peranan dalam proses pendidikan politik. Sehingga bukan hanya sekedar melaksanakan kegiatan kampanye semata yang hanya memberikan janji – janjinya kepada masyarakat,  mengacu pada Gaffar dan Amal bahwa Dalam hal ini pendidikan politik kepada masyarakat dilakukan secara formal melalui partai politik, yang menanamkan nilai – nilai ideologi dan loyalitas kepada partai. Tentunya juga loyalitas kepada negara.

Selain itu berdasarkan Ramlan Surbakti pendidikan politik juga dapat diartikan sebagai berikut :

pendidikan politik merupakan suatu proses dialogik diantara pemberi dan penerima pesan. Melalui proses ini para anggota masyarakat mengenal dan mempelajari nilai-nilai, norma-norma, dan simbol-simbol politik negaranya dari berbagai pihak dalam sistem politik seperti sekolah, pemerintah, dan partai politik.

Dan yang terpenting pada konsep pendidikan politik adalah yang disebut sebagai political forming , yaitu pendidikan politik untuk membentuk insan politik yang menyadari status/kedudukan politiknya di tengah masyarakat. Sehingga membangun political consciousness (kesadaran politik),yaitu sadar akan hak dan kewajibannya, sadar pula akan akibat atau dampak dari pilihannya.

Karenanya kita perlu berkaca pada bertold Brecht seorang penyair dari Jerman, Sutradara Teater , Seorang marxist yang menentang Nazi, berikut ini.

Buta yang terburuk adalah buta politik, dia tidak mendengar, tidak berbicara dan tidak berpartisipasi dalam peristiwa politik.

DIA TIDAK TAHU BAHWA BIAYA HIDUP , HARGA KACANG , HARGAIKAN , HARGA TEPUNG , BIAYA SEWA HARGA SEPATU DAN OBAT SEMUA TERGANTUNG KEPADA KEPUTUSAN POLITIK.

DIA TIDAK TAHU BAHWA , DARIKEBODOHAN POLITIK LAHIR PELACUR , ANAK TERLANTAR , DAN PENCURI TERBURUK DARI SEMUA PENCURI , POLITISI BURUK , RUSAKNYA PERUSAHAAN NASIONAL DAN MULTINASIONAL.

Bertold Brecht 1898 – 1956

Ibid., Hlm 111.

Mukthie Fadjar. Partai Politik Dalam Perkembangan Ketatanegaraan Indonesia .Malang: Setara Press. 2012. Hlm 18.

Ibid.,Hlm 19.

Ramlan Surbakti. Memahami Ilmu Polilik .Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.1999. Hlm 117.

Kartini. Pendidikan Politik Sebagai Bagian Dari Pendidikan Orang Dewasa .Bandung: Mandar Maju. 2009. Hlm 63.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun