Jika orang-orang tidak melihat prestasi di pemerintahannya yang cukup singkat, bukan kapasitas saya menjelaskannya.
Jika orang-orang mengomentari sikapnya terhadap SBY, saya coba ikutan menulis. Setelah "mendengar" sikap Mega yang ditulis media-media, saya melihat Mega adalah wanita perkasa. Kalem, kalau bicara dinilai lambat, juga dinilai gendut, gendutnya mirip mbok penjual pecel (saya hanya menuliskan saja ya), Ibu Mega akhirnya menjadi sisi baru wanita Indonesia. Mengapa?
1. Ibu Mega memiliki kesan anggun jika berkebaya.
2. Jika berpakaian biasa, tetap juga anggun dan buat ciri khas Ibu-Ibu Indonesia.
3. Ibu Mega tidak pernah dibahas media dengan pernak-pernik wanita sosialita.
4. Meski saya baca tidak sepaham dengan adiknya, Bu Rachma yang anaknya memakai nama Soekarno dan ditulis media anak Soekarno yang paling dekat dengan bapaknya, Bu Mega tetap nomor satu di politik.
5. Ibu Mega tidak bisa dikalahkan saudaranya yang lain. Sukma yang pernah menjadi istri penguasa Mangkunegara yang juga mendirikan partai, atau Kartika Sari yang "go internasional" dengan pergaulannya tetap tidak bisa menandingin Ibu Mega.
6. Pengalaman Ibu Mega berumah tangga dengan 3 suami benar-benar memberi inspirasi bagi saya sebagai wanita. Ia dapat tegar menjalani masa-masa itu.
7. Ibu Mega juga pernah dan masih mendapat tempat di atas kaum Adam. Saya terpesona waktu membaca Ibu Mega bersama suaminya almarhum Taufik Kiemas mendapat gelar adat dari Ranah Minang, juga bagaimana politikus Batak bermarga Simbolon berselisih karena mengungkap suatu ungkapan di depan Ibu Mega.
8. Ibu Mega merupakan satu-satunya wanita yang di garis depan berjuang melawan Soeharto, saya yang masih bocah waktu itu membaca kisah PDI hingga peristiwa berdarah yang akhirnya menjadi PDI-P.
9. Ibu Mega satu-satunya wanita yang "keras" di atas prinsipnya saat media menyoroti sikapnya terhadap SBY. Beliau bagai batu karang, tak mempan oleh jenderal bintang lima sekalipun yang tak berhasil merebut maaf dari Mega.