Mohon tunggu...
rahmat fajar
rahmat fajar Mohon Tunggu... -

Bekerja dan bermanfaat untuk masyarakat !!

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Selamat Datang di Banten: Provinsi Berjuta Pesona

26 Mei 2014   22:39 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:05 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kesibukan yang terjadi di daerah Tebet dan sekitarnya pagi itu agak terusik dengan aktivitas beberapa orang yang sejak pukul 06.00 sudah berada di tempat itu dan mempersiapkan beberapa perlengkapan dan hal lainnya untuk sebuah “hajat” besar yang terjadi bukan di tempat itu. Tebet, sebagai sebuah daerah yang terkenal dengan kepadatannya dan kesibukannya pada pagi itu memang menjadi saksi sebuah proses yang menarik bagi sebuah daerah yang baru berdiri sebagai sebuah provinsi, Banten. Ya, Kesibukan pagi itu terjadi di sebuah kantor penghubung provinsi Banten yang terdapat di Jl. Tebet Timur Raya.

Pagi itu, Kantor penghubung Provinsi Banten mengundang perwakilan guru yang terdapat di provinsi DKI Jakarta dan Sekitarnya untuk mengikuti kunjungan Wisata ke Provinsi Banten. Kunjungan wisata ini berlangsung dua hari dari tanggal 21 Mei hingga 22 Mei 2014 yang lalu. Tempat tujuan yang dikunjungi adalah Makam Sultan Ageng Tirtayasa dan sekaligus Kesultanan Banten lama, Pantai Ciputih dan sekaligus menikmati kenikmatan kuliner yang ada di Wilayah Provinsi Banten. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan kepada masyarakat tentang betapa besarnya potensi wisata yang terdapat di Provinsi Banten. Selain itu, kegiatan ini juga diadakan sebagai bukti betapa provinsi Banten sangatlah layak untuk dijadikan sebagai alternatif wisata dan sarana pembelajaran bagi siswa dan siswi yang berada di wilayah DKI Jakarta dan Sekitarnya tersebut. Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 30 guru yang berada di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Guru-guru tersebut tersebar dari berbagai macam bidang Studi, mulai dari Sejarah hingga Bahasa Indonesia.

Mengapa kegiatan ini menjadikan guru-guru di Wilayah Provinsi DKI Jakarta dan Sekitarnya sebagai Pesertanya pun memiliki tujuan tersendiri. Guru adalah ujung tombak perubahan yang ada di seluruh Dunia. Ketika Jepang di Bom Atom uleh sekutu pada perang Dunia ke Dua yang lalu, maka perintah kaisar yang pertama kali adalah menghitung berapa jumlah guru yang masih hidup pada saat itu dan enjaga sekaligus memberikan tugas kepada guru-guru yang tersisa itu untuk kembali membangun Jepang menjadi negara besar dan maju. Hasilnya, beberapa tahun kemudian, sisa Bom Atom yang jatuh di Hirosima dan Nagasaki seperti tidak pernah terjadi di Jepang. Jepang menjadi negara maju dan cukup hebat dalam hal teknologi. Penulis meyakini keberhasilan Jepang kembali membangun “puing-puing” peradaban itu adalah buah usaha dan kerja keras dari sosok yang di Indonesia disebbu sebagai pahlawan tanpa tanda jasa tersebut.

Kegiatan ini mengundang para guru SMA yang pada saat itu baru saja terlepas dari kesibukannya berkaitan dengan kelulusan di sekolahnya masing-masing. Ya, kegiatan itu diadakan dua hari pasca pemerintah Indonesia yang dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mengumunkan kelulusan SMA di seluruh SMA. Guru dianggap sebagai ujung tombak perubahan pola pikir yang terjadi bagi rakyat Indonesia. Keberhasilan internalisasi yang diberikan oleh Guru, akan membuat keberhasilan internalisasi kepada siswa dan siswinya. Guru-guru yang menanamkan kecintaan dan kebanggan kepada bangsanya sendiri akan membuat banyak manusia Indonesia pun akan bangga dnegan bangsanya sendiri, termasuk pada dimensi kecintaan dan kebanggan mereka pada tempat-tempat wisata yang ada di Indonesia. Sehingga akan banyak siswa Indonesia yang lebih bangga untuk mengunjungi tempat-tempat wisata yang berada di Indonesia daripada yang berada di luar Indonesia yang secara kualitas dan keindaan jauh lebih indah semua yang ada di Indonesia dibandingkan dengan yang ada di negara-negara lain. Penanaman nilai-nilai inilah yang kemudian berusaha ditanamkan oleh panitia Kunjungan Wisata yang diadakan oleh Dinas Provinsi Banten tersebut.

Dari Kemajuan Teknologi hingga menjadikan Banten sebagai Cordobanya Indonesia

Destinasi pertama kunjungan wisata ini diawali dengan mengunjungi makam Sultan Hasanudin yang terdapat di wilayah Banten lama atau di kecamatan Kesemen. Makam Sultan Hasanudin ini juga merupakan situs kepurbakalaan kesultanan Surosoan Banten. Situs yang hanya meninggalkan benda-benda sejarah tentang kehebatan dan kemajuan Masyarakat Banten pada zaman dahulu itu secara tidak langsung menceritakan betapa majunya masyarakat Banten pada masa-masa itu.

Masyarakat Banten pada masa itu bahkan sudah mengenal pengelolaan Air kotor dan diubah menjadi air bersih yang siap minum bagi masayarakat banten pada saat itu. Sebuah teknologi yang luar biasa yang pada saat ini baru digunakan oleh negara-negara maju di seluruh Dunia ini seperti Singapura dan Amerika Serikat itu. Teknologi sederhana yang digunakan pada masa Banten lama dahulu ternyata mampu mengalahkan dan menghancurkan pemahaman masyarakat dunia tentang kemajuan teknologi yang mereka miliki saat ini bahwa semua yang mereka miliki saat ini sudah pernah dimiliki oleh bangsa Indonesia pada masa beberapa abad yang lalu. Kenyataan ini sesungguhnya membuktikan betapa majunya teknologi masyarakat Banten pada saat itu.

Di samping itu, tata kota yang sangat rapi dan indah serta dengan segala strategi dan sistem perumahan dan bangunan yang luar biasa tersusun indah juga salah satu bukti betapa masyarakat Banten adalah masyarakat terdidik yang memperhatikan tata kota mereka dengan segala fungsinya. Tata kota adalah salah satu indikator kemajuan sebuah peradaban. Tata kota itupula adalah sebuah instrumen bagi para sejarawan untuk mengetahui kemajuan sebuah peradaban itu berdiri. Kita mungkin masih ingat dnegan kemajuan peradaban yang dimiliki oleh Italia dengan kota Venezianya yang membuat kota tersebut menjadi sangat indah dan menawan. Itu pulalah yang terjadi pada masyarakat Banten pada masa itu. Dan banten telah membuktikan betapa dia tak kalah Indah dengan tata struktur kota bagi sebuah peradaban yang ada di seluruh dunia.

Kunjungan kemudian dilanjutkan dengan mengunjungi Makam Pangeran Sultan Maulana Hasanudin yang merupakan salah satu sultan Banten yang membuat Banten menjadi sebuah kesultanan yang hebat dan ditakuti pada masa itu. Makam Pangeran Maulana Hasanudin ini terletak di samping masjid Agung Banten di sebelah timurnya. Makam Pangeran Hasanudin dan Masjid Agung Banten ini juga merupakan salah satu bukti betapa masyarakat Banten adalah masyarakat yang sangatlah islami dan sangat dekat dengan Nuansa keagamaan, khususnya islam. Banten sangatlah layak dijadikan sebagai kota kunjungan wisata religi bagi masyarakat.

Potensi Banten dengan banyaknya makam orang-orang sholeh terdahulu dan banyaknya makam para ulama Indonesia itu dirasa cukup untuk menjadikan Banten sebagai kota kunjungan wisata religi layaknya Cordoba di Spanyol yang meninggalkan banyak peninggalan-peninggalan sejarah Islam ketika pernah menapakkan kakinya ke Bumi Spanyol itu. Banten mampu menjadi wilayah kunjungan wisata religi bagi masyarakat Indonesia sekaligus mencari “berkah” melalui orang-orang sholeh yang sudah meninggal itu dengan mengunjungi makamnya. Banten adalah salah satu wilayah yang memiliki ratusan makam yang tersebar di seluruh wilayahnya. Makam-makam yang tersebar di seluruh wilayah Banten itu adalah sebuah bahan dasar utama untuk menjadikan Banten sebagai tujuan wisata religi bagi masyarakat Indonesia dan kemudian “menjualnya” untuk diperkenalkan oleh seluruh masyarakat di Indonesia.

Banten, Sang Cleopatra yang Tersingkap

Berikutnya, guru-guru yang tergabung untuk mengikuti kegiatan kunjungan wisata provinsi banten itu melanjutkan kunjungan wisatanya ke pantai Ciputih. Pantai Ciputih adalah pantai yang terletak di wilayah BaratDaya Provinsi Banten. Perjalanan dilakukan memakan waktu sekitar 4-5 Jam perjalanan dari Jakarta. Pantai yang terletak di kecamatan Sumur ini memiliki pesona yang tak kalah indah dibandingkan dengan Pantai-pantai yang lain yang ada di wilayah Banten yang selama ini menjadi tujuan wisata masyarakat Jakarta seperti Pantai Anyer dan Carita.

Pantai berpasir putih yang terdapat di wilayah kecamatan sumur ini rasanya adalah sebuah potensi alam yang belum banyak diketahui oleh masyarakat di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Pantai Ciputih hadir sebagai cleopatra yang tersingkap. Tempat para bidadari turun dan menumpang mandi sejenak untuk kemudian kembali kepada peraduannya. Itulah betapa indahnya pesona pantai Ciputih di wilayah Provinsi Banten. Pantai ini menyajikan lanscape pasir putih yang terhampar sepanjang pinggir pantainya dengan baluran ombak yang saling berkejaran di sekitarnya. Ombak kecil yang berlarian menambah kepantasan bagi pantai ini untuk menjadi salah satu pesona keindahan pantai Ciputih. Keindahan pantai ini semakin diperkuat dengan ornamen-ornamen batu pantai yang terdapat di sebelah

Pantai yang dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan selama 3-4 jam itu memang akhirnya membuat perjalanan yang jauh itu akan terbayarkan. Perjalanan jauh itu akhirnya dapat tergantikan dengan pemandangan yang indah nan rupawan dari Pantai Ciputih. Dan akhirnya memang pantai ini pantas diberikan banyak acungan jempol dan layak untuk dijadikan sebagai salah satu tempat yang direkomendasikan juga untuk dikunjungi oleh para turis yang berasal dari dalam negeri ataupun luar negeri.

Banten dan beribu Potensi daerahnya

Banten, sebagai provinsi yang terbilang masihlah muda, di tengah gonjang-ganjing pemberitaan politik yang menyelimutinya memanglah memiliki banyak potensi yang jika dimanfaatkan dengan efektif akan dapat digunakan untuk kemajuan masyarakat Banten itu sendiri. Potensi yang terdiri dari potensi Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia hingga Sumber Daya Pariwisata adalah salah satu core potensi yang dimiliki oleh Provinsi Banten. Segala potensi tersebut tersebar di hampir seluruh wilayah Banten dan akhirnya membuat Banten menjadi sebuah daerah yang sangat kaya dibandingkan daerah-daerah yang lain.

Provinsi yang merupakan perluasan wilayah dari Jawa barat itu memang akhirnya mampu menjadi salah satu provinsi yang menawarkan banyak alternatif pariwisata. Alternatif pariwisata itu kemudian diperkuat dengan adanya nilai budaya yang masih kental dan berkembang di Provinsi Banten.

Masyarakat Banten memanglah masyarakat yang kental dengan nuansa keislaman. Sehingga hampir semua potensi budaya yang terdapat di Banten akan sangat terasa nilai budaya islamnya. Nilai itu pulalah salah satu hal yang menarik bagi masyarakat Banten untuk dikebangkan dan menjadi salah satu brand tersendiri bagi masyarakat Banten untuk dapat memajukan budayanya kepada masyarakat yang lain.

Semoga perjalanan kami kemarin dapat menjadi sebuah insiprasi bagi masyarakat wilayah Jakarta dan sekitarnya untuk dapat kembali bangga terhadap Indonesia dengan kembali mengunjungi pusat-pusat wisata yang ada di wilayah Indonesia yang tidak terhingga jumlahnya dan tidak kalah indah potensi kecantikannya.

Kota Bekasi, 26 Mei 2014

Rahmat Fajar, S. Pd.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun