Mohon tunggu...
Rendratoso Santoso
Rendratoso Santoso Mohon Tunggu... -

My name is Rendra Now I Am a Student Of Prof. DR. Moestopo Beragama, I like Writing, for me by writing we could take out our problem without hurting anyone. I am kind of fun person, and I like challenge.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Wanita dan Keadilan

3 Februari 2010   07:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:06 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Banyak gambar – gambar yang digunakan sebagai bahasa non Verbal untuk menyampaikan ide gagasan atau maksud tertentu, yang kemudian disebut symbol, pada jaman dahulu Bangsa Mesir sudah melakukan penyimbolan ini yang kemudian diketahui bernama hieroglyph,pada jaman modern seperti sekarang ini, dapat kita jumpai pada rambu – rambu lalulintas, lingkaran merah dengan warna putih di tengah dan ditengahnya ada garis merah berartiSTOP! (verboden) aliastidak boleh lewat, masih banyak sekali bahasa non verbal berbentuk gambar yang dipakai untuk menyampaikan maksud tertentu, termasuk lambang yang dipunyai perusahaan atau instansi.

Saya pernah penasaran dengan lambang – lambang instansi penegak keadilan atau kantor pengadilan, dan mata saya tertuju kepada gambar atau symbol keadilan yang dipunyai Negara Amerika, yaitu seorang wanita yang mengenakan kain putih sederhana membalut tubuhnya dengan mata ditutup dan tangan kanan memegang timbangan dan di tangan kirinya memegang sebuah pedang yang tajam dan kokoh, kembali lagi bahwa setiap symbol selalu memepunyai makna, maka secara kasar saya menafsirkan bahwa lambang seorang wanita diidentikkan dengan sosok yang mempunyai nurani yang peka daripada seorang laki – laki yang cenderung menggunakan pemikiran yang kadang tanpa mengutamakan nurani. Jadi jika keadilan itu harus mengutamakan nurani, maka jikalau seorang maling ayam dipukuli, diintimidasi baru dipanjara selama 2 tahun, sedangkan koruptormaling duit rakyat dengan wajah tenang penuh senyum tidak dipukuli atau diintimidasi dipenjara 2 tahun dengan fasilitas ISTIMEWAH, dimana nuraninya?.

Pada symbol tersebut wanita ini juga mengenakan lilitan kain putih dan sederhana, saya mengartikan putih itu suci dan kain sederhana ini adalah kesederhanaan yang dipilih oleh para penentu keadilan, pada dasarnya tidak memihak dan tidak bisa dipengaruhi materi untuk menentukan keadilan dan suci, jika system peradilan di Negara kita ini seperti ini niscaya tidak akan ada kasus suap Jaksa dan sebagainya.

Mata wanita ini ditutup menggunkan kain yang bisa diartikan bahwa keadilan itu buta tidak melihat pangkat, derajat, kekayaan dan lain – lain, di Negara kita (katanya sih sama, adil…dil…dil sumpah deh!).

Ditangan kanannya memegang timbangan, yang posisinya seimbang, bisa diartikan adil seadil – adilnya tidak berat sebelah, pernah saya membaca surat kabar asing tentang seorang yang melakukan pelecehan sexsual (sexual harassment) terhadap anak dibawah umur mendapat ganjaran hukuman mati (kursi listrik), keputusan ini mungkin diambil untuk memberikan efek jera kepada para calon pelaku yang akan merusak generasi muda bangsa Amerika. Di China seorang koruptor akan mendapat hukuman mati jika terbukti berkorupsi, mereka tidak meperdulikan HAM (Hak Asasi Manusia) yang sering menjadi benturan untuk menentukan sanksi kepada para pelaku kejahatan, meskipun Amerika gembar – gembor tentang HAM toh mereka tidak pandang bulu dalam menjatuhkan hukuman, dan tidak bisa dipengaruhi pihak lain, seandainya Negara kita tercinta ini bisa seperti ini (Berkarakter) tidak gampang disetir.

Ditangan kirinya menggenggam sebuah pedang tajam, dan saya artikan bahwa sebuah keadilan ini harus mempunyai kekuatan penegakhukum (law enforcement) yang handal kuat dan tidak bisa dipengaruhi dan adil. Saya teringat waktu kecil dimana disalah satu stasiun TV swasta memutar Drama China berjudul Judge Bo (semoga tidak salah tulis) ya hakim Bo ini adalah hakim paling adil dalam menentukan sebuah hukuman, tidak perduli rakyat kecil maupun pembesar kerajaan dan kemana – mana Hakim adil ini selalu diikuti oleh seorang jendral yang kuat dan piawai dalam ilmu beladiri dan bermain pedang yang akan selalu mendukung keputusan dari hakim adil ini, dan tidak segan untuk bertindak represif jika ada orang yang melanggar keadilan dan tidak mau mengakuinya. Kembali kita menoleh kedalam Negara kita, sebagai contoh nyata seseorang yang melakukan kesalahan melanggar rambu – rambu atau kelengkapan berkendara pasti mendapat sanksi tilang, tetapi pada prakteknya oknum petugas penegak hukumnya masih mau disuap sehingga para pelanggar tidak mendapatkan sanksi. Di Amerika seorang pelanggar lalulintas akan mendapat tilang, bahkan sampai mendapat sanksi pencabutan Surat ijin mengemudi seumur hidup jika memang fatal melakukan pelanggaran, lebih aneh lagi seperti yang kita lihat difilm seseorang yang memarkir mobil disembarang tempat akan mendapat surat tilang walaupun si pengemudi tidak ada ditempat kejadian, surat tilang dicepit dengan Wiper kaca depan, jika pengemudi tersebut tidak mau membayar denda dipastikan mobilnya akan dederek untuk dibawa kekantor polisi.Hebat ya? (Zero Policy for law breaker) tidak ada toleransi untuk pelanggar hukum

Jadi Apa arti dari lambang peradilan kita ya?

Salam damai

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun