Mohon tunggu...
Hj. Ratu Atut Chosiyah
Hj. Ratu Atut Chosiyah Mohon Tunggu... -

Hj.Ratu Atut Chosiyah, SE. Lahir\r\ndi Ciomas, Serang, Banten, 16 Mei 1962 (49 tahun). Menjabat sebagai Gubernur Banten saat ini, dan merupakan Gubernur Wanita Indonesia pertama.

Selanjutnya

Tutup

Money

Peran Banten dalam Pencapaian Surplus Padi Nasional

18 September 2011   22:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:50 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Pada hari Kamis 16 September 2011, saya menghadiri pencanangan Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasis Korporasi (GP3K) Provinsi Banten di Desa Tanjung Anom, Kecamatn Mauk, Kabupaten Tangerang. Dalam acara yang digelar bersama ratusan petani se-Banten itu, saya menyampaikan harapan besar agar para petani bekerja lebih giat dan bersemangat khususnya dalam menyerap ilmu-ilmu dalam pendampingan dan pengawalan penerapan teknologi pertanian pada program GP3K.

Tidak lupa saya sampaikan apresiasi dan penghargaan tinggi kepada perusahaan BUMN yang memberikan dukungan terhadap GP3K yakni PT Antan, PT PLN, PTPGN, PT Akses dan PT Pusri Group. Dengan adanya dukungan dari BUMN, kita semakin optimis produksi padi tahun ini akan meningkat.

Pencanangan GP3K Provinsi Banten itu dihadiri Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Deputi Industri Primer Kementerian BUMN, anggota Komisi IV DPR RI, Ketua KTNA Nasional, Direktur PT Sang Hyang dan para pejabat terkait lainnya.

Program GP3K merupakan realisasi peran BUMN sebagai salah satu instrumen negara yang harus ikut menciptakan kesejahteraan masyarakat khususnya petani. Pada awalnya, program GP3K merupakan salah satu usulan Menteri Pertanian dalam rangka merancang pencapaian surplus 10 juta ton pada tahun 2014. Dalam usulan itu ditekankan perlunya membentuk BUMN Pangan melalui program sinergi BUMN dan pemanfaatan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) secara terkoordinasi.

Gayung pun bersambut, maka dibentuklah Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasis Korporasi. GPPK BUMN itu berperan untuk mendukung pencapaian empat target utama Kementerian Pertanian terutama pencapaian swasembada seperti kedelai, gula, daging sapi, dan lain-lain serta swasembada berkelanjutan seperti padi dan jagung.

Peran Banten

Tahun ini, Provinsi Banten menjadi salah satu daerah yang diprediksi akan meraih surplus produksi sehingga diharapkan memberikan kontribusi yang lebih besar dibanding tahun lalu. Pada 2010, Banten menempati urutan kesembilan dalam daftar daerah lumbung padi nasional dengan peningkatan produksi mencapai 10,77 dibandingkan 2009. Tahun lalu, produksi beras Banten mencapai 2,05 juta ton GKG atau lebih tinggi dibandngkan produksi 2009 yaitu 1,85 ton GKG. Hasil tersebut yang memberikan surplus sebesar 87.003 ton atau setara pemenuhan konsumsi beras penduduk Banten sekitar 1 bulan. Hal ini dipengaruhi oleh, salah satunya, peningkatan luas panen dari 366.138 hektar pada 2009 menjadi 402.699 hektar. Hal ini selain adanya dampak upaya pemerintah melakukan perluasan lahan pertanian, juga berkat penguatan teknologi. Pada tahun 2011, berdasarkan data yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) pada awal Juli lalu, produksi padi Banten diramalkan mencapai 68,47 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) atau mengalami kenaikan hingga 2,4 persen atau 1,59 juta ton dibandingkan produksi padi 2010 sebanyak 66,47 juta ton. Sedangkan jika dihitung hingga September 2011, Provinsi Banten telah memberi surplus 89 ribu tin beras. Ini artrinya, Provinsi Banten turut berhasil meningkatkan surplus padi 250 ribu ton dari 10 juta ton target pemerintah. Dalam upaya memperkokoh ketahanan pangan Banten, pemerintah provinsi terus meningkatkan indeks pertanaman, memperkecil gagal panen akibat musibah banjir atau serangan hama dan penyakit, mencegah dampak iklim, meningkatkan kemampuan petani dalam mengendalikan hama, menjamin ketersediaan pupuk, dan lain-lain. Sasaran utamanya adalah memperkecil sawah puso. Lewat berbagai program yang dijalankan pemerintah Provinsi, petani semakin mampu mengatasi hama dengan menyemprot insektisida tepat pada waktunya, sehingga bisa menekan jumlah padi tidak sampai mengalami puso. Pemerintah juga terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia petani. Para petani di Banten secara kontinyu dan bergantian terus dilatih cara bertanam yang baik melalui Sekolah Lapang Pengelola Tanaman Terpadu (SLPTT) di mana pada tahun 2010 sudah dilatih sekitar 2.500 kelompok tani. Tahun ini, direncanakan akan dilatih petani lain dengan mengandalkan 1.025 petugas penyuluh lapangan (PPL), pengamatan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (PPOPT), pengamat benih tanaman (PBT) dan peneliti. Kini, dengan adanya dukungan dari BUMN, saya semakin optimis Banten akan dapat meningkatkan produksi padi sebagaimana diharapkan bersama. Semoga!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun