Saya percaya bahwa alam semesta maha luas ini, memiliki banyak sekali pararel dalam dimensi ruang, waktu, cahaya dan milyaran gelombang elektromagnetik dengan susunan kimiawi yang tak terjangkau oleh kemampuan berpikir manusia. Tersusun dalam rangkaian abstrak, terbalut komponen - komponen misterius - Begitu rumit. Hingga kepercayaan itu hanya baru terasa indah, jika kita mendahulukan rasa di banding logika. Memilih menikmati daripada berpikir. Dan...semua memang terangkai indah di alam semesta ini. Allah SWT adalah penggemar keindahan. Dan saya yakin, IA adalah Arsitek Maha Agung hingga apapun yang di ciptakanNya senantiasa berbalut keindahan. Begitu pula untuk Neraka....Mungkin terasa panas membara dan penuh siksa bergantung pada Iman dan dosa manusia, namun Neraka ciptaan Allah SWT sendiri, saya yakini memiliki keindahannya tersendiri.
Bagi saya, kematian bukanlah sesuatu yang menakutkan. Karena bukan akhir dari segalanya, malah awal dari keabadian yang harus rela mengakhiri kefanaan yang terlanjur lekat di tubuh dan jiwa kita yang terlanjur di pelihara oleh kefanaan. Di dunia milik Tuhan yang penuh keindahan misterius ini. Saya yakin, banyak sekali terurai pararel dimensi, ruang, waktu dan cahaya yang tak bisa kita pilih. Tapi mereka lah yang memilih kita sesuai karma yang lekat di kehidupan fana kita. Bahwa kematian akan membawa kita memasuki satu dunia pararel milik Illahi. Setiap manusia pasti akan di pilih oleh pararelnya sendiri. Itu lah sebab ada kepercayaan tersendiri tentang "Tempat Orang Beriman" dan "Tempat Orang Berdosa" yang belum pasti berbentuk Surga atau Neraka.
Sifat Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang telah menjadi landasan keimanan saya, bahwa sebenarnya tak ada Siksa Illahi. Allah SWT tak akan pernah tega menyiksa mahluk ciptaanNya sendiri. IA terlalu lembut dan terlalu Maha Pengasih untuk melakukannya. Siksaan itu mungkin akan datang dalam bentuk karma dan dosa yang datang menagih di pararel waktu kita sebelum menuju keabadian yang hakiki. Setidaknya, itulah analisa keimanan saya terhadap bentuk kematian yang sesungguhnya.
Saya tidak pernah takut pada kematian. Karena saya yakin....pararel dimensi, ruang, waktu dan cahaya yang akan memilih saya kelak. Adalah sebentuk pararel penuh keindahan dan kenyamanan hasil ciptaan Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, untuk kemudian membawa saya pada kehidupan abadi yang sebenarnya. Amin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H