Mohon tunggu...
Hj. Ratu Atut Chosiyah
Hj. Ratu Atut Chosiyah Mohon Tunggu... -

Hj.Ratu Atut Chosiyah, SE. Lahir\r\ndi Ciomas, Serang, Banten, 16 Mei 1962 (49 tahun). Menjabat sebagai Gubernur Banten saat ini, dan merupakan Gubernur Wanita Indonesia pertama.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera dengan KB

20 Juli 2011   09:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:31 3260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KB (Keluarga Berencana) merupakan salah satu program pemerintah dalam rangka mengentaskan kemiskinan, yaitu dengan cara mengatur perkawinan, mengatur reproduksi, mengatur jarak kelahiran, dan mengatur jumlah anak yang ideal dalam suatu keluarga. Program KB diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sehingga bisa memutus mata rantai kemiskinan. Logika sederhananya, lebih mudah mendidik dan mengasuh 1 atau 2 orang anak daripada 5 sampai 7 anak dengan kondisi ekonomi pas-pasan.

Studi kasus di negara-negara maju, kesadaran akan pentingnya keluarga kecil bahagia, sehat, dan sejahtera sudah menjadi hal yang sangat mendasar. Di Cina misalnya, ada Undang-Undang yang mengatur bahwa setiap keluarga hanya boleh memiliki satu orang anak, dan apabila lebih akan mendapat sangsi yang berat. Di Amerika, pasangan menikah banyak yang tidak berani memiliki anak karena belum memiliki pekerjaan tetap yang bisa menjamin ekonomi rumah tangga.

Namun berbeda halnya dengan masyarakat Indonesia. Kita sering mendapatkan pasangan yang sudah memiliki 1-3 anak namun belum memiliki pekerjaan tetap. Oleh karena itu, untuk membangun kesadaran tentang pentingnya KB maka perlu dilakukan sosialisasi terus menerus dengan berbagai pendekatan sosial.

Keberhasilan program KB akan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, kegagalan KB akan berakibat pada ledakan jumlah penduduk dan menimbulkan masalah sosial karena keterbatasan lapangan pekerjaan, keterbatasan pangan, dan sebagainya. Sehingga, jumlah pengangguran akan meningkat, jumlah kemiskinan bertambah, dan seterusnya.

Pada prinsipnya, program KB tidak hanya dikhusukan kepada masyarakat miskin, tetapi kepada seluruh lapisan masyarakat dalam satu kesatuan pembangunan perempuan. Di samping manfaat KB juga berkaitan dengan masalah kesehatan keluarga terutama para Ibu. BKKBN pada 2010 menargetkan peserta KB baru sekitar 7;1 juta. Dari jumlah itu, 3,7 juta di antaranya adalah keluarga prasejahtera, sejahtera I, dan keluarga miskin.

Program KB sangat terkait dengan kebijakan pemberdayaan perempuan dalam mendukung terwujudnya keadilan dan kesetaraan gender. Kebijakan itu diterjemahkan dalam beberapa program aksi. Pertama, peningkatan kesempatan bagi kaum perempuan untuk menikmati pendidikan di semua jejaring, sehingga mereka memiliki posisi tawar yang tinggi menuju terciptanya keadilan dan kesetaraan gender. Kedua, peningkatan partisipasi masyarakat untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan anak serta menjaga kesehatan reproduksi, termasuk dalam keluarga berencana.

Ketiga, peningkatan akses kaum perempuan untuk berusaha di bidang ekonomi produktif, termasuk mendapatkan modal pelatihan usaha, program perluasan kesempatan kerja dan informasi pasar, sehingga dapat mendorong lahirnya kemandirian kaum perempuan dalam berwirausaha.

Keempat, peningkatan partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan dan perumusan kebijakan, sehingga tercipta kesinambungan perempuan di berbagai sector. Kelima, peningkatan perlindungan terhadap perempuan dan anak guna mencegah terjadinya diskriminasi, eksploitasi, kekerasan dan bahkan tindak perdagangan perempuan dan anak (Traffiking) yang dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip keterpaduan dan keseimbangan.

KB Banten

13111546871630132079
13111546871630132079
Saya selaku Gubernur Banten terus mengajak warga Banten untuk mengikuti program KB, termasuk di acara puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XVIII, Selasa (19/7) di Alun-alun Barat, Kota Serang. Pada acara yang bertema “Dengan Semangat Hari Keluarga XVIII Kita Mantapkan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional" itu, saya menyampaikan pentingnya KB baik bagi kesehatan keluarga, ekonomi keluarga, kelanjutan pendidikan anak, dan sebagainya. KB adalah program keluarga kecil bahagia, sejahtera, dan berkualitas. Pembinaan program KB di Banten terus meningkat dari tahun ke tahun. Dari tingkat kepesertaan keluarga misalnya, pada tahun 2009 mencapai 311.103 keluarga atau pasangan usia subur (PUS). Sedangkan pada tahun 2010 jumlah keluarga peserta KB mencapai 374.262 keluarga. Sementara, pada tahun 2011 dari target 376 ribu keluarga hingga pertengahan tahun ini sudah ada sekitar 190 ribu keluarga atau mencapai 52 persen. Peningkatan jumlah kepesertaan program KB tersebut diharapkan mampu menekan laju pertumbuhan penduduk di Banten yang mencapai 2,78 persen pada tahun 2010. Keberhasilan program KB di atas tidak terlepas dari peran semua pihak yangbekerjasama dengan BKKBN, di antaranya adalah unsur TNI melalui program KB Kesehatan terpadu. Laju pertumbuhan penduduk di Banten paling banyak di wilayah perkotaan terutama di Tangerang karena berbatasan dengan DKI Jakarta. Laju pertumbuhan penduduk itu bukan karena angka kelahiran tetapi warga pendatang baru dari luar daerah. Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa jumlah penduduk Banten saat ini mencapai 10,6 juta. Jumlah itu kemungkinan terus meningkat karena faktor urbanisasi seiring meningkatnya pertumbuhan industri di Banten. Urbanisasi pada satu sisi akan mengakibatkan tingkat pengangguran di Banten terus bertambah. Oleh karena itu, Keberhasilan program KB di Banten diharapkan bisa menekan laju pertumbuhan penduduk (LPP) yang lebih banyak didorong oleh faktor pendatang tersebut. Saya akan terus mengajak masyarakat agar mengikuti program KB. Sebuah program keluarga kecil bahagia, sejahtera, dan berkualitas yang dilakukan dengan berbagai kegiatan. Salah satu program kegiatan yang telah dicanangkan Pemerintah Provinsi Banten adalah program KB-kesehatan Terpadu bersama TNI. Demikian juga program peningkatan kualitas keluarga yang melibatkan 68.000 kader Posyandu serta para pendamping keluarga harapan (PKH). Pemerintah Provinsi Banten menghimbau kepada kalangan istri dan juga –khususnya kepala daerah— mulai tingkat desa/kelurahan di kab/kota untuk menjalankan kebijakan peningkatan kualitas keluarga dan program perilaku hidup sehat. Dengan KB, kita wujudkan keluarga kecil bahagia, sejahtera, dan berkualitas. Tentunya tujuan ini tidak akan terwujud tanpa dukungan dan kesadaran penuh dari semua masyarakat. Semoga pembangunan Banten ke depan lebih maju sebagaimana harapan kita bersama!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun