Mohon tunggu...
Kevin Apriany
Kevin Apriany Mohon Tunggu... Buruh - apa ya?

selamat datang masa depan cerlang

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Artikel Utama

Cara Tepat Menghadapi Bayi Kejang

26 November 2013   01:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:41 1327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13854051061487877921

Mempunyai seorang balita memang repot-repot menyenangkan. Apalagi anak kita sudah mulai pandai berjalan, kalau tidak dijaga dengan seksama bisa-bisa mengalami kecelakaan kecil. Sekalipun kecelakaan kecil, namun akibatnya bisa membuat orang tua khawatir dan tidak tidur seribu satu malam. Balita, Bawah Lima Tahun, masih sangat rawan menderita sakit dikarenakan sistem kekebalan tubuh sang anak tidak sekuat sistem kekebalan tubuh orang dewasa. Akibatnya sang anak akan lebih mudah terserang penyakit. Mulai dari demam masuk angin, diare dan muntah, hingga kejang-kejang yang benar-benar akan membuat anda berada dalam kepanikan tiada tara. Kejang pada anak ada yang diawali dengan demam ada juga yang tanpa diawali dengan demam. Sedang kejang itu sendiri ada 2 yakni kejang komplek dan kejang sederhana. Kejang kompleks umumnya berlangsung lama (10-15 menit) sedangkan kejang sederhana biasanya berlangsung singkat. Masalahnya adalah, baik kejang sederhana maupun kejang kompleks, yang disertai demam atau pun tidak, dapat berakibat fatal. Kejang dapat pula disebabkan oleh tidak seimbangnya cairan tubuh, kurang asupan makanan yang mengakibatkan gula darah menjadi rendah, trauma otak,  otak kekurangan oksigen, diare dan muntah yang mengakibatkan elektrolit berkurang, atau bisa juga karena epilepsi. Diketahui bahwa usia anak yang sering terkena kejang adalah pada usia 6 bulan keatas, dan yang paling banyak adalah usia 18 bulan. Bagaiman Menhindari Kejang pada Bayi? 1.  Sediakan Termometer Badan Ukur selalu suhu bayi anda ketika demam.  37.5oC adalah rawan.  Kompres dengan air hangat dan beri             obat penurun panas (anti piretika misalnya paracetamol). 2. Bila bayi anda diare dan muntah disertai demam, kemungkinan bayi anda mengalami dehidrasi. Sediakan        selalu oralit di rumah anda, bila tidak ada campurkan air gula dan air garam sebagai penambah elektrolit        bagi tubuh nya. Bagaiama sikap kita ketika menghadapai bayi kejang? 1. Bersikaplah dengan tenang, jangan panik, apalagi sampai teriak-teriak menjerit histeris.  Ketika anda        panik maka anda akan kehilangan kemampuan untuk bersikap relistis mengambil tindakan. 2. Jangan peluk bayi anda. Baringkan bayi anda meghadap kesamping. Hal ini akan memudahkan air ludah yang tidak terkontrol dapat keluar dari mulut agar memudahkan jalan nafasnya. 3. Secara tradisional, umumnya bayi kejang akan diguyur dengan air yang banyak. Saya menyarankan untuk tidak melakukan hal ini. Buka bajunya atau longgarkan pakaiannya dan segera kompres pada dahi dan lipatan-lipatan tubuhnya seperti ketiak dan lipatan paha 4. Jangan beri air (termasuk Kopi sekalipun) ketika sedang kejang. Hal ini akan membuat bayi anda teredak dan dapat berujung pada kematian. 5. Tepuk-tepuk bayi anda dan panggil namanya untuk menggugah kesadarannya. 6. Jangan masukkan apapun termasuk jari anda karena akan mempersulit jalan nafasnya dan menghindari jari-jari anda terluka karena digigit :) 7. Sediakan obat anti kejang ; biasanya oral; diazepam misalnya, dan biasanya dimasukkan lewat anus ketika sedang kejang.  Jangan diberikan ketika anak anda telah berhenti kejang. 8. Segera bawa ke UGD  dan bukan ke poly bayi. Bagaimana dengan kejang tanpa demam? Segera bawa bayi anda ke UGD dan bukan ke poly bayi. Penaganan dini akan dilakukan dan mungkin akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut apakah bayi anda mengalami kerusakan otak (mungkin terjatuh atau terbentur) atau mungkin penanda awal akan penyakit misalnya epilepsi. Artikel ini sebagai bahan sharing bagi orang tua yang memiliki bayi. 2 minggu kemarin bayi saya nginap di ICU  disebabkan kejang yang sering berulang. Kejang pertama terjadi di rumah, mungkin suhunya 40C, kedua terjadi di UGD  dengan suhu 38.7C, sejam kemudian di bangsal dengan suhu 37.7 dan setengah jam kemudian dengan suhu 36.7 (atau mungkin termometer nya salah ya :) ). Penanganan telah dilakukan tetapi kejang masih berulang sampai diputuskan untuk dimasukkan ke ICU. Dari hasil CT Scan maupun  EEG tidak menunjukkan adanya kerusakan otak maupun kelainan syaraf. Anak saya muntah tanpa disertai diare selama 2 hari, hasil pemeriksaan darah normal baik haematology maupun elektrolit. Tidak diketahui pasti apa penyebabnya, tak mengapa, namun Terima Kasih Banyak kepada Tim Medis yang telah memberikan pertolongan dan merawat bayi saya selama sakit. Bismillah, semoga Allah memberikan kesehatan kepada kita semua. Amiin. Jangan lupa, bila bayi anda pernah menderita kejang, lakukanlah kontrol paling tidak sebulan setelah kejadian atau menurut saran dokter. Saya bukan dokter, saran saya ini hanya berdasarkan pengalaman pribadi dan informasi dari flyer maupun internet. Mohon maaf bila ada yang tidak sesuai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun