Mohon tunggu...
Reza Zaki
Reza Zaki Mohon Tunggu... -

S1 Fakultas Hukum UGM (Minsus Hukum Dagang)\r\n\r\nS2 Hubungan Internasional UGM (Minsus Diplomasi Perdagangan Dunia)\r\n\r\nKetua @rumahimperium (Lembaga Wirausaha Sosial Kab Sumedang)\r\n\r\nPeneliti Pusat Studi Perdagangan Dunia UGM\r\n\r\nwww.rezazaki.com I @RezaSZaki

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Prof Rhenald Kasali untuk Merawat Rumah Akademik

8 Oktober 2014   18:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:53 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tulisan yang ada di depan pembaca sekalian merupakan dorongan antar Aktivis Sosial lintas generasi. Sejujurnya, saya belum pernah bertemu secara langsung dengan Prof. Rhenald Kasali serta saya juga bukan merupakan Alumni Universitas Indonesia, melainkan saya lulus dari kampus saudara dekat yakni Universitas Gadjah Mada.

Tak perlu bertemu secara langsung untuk bisa menuliskan sosok seorang Prof. Rhenald Kasali. Cukup Anda temui karya-karyanya di balik orang-orang desa yang pernah dibantu hidupnya oleh nasihat tulus beliau serta duduk dan berdiskusilah dengan anak-anak muda yang terjun mewakafkan dirinya sebagai aktivis sosial di seantero negeri. Gambaran visual dan cerita empiris dari mereka ini adalah gambaran seutuhnya seorang Prof Rhenald Kasali yang sebentar lagi akan memasuki babak baru dalam hidupnya sebagai Calon Rektor Universitas Indonesia.

Beliau pernah menulis sebuah artikel yang berjudul “Rektor-rektor Administratif” pada Tahun 2013. Salah satu kutipannya sebagai berikut :

Universitas negeri berkesempatan pertama menyeleksi calon mahasiswa dan menjadi tujuan utama kaum cerdik pandai. Kampus yang sehat bukan hanya belajar dari buku, dosen, dan laboratorium, melainkan juga cara rektornya memimpin dan memberi contoh. Negeri yang sehat tak hanya melahirkan orang pandai, tetapi juga panggilan pengabdian, kepedulian sosial, dan daya kreasi-inovasi. Wajar jika masyarakat berharap kampus-kampus itu dipimpin orang yang mampu menjadi role model, mempunyai reputasi yang kuat, berwawasan, dan visioner.

Bagaimana sekarang? Belakangan ini kita justru mendengar keluhan wisudawan dan mahasiswa baru yang mengantuk mendengar pidato tak menarik. Mereka mengatakan ” Baik rektor, dekan, maupun karya-karyanya sama-sama tak dikenal. Mereka hanya bicara jumlah lulusan.”

Kini tulisan tersebut akan menjadi kertas berbunyi karena Sang penulis, yakni Prof Rhenald Kasali akan memasuki panggung yang lebih kontekstual untuk menjadi orang nomor satu di Kampus Perjuangan tersebut. Universitas Indonesia kini sedang berbenah. Setelah beberapa waktu yang lalu, pimpinan kampus ini justru terlibat dalam skandal korupsi yang merupakan barang “Haram” di dunia akademik.

Prof. Rhenald Kasali tiba-tiba muncul sebagai Calon Rektor UI yang Lovable. Atmosfer Pilrek UI ini dalam pandangan saya memiliki daya tarik yang sama kuatnya ketika pada tahun 2012, ketika itu saya masih menjadi Wakil Presiden BEM KM UGM bersama teman-teman di Tingkat Universitas dan Fakultas mengawal Pilrek UGM yang saat itu muncul sosok Lovable bernama Prof. Pratikno (FISIPOL UGM).

Kemenangan Prof. Pratikno memang menjadi suka cita di Kampus Kerakyatan. Beberapa hari setelah kemenangannya, kebetulan sekali Prof. Pratikno mengundang Pengurus Harian BEM KM UGM untuk makan malam di Restauran Thailand di daerah Jalan Kaliurang, Yogyakarta. Di tengah-tengah kami menyantap makanan pada malam itu, kami diceritakan bagaimana proses pencalonan beliau sebagai Rektor UGM yang cukup mendadak apabila di kalkulasi secara administratif. Akan tetapi, dukungan yang terus mengalir setiap harinya menjadi energi beliau untuk merawat rumah akademik yang bernama Universitas Gadjah Mada. Ketika Prof Pratikno terpilih secara resmi sebagai Rektor UGM, tawaran-tawaran dari media, perusahaan, dsb berdatangan untuk meminta kerjasama kemitraan dengan UGM. Hal ini menunjukan bahwa Prof Pratikno memang sosok yang menawarkan optimisme kolektif baik di internal maupun eksternal UGM.

Kini, UI sedang kedatangan sosok serupa. Walaupun beda keilmuan, namun ketokohan Prof Pratikno dan Prof Rhenald Kasali sama-sama diakui baik secara nasional maupun internasional. Pria kelahiran 54 tahun silam ini memang dikenal sebagai sosok yang memiliki kepedulian sosial yang amat tinggi. Sepak terjangnya dalam dunia akademik juga tidak diragukan lagi apabila melihat hasil goresan tangannya di sejumlah buku, jurnal, artikel koran, dsb. Kemenangan Prof Rhenald Kasali sebagai Rektor UI dijamin akan meningkatkan gairah lahirnya para pemimpin baru di Rumah Akademik seperti UI, UGM, ITB, UIN,  Universitas Paramadina, dan sederet kampus terbaik lainnya.

Di akhir tulisan ini, saya ingin mengetuk kesadaran publik terutama Civitas Akademika UI yang memiliki daulat tertinggi untuk melahirkan Lovable Rector di kampusnya untuk sekian tahun ke depan. Kemenangan Prof Rhenald Kasali kelak, harus dimaknai sebagai era transformasi Perguruan Tinggi dari To be served menjadi To serve. Rumah Akademik sudah semestinya melahirkan keluarga yang bahagia dalam mengembangkan keilmuan tanpa tertindas oleh oligarki mimbar akademik. Rumah Akademik harus bisa dipimpin oleh aktor yang memiliki Sense of social yang megah agar selalu muncul hasrat untuk memperbaiki lingkungan sekitarnya.

M.Reza S.Zaki S.H.MA (@rezaszaki)

Ketua Rumah Imperium

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun