Mohon tunggu...
Daniel Iswahyudi
Daniel Iswahyudi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pencipta lagu anak, penulis cerita anak, trainer guru usia dini, pendidik dan pendongeng. "Anak pandai dan berkarakter tidak turun dari langit, tetapi harus dididik secara benar sejak usia dini"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tanamkan Tekad yang Kuat Kepada Anak: Hargai Prosesnya, Bukan Hasilnya

4 November 2015   15:20 Diperbarui: 4 November 2015   15:41 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Demi menyambung siklus hidup maka ikan salmon berenang kembali ke hulu. Dia harus melawan arus melewati air terjun ataupun bebatuan. Bahkan bahaya dari beruang-beruang yang menanti dan menangkapnya dan memakannya. Kawanan ikan salmon bertekad untuk sampai ke hulu dan bertelur di sana. Dan setelah bertelur dan menetas maka ikan salmon akan mati. Tapi tekad ikan salmon yang menempuh jarak ratusan kilo menuju tempat asalnya adalah sebuah siklus hidup yang sungguh luar biasa. Sebuah tekad yang kuat sekali.

Untuk bisa sukses dan bahagia maka kita perlu tekad. Untuk membangun keluarga yang bahagia, kita butuh tekad. Karakter tekad ini perlu dikembangkan di dalam keluarga. Dan tekad dalam keluarga ini mencakup sikap-sikap yang pantang menyerah, gigih, giat bekerja, rajin belajar dan tidak mudah putus asa. Melalui teladan orangtua menceritakan pengalamannya pada anak-anaknya tentang bagaimana dulu mereka berjuang dalam hidup ini.

Mengawali dan merintis usaha dari nol hingga sukses. Sehingga anak menyerap nilai-nilai tekad dari orangtuanya. Tekad dalam keluarga mencakup untuk terus mengupayakan keunggulan dalam kinerja dan keharmonisan di tengah keluarga tanpa tergelincir kedalam jebakan perfeksionisme. Apa itu perfeksionisme? Sikap menuntut kesempurnaan dan tidak mentolerir kesalahan.

Mari tumbuhkan tekad yang kuat dalam setiap diri anak-anak kita, melalui teladan diri kita sendiri lebih dahulu. Orang tua juga harus menghargai setiap proses yang sedang terjadi dalam diri anak bila mereka telah bekerja keras dan memiliki tekad yang kuat. Anak-anak tidak akan patah semangat ketika mereka kalah bertanding. Karena kita lebih menghargai prosesnya, memuji persiapannya, memuji kekuatan dan ketekunannya dalam bertanding.

Lebih menghargai karakter dan bukan hasil. Lebih menghargai karakter dan bukan prestasi. Memuji karater lebih daripada prestasinya maka akan membuat anak menghargai proses dan itu membangun sebuah karakter, semangat dan tekad yang kuat.

Ketika anak mendapatkan nilai atau prestasi yang tidak sesuai dengan harapan kita, tetapi kita melihat mereka telah belajar atau berlatih dengan giat, maka seharusnyalah kita memujinya dan menghargai karakternya serta mendorongnya lebih giat lagi. Dengan demikian anak akan merasa dihargai dan akan tetap bersemangat meskipun hasilnya belum sesuai dengan keinginan. Anak tidak akan berputus asa dan akan mencoba, mencoba dan mencoba lagi. Belajar giat dan berlatih dengan semangat.

Sebagai orang tua yang bijaksana, kita hendaknya tetap bersyukur dan tidak patah semangat sekalipun hasilnya tidak seperti yang kita inginkan, itu juga yang terus kita tanamkan pada setiap anggota keluarga kita. Ketika setiap anggota keluarga mencoba melakukan hal seperti itu, maka nilai-nilai dan sikap seperti itu ditularkan.

Ketika semua anggota keluarga memiliki nilai-nilai tekad maka saya percaya akan menjadi lebih sukses bahkan kokoh dan bahagia. Orang tua sukses, anak-anak juga akan meneladani kesuksesan itu. Tanamkan terus tekad yang kuat dalam diri anak, hargai setiap prosesnya, dan dapatkan prestasi yang diharapkan pada akhirnya....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun