Mohon tunggu...
Daniel Iswahyudi
Daniel Iswahyudi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pencipta lagu anak, penulis cerita anak, trainer guru usia dini, pendidik dan pendongeng. "Anak pandai dan berkarakter tidak turun dari langit, tetapi harus dididik secara benar sejak usia dini"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memiliki Kekurangan Fisik Bukan Halangan untuk Berhasil

9 November 2015   10:05 Diperbarui: 9 November 2015   11:08 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya pernah melihat film tentang LENA MARIA, seorang wanita cacat, yang tidak memiliki kedua lengan, kakinyapun panjang sebelah.  Lena begitu gigih, dengan kakinya dia melukis, memasak, memegang garpu, membuka pintu dan memakai baju.  Dengan kakinya dia menyetir mobil yang sudah dimodifikasi dan dengan mulutnya dia menggigit sabuk pengaman dan menancapkannya pada tempatnya dan menjalankan mobilnya. Wajahnya begitu ceria, semangat hidupnya meledak-ledak, dengan gigih walau tidak punya dua tangan belajar berenang dan dia bisa!  Dia tidak berpikir, bahwa tidak punya tangan merupakan halangan baginya untuk bisa berenang, karena ikan tidak punya tangan dan juga bisa berenang.  Benar juga, dia berenang dengan menggerakkan tubuhnya seperti ikan dan kakinya seperti ekor ikan.  Dia berpikir bisa, berlatih dan ternyata bisa.

Yang membuat saya tambah heran, ketika diapun menikah dan bahagia.  Dia berpikir, bahwa tidak punya tangan bukan halangan untuk menikah.

Banyak orang yang fisiknya ‘normal’ namun pikirannya ‘sakit’, mereka tidak yakin apakah akan bisa menikah; “Apa ada yang mau dengan saya?” Pikirnya.  Banyak pemuda-pemudi berpikir begitu karena menyadari, dirinya ada kekurangan.  “Apa ada yang mau, hidung saya besar, kaki saya pendek, jari-jari saya besar-besar, apa ada yang mau, payudara saya kecil” kata mereka dalam hati.

Banyak orang terlalu konsentrasi pada apa yang jelek dari dirinya.  “Apakah ada yang mau menikah dengan saya, bagaimana kalau awalnya mau, tetapi akhirnya kecewa dan menolak aku, karena aku kasar, aku  egois”  yang lain menambahkan alasan ‘kelemahan’ lainnya.

Banyak orang berpikir, apa bisa menikah, apa bisa berprestasi, takut tenggelam dan tidak bisa berenang.  Yang membatasi bukan fisik, tetapi pikiran mereka.

Mereka lupa, bahwa di dunia ini memang tidak ada orang yang sempurna.  Setiap orang memiliki kelemahan, hanya saja mereka yang berhasil, adalah orang-orang yang berpikir, bahwa ‘kelemahan’nya bukan halangan untuk berhasil, cacat fisik bukan halangan untuk menikah, kelemahan fisik bukan batas untuk berkarya. Kenyataan menunjukkan, jika seseorang memiliki kelemahan fisik, biasanya justru punya kekuatan di bidang lainnya, entah insting atau seni. Itu keadilan TUHAN.

Tony Mendell, laki-laki tanpa tangan  yang bisa bermain gitar dengan begitu bagus dengan kakinya, sehingga Sri Paus, pemimpin tertinggi di Roma memanggilnya untuk bermain gitar di hadapannya dan itu dihadapan ribuan jamaah dan disiarkan di televisi.  Sejak itu ia bisa hidup dari konser demi konser dan undangan demi undangan yang diterimanya.

Orang memanggil dia bukan hanya karena dia bisa bermain gitar dengan ke dua kakinya, karena memang dia tidak memiliki tangan, tetapi orang terkesan dengan pandangan hidupnya, semangat hidupnya, gairah dan antusias nya menginspirasi banyak orang lain!  Tony Mendell, tidak berpikir, bahwa keadaan fisik merupakan halangan baginya untuk sukses meraih prestasi puncak.

Shakespeare, adalah orang yang lumpuh, namun ia berkarya besar dikenal sebagai seniman, sutradara sandiwara operete kelas dunia.

Beethoven, musik klasiknya masih terus diputar orang hingga hari ini.  Siapa menyangka bahwa ia justru memiliki gangguan pendengaran telinga?

John Milton, pengarang sajak/ puisi di Inggris adalah orang buta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun