Emas, merupakan logam mulia yang memiliki karakteristik fisik tidak mudah aus dan berkarat. Selain memiliki sifat fisik yang baik, emas juga memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Berdasarkan data dari harga-emas.com, harga emas pada tanggal 29 Maret 2015 adalah sebesar Rp 503.870,28 untuk harga beli dan Rp 504.290,74 utuk harga jualnya. Harga emas dari tahun ke tahun juga mengalami kecenderungan menaik.
Sistem Pembayaran Mengguanakan Emas.
Pada milenium keempat SM, bangsa Mesir telah menggunakan emas batangan sebagai alat tukar dan alat pembayaran di negaranya. Setelah itu, emas banyak digunakan di negara-negara besar lainnya seperti Persia, Byzantium, Ramawi, dan Khilafah Ustmani sebagai mata uang dalam bentuk logam. Emas sebagai alat tukar dan mata uang juga banyak digunakan oleh negara-negara di dunia. Namun, pada tanggal 15 Agustus 1971 sistem mata uang emas dihapuskan oleh Presiden AS, Richard Nixon, seiring dengan dihapuskannya sistim Bretton Woods. Sejak saat itu hingga sekarang, mata uang resmi yang digunakan oleh negara-negara di dunia adalah uang kertas tanpa ada kandungan emas di dalamnya.
Investasi Emas.
Setelah emas tidak lagi digunakan sebagai alat tukar ataupun mata uang, bukan berarti kehadiran emas tidak berharga lagi. Emas tetap menjadi komoditas unggulan dalam salah satu pilihan berinvestasi. Sebelum emas digunakan sebagai salah bentuk investasi masyarakat umum seperti saat ini, emas digunakan oleh bank sentral untuk menjamin nilai tukar suatu mata uang. Artinya, pemerintah bersama bank sentral menjamin nilai mata uang kertas yang digunakan saat ini dengan cadangan emas yang dimiliki oleh negara. Seiring dengan makin berkembangnya sistem perekonomian dan pengetahuan masyarakat, mulai bermunculan yang dinamakan investasi emas.
Mengapa harus investasi emas? Selain memiliki keunggulan fisik yang tidak mudah aus dan berkarat, emas juga mempunyai kelebihan lain yang pantas menjadikannya dalam bisnis investasi. Emas memiliki kemampuan yang dapat menghasilkan imbal balik yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan investasi di bidang saham ataupun obligasi. Nilai yang terkandung dalam emas juga tidak terpengaruh oleh inflasi yang terjadi di suatu negara, berbeda halnya dengan investasi uang dalam bentuk deposito dan sejenisnya yang nilai tiap tahunnya pasti akan terpengaruh oleh adanya inflasi. Sekarang ini emas banyak digunakan sebagai investasi atau hedging (perlindungan) terhadap aset kekayaan yang dimiliki oleh individu, perusahaan bahkan suatu negara.
Jika dilihat kondisi perekonomian Indonesia saat ini, terutama di pasar keuangannya yang cenderung mengalami ketidakpastian karena melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, emas dapat dijadikan pilihan alternatif untuk berinvestasi dibandingkan dengan investasi dolar. Mungkin saat ini seseorang yang memiliki cadangan dolar akan memperoleh keuntungan jika menukarkan dolarnya dengan rupiah karena ia mendapatkan harga lebih dibandingkan saat ia membeli dolar di masa lalu saat rupiah tidak seburuk saat ini. Namun, hal ini tidak bisa menjadi dasar patokan yang tetap. Jika kondisi pasar keuangan Indonesia mulai membaik dan rupiah mengalami penguatan bahkan nilai tukar rupiah terhadap dolar menjadi sangat baik, investasi dalam bentuk dolar tidak lagi menjanjikan. Begitupun dengan investasi lain seperti deposito, saham ataupun obligasi. Saat rupiah mulai mengkhawatirkan, tingkat suku bunga deposito, saham dan obligasi akan tinggi dengan harapan jumlah uang yang beredar di masyarakat berkurang sebagai antisipasi terjadinya inflasi. Hal sebaliknya juga terjadi saat rupiah mulai sehat, suku bunga akan turun mengikuti kondisi pasar, dan keuntungan yang didapat oleh pemegang deposito, saham ataupun obligasi akan berkurang pula.
Hal semacam ini tidak begitu berlaku dalam investasi emas. Bagaimanapun keadaan nilai tukar rupiah terhadap dolar dan inflasi yang dialami suatu negara, harga emas tidak terlalu berpengaruh. Saat rupiah melemah seperti saat ini, harga emas memang mengalami kenaikan. Namun, suatu saat nanti jika rupiah mulai menguat lagi tidak akan ada perbedaan harga yang berarti yang terjadi pada emas. Bahkan harganya cenderung semakin meningkat setiap tahunnya tanpa begitu memperdulikan nilai tukar ataupun inflasi. Keadaan seperti ini bisa terjadi karena adanya faktor kelangkaan. Emas merupakan barang tambang yang semakin waktu mengalami kelangkaan. Permintaan akan emas semakin tinggi, namun ketersediaan di alam juga semakin terbatas.
Pilihan investasi emas ada dua macam, yaitu investasi dalam bentuk emas batangan atau emas fisik dan investasi dalam bentuk emas berjangka. Investasi dalam bentuk emas fisik/ emas batangan sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat. Mungkin yang sedikit terdengar asing adalah investasi emas berjangka. Investasi emas berjangka adalah suatu bentuk instrumen yang diperjualbelikan di dalam suatu bursa tanpa adanya bentuk fisik dari emas. Mungkin hampir sama dengan obligasi ataupun saham, namun dalam investasi emas berjangka, tetap logam emas yang dijadikan patokan dalam penentuan harga dan transaksi. Investasi emas dengan bentuk fisik emas membutuhkan dana 100% dalam proses transaksi dan dapat langsung mendapatkan keuntungan. Berbeda halnya dengan investasi emas berjangka, tidak membutuhkan dana 100% dalam melakukan transaksi namun jika mendapat keuntungan juga tidak dapat langsung dirasakan. Investasi emas berjangka lebih rentan terhadap fluktuasi harga emas jika dibandingkan dengan investasi emas fisik. Investasi emas fisik lebih cocok dan sesuai dalam jangka panjang, sedangkan investasi emas berjangka lebih sesuai dalam jangka pendek.
Secara umum, investasi dalam bentuk emas memang lebih aman dan menjanjikan dibandingkan dengan investasi bentuk lain. Apalagi di tengah keadaan yang serba tidak pasti seperti saat ini, menjadi pilihan yang tepat untuk mengamankan aset kekayaan. Seperti halnya investasi lainnya, investasi emas juga mempunyai beberapa opsi yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat umum. Tinggal bagaimana keputusan masyarakat dalam memilih pilihan investasi yang sesuai dengan keadaan dan kondisi mereka. Emas memang tiada duanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H