Mohon tunggu...
Rini Nainggolan
Rini Nainggolan Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Rini O. Nainggolan, Mrs. Paul Schmetz

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Wanita Yang Berhasil Mendidik 11 Anak

26 Oktober 2014   17:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:41 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah sukses wanita yang berhasil di kehidupannya sudah banyak memang tetapi kini aku mau membahas Opung boruku, nenek dari Ibuku.

Nenekku, Bunga Intan Malau tidak sampai lulusan pendidikan tinggi. Ia adalah putri dari pejuang karena seingatku kakek buyut itu adalah veteran. Opung buyut ini memiliki istri sebanyak lima orang secara keseluruhan (yang diketahui keluarga besar) dan anak bungsu opung buyut ini bahkan di bawah usiaku tetapi tetap mendapat gelar Opung, Ibuku bersama saudaranya memanggil Tante. Dulu hubungan itu begitu dekat bahkan tak jarang adik Opung boru ini bercanda dengan kakaknya. Hubungan Opung dengan Ibu tirinya juga dulu unik, Opung memanggilnya Inang sedangkan istri opung buyut memanggil Opungku “Opung Oki” (Nenek Oki).

Opung memiliki 11 anak (di luar keguguran, cerita Opung), dari 11 anak itu hanya satu laki-laki yaitu Tulangku (Tulang=Paman). Bagaimana cara Opung mendidik ke-11 anaknya. Yang perempuan mengerjakan pekerjaan rumah tangga, yang besar mengasuh adiknya yang masih kecil, bisa memanfaatkan tanaman dari pekarangan. Ke-10 anak perempuan ini tidak mengenal mejeng sore-sore alias duduk-duduk setelah mandi (karena nantinya akan ada pria lajang lewat atau singgah cerita-cerita). Ibuku bercerita bahwa mereka pulang dari sawah saja sudah sore sekali lalu masih mengerjakan pekerjaan rumah. Mereka wajib ke sawah walaupun sudah capek pulang sekolah yang sebagian ditempuh berjalan kaki sebelum&setelah naik angkot. Saat itulah ibuku dan saudaranya bertekad tidak mau bertani 100% karena sudah merasakan punggung terbakar jika di sawah.

Kisah Tulangku lain lagi, ibu sering menceritakan ini hehe. Tulangku dulu manja sekali sampai berumur sekitar lima tahun. Semua permintaan tulangku hingga usia itu dipenuhi dan jika sulit dipenuhi maka opungku akan berusaha memenuhinya misalnya ada tamu dan Tulang minta uang maka walaupun sulit akan dipenuhi opungku. Suatu kali di gereja, opung boru mendengar khotbah tentang mendidik anak. “Hajarlah anakmu dengan rotan sewaktu kecil, maka engkau akan menyelamatkan hidupnya”. Begitulah kira-kira didengar opung boru. Maka saat tulang bereaksi lagi, opung boru menghajarnya dengan beberapa lidi sampai Tulang minta ampun dan orang-orang pun kasihan.

“Sudah, sudahlah” kata orang-orang. Opung doliku (kakek) yang justru sebenarnya yang bertipe keras mendidik anak pun ikutan memarahi Opung Boru.

“Tidak, aku sudah dengar khotbah bahwa anak harus dihajar waktu kecil biar tidak kebiasaaan. Masih kau ulangi lagi?” Tanya Opung boru sambil terus beraksi dengan lidi sebagai ganti rotan tersebut. (Waduh serem, aku terakhir dihajar waktu SD hehe, ketiga adikku yang laki-laki sampai SMA pun masih dihajar karena berantem).

Dari kisah tersebut, Opungku menikmati keberhasilan membesarkan anak. Meski tidak kaya raya, anak-anaknya bisa berusaha sendiri. Dari pihak Ibuku, aku memiliki sepupu sebanyak 30 orang, ckck luar biasa ^_^.

Wanita yang berhasil salah satunya adalah yang berhasil mendidik anak-anaknya. Selamat ya Opung.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun