Mohon tunggu...
muhammad suud
muhammad suud Mohon Tunggu... Editor - Pendidik, juga sering mengisi motivasi, training dan parenting. Setiap pekan mengisi kegiatan motivasi di radio prameswara Lamongan

Membangun Peradaban Islam melalui Pembinaan remaja

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Ketika Sang Ayah Pulang

4 Juli 2022   05:22 Diperbarui: 4 Juli 2022   06:39 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto tidak ada hubungannya dengan tema, sekedar pendukung tulisan. Ananda: Relung Fajar Sukmawati dan Dek Taza (DokPri: Mohamad Su'ud)

Suasana ganjil terlihat dari sebuah keluarga. Kami melihat dari kejauhan seorang ayah yang sedang lelah dalam perjalanan jauh berhari-hari, nampak lesu masuk dalam rumah.

Tidak kudengar ucapan salam dari lisan ayah dua anak itu. Sementara , sang istri hanya berdiri diri tegap sambil sibuk dengan aktifitas di depannya. Sang anak terhipnotis dengan benda mungil ditangannya. Sesekali mereka hanya senyum tipis.

Tidak ada tatapan wajah kerinduan. Tidak ada jabatan tangan kehangatan apalagi pelukan erat yang saling menguatkan. Sang Ayah masuk rumah seperti berjalannya serdadu kalah perang. Gontai. Ibu dan anaknya tidak bergeming dari tempatnya.

Datar, sunyi dan hambar. Sejak kapan kebiasaan dalam keluarga ini berlangsung?  Memang kenapa? 

Keluarga adalah basis kebahagiaan. Keluarga adalah kekuatan. Anak-anak yang kuat mental lahir dari keluarga yang penuh empati dan simpati. Rumah tangga yang berbalut keharuan dari anggota keluarga saling mendukung dan mensupport. 

Apa yang dilakukan salah satu anggota keluarga adalah bagian penting dari unsur keluarga yang lain. 

Ayah sebagai pemimpin keluarga perlu menata ulang SOP keluarga. Mengembalikan pada ruh bahwa keluarga adalah baiti jannati. Sang ayah memulai lebih dulu apa dan bagaimana melakukan sesuatu. 

Melihat kondisi di atas, maka wajib bagi sang ayah Melakukan inisiasi. 

Bila fragmen kepulangan ayah ke rumah di replay dan ditata kembali, maka sang ayah pemimpin tertinggi mengambil langkah: masuk area rumah dengan senyum lepas, tunjukkan kebahagiaan pada istri dan anak, ajak jabat tangan mereka, tanya kabar mereka, minta tolong kepada sang anak "tolong bawakan tas ayah".

Ayah, kau sumber energi

Ayah, kau motivator

Ayah, kau pemantik kesuksesan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun