Razia di luar Wilayah Hukum
[caption id="attachment_258861" align="alignleft" width="300" caption="Ilustrasi foto/theglobejourna"][/caption] Sabtu pagi adalah hari yang nahas bagi saya. Saat itu saya buru-buru pulang ke rumah guna mengambil tugas perkuliahan untuk dikumpulkan di waktu yang bersamaan. Motor pun ku pacu begitu cepat dan tanpa ku sadari pria berseragam coklat dan memakai sepatu kuda rupanya sedang melakukan razia di jalan Malahayati Gampong Baet Kecamatan Baitussalam Aceh Besar. Aku pun membelokkan laju motor ku.
Salah seorang pria yang bermakas di Poltabes Banda Aceh rupanya sudah sedari tadi bediri di seberang jalan, untuk mengantisipasi pelanggar kabur. Dan aku melajukan kembali motor ku, tak bisa ku elak dia tepat berada di depan ku. Aku pun enggan melewatinya lagi lantaran di saku sebelah kanannya itu terdapat pistol dan disangka aku melanggar lalu lintas.
Akhirnya aku dibawa ke tempat dimana para polisi itu menilang pelanggar. Disana perdebatan pun berlangsung sengit. SIM A ku ditahan lantaran SIM C ku telah hilang beberapa tahun lalu. Disana aku diminta untuk memperlihatkan STNK dan aku pun menyerahkannnya. Lalu dia meminta aku membayar denda sebesal Rp250ribu karena melanggar pasal 281 perihal saya tidak memiliki SIM C dan SIM fotokopi itu tidak dianggapnya sah dan seharusnya dibuktikan dengan surat kehilangan.
Lalu aku meminta diberikan slip biru namun polisi yang tidak ku tahu namanya lantaran tertupi dengan blazer hijaunya mengatakan di Aceh belum ada slip biru.
"Memang kamu mau bayar kemana pakai slip biru, di Aceh belum berlaku dan tidak bisa saya berikan," katanya.
"Lalu dendanya tidak bisa dikurangkan lagi, kalau tidak silakan tilang STNK saja" ucap ku pura-pura membujuk.
"Tidak bisa ini lihat kamu melenggar pasal ini dan dendanya memang segitu, kamu tidak memiliki SIM dan tidak motor kamu saya sita," bentaknya.
"Saya mau slip biru kalau tidak ada saya tidak mau," sambil aku berupaya menelpon teman lantaran jadwal final mata kuliah selanjutnya akan berlangsung.
"Kamu kalau mau berbicara pakai phonsel silakan jauh-jauh, saya tidak mau bicara dengan kau," ucapnya bernada kasar.
Lalu saya berangkat lagi ke kampus dengan berbonceng dengan teman lainnya karena saya tidak mau gagal perkuliahan lantaran urusan sepele ini. Dan meminta bantuan kepada teman untuk menyelesaikannya. Dan sama seperti sebelumnya pihak satlantas tetap memberikan slip tilang warna merah.