Mohon tunggu...
Agus Prayitno
Agus Prayitno Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Tiada hari tanpa kawan Baru

Selanjutnya

Tutup

Politik

Lirik Lagu dalam Pekatnya Kabut Demokrasi

29 September 2015   09:04 Diperbarui: 2 Oktober 2015   07:25 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejenak mendengar lagu di link di bawah ini

https://www.youtube.com/watch?v=sPD1I2-x0Vk

teringat lagu lagu dari group band Power metal dengan lagu lagunya  bisa membangkitkan semangat , katakanlah lagu yang berjudul SIRNA atau Pesta dansa atau Bidadari ..kita bersemangat menghentakkan kaki di Lapangan saat mereka konser.

tetapi yang saya perhatikan dari lagu ini adalah agak terdengar kontradiktif meskipun enak juga untuk menghentakkan kaki tanpa mencermati lirik yang di sampaikannya.

mengupas kembali Demokrasi berikut salah satu pengertiannya 

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik  secara bebas dan setara.

sumber ( wikipedia )

Desember 2015 Masyarakat akan menggelar Pesta Demokrasi , yang salah satu bagian aplikasi dari demokrasi adalah memilih pemimpin secara langsung , Bupati, walikota untuk Daerah tingkat dua dan Gubernur ,Wakil Gubernur untuk daerah tingkat satu.

Salah satu yang menjadi titik perhatian adalah antusiasme masyarakat terhadap pesta demokrasi adalah karena faktor uang, pada  seperti pada tulisan saya sebelumnya yang berjudul " Memilih Pemimpin dalam demokrasi Transaksional "

dalam menyampaikan Gagasan  rencana Pembangunan daerah kedepannya kepada masyarakat atau bisa di katakan sebuah pertemuan Dialogis kepada masyarakat  , seorang Calon Pemimpin Daerah mau tidak mau harus mengeluarkan " amplop " dulu supaya masyarakat bersmangat untuk datang.

Perspektif demokrasi yang yang saya bayangkan adalah dimana masyarakat secara rela dan ikhlas  memilih calon pemimpin daerah tanpa mengharap " amplop " di bayar di muka ,sehingga di harapkan menghasilkan output Pemimpin yang juga bekerja dengan Ikhlas untuk mengabdi sepenuh hati kepada masyarakat untuk menyejahterakan masyarakatnya..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun