Mohon tunggu...
Rahmalia Indarwangi
Rahmalia Indarwangi Mohon Tunggu... -

penulis

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Suka Duka Mengajar di Sekolah Internasional

16 November 2011   00:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:37 3651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Berlokasi di Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan, sudah hampir empat tahun saya bekerja sebagai Guru Bahasa Indonesia dan ESL (English for Second Language) di New Zealand International School.

Sekolah kami tidak besar seperti sekolah internasional lainnya di Jakarta, seperti Jakarta International school atau British International school. Kelas di sekolah kamipun hanya mempunyai kelas sekitar 15 ruangan, satu ruang drama, satu ruang konsultasi, fasilitas olah raga dan satu kolam renang.

Pelajaran yang saya ajarkan adalah bahasa Indonesia untuk kelas 7 sampai kelas 11. Kelas tujuh sama dengan kelas satu SMP dan kelas 11 dengan kelas 2 SMA. Setiap pelajaran hanya satu jam saja, dan berbeda dengan sekolah lokal, guru tidak perlu pergi meninggalkan kelas ketika bel berbunyi, namun para murid yang datang ke pada kelas kami. Kami memiliki ruang kelas sendiri, seperti kelas Bahasa, kelas Science, kelas Matematika, Kelas Mandarin dan lain-lain.Setiap kelas dilengkapi dengan CD player, dan beberapa ruang kelas memakai projector.

Suasana belajar di kelas juga sangat terasa dekat dengan murid-murid karena maksimal jumlah murid yang paling banyak (misalnya di kelas Bahasa) ada sekitar empat belas anak. Kebanyakan dari siswa kami disini berasal dari Korea, Malaysia, Australia, Amerika, Rusia, dan Afrika. Dalam sistem pembelajaran di sekolah kami, terutama dalam kelas Bahasa dibagi menjadi dua kelompok, ada kelompok Bahasa yang Pemula (Beginner) dan Lanjutan (Advanced).

Berhubung siswa di sekolah kami tidak pernah tinggal lama, karena orang tua mereka yang selalu dipindahtugaskan, maksimum 2 tahun, sehingga lima belas menit sebelum bel pelajaran usai mereka selalu menanyakan mengenai tentang Indonesia, entah itu darimakanan atau sampai tempat nongkrong yang asik di Jakarta.

Kami juga memiliki aktivitas setelah pulang sekolah seperti : martial arts, yoga, scuba diving, bulu tangkis sampai homework club. Disini siswa dapat memilih apa bidang yang mereka minati danbisa langsung daftar. Ada beberapa cabang olahraga tertentu seperti Martial Arts, Bulu tangkis yang menyewa pelatih dari luar. Cabang yang paling diminati di sekolah adalah basket. Pertandingan melawan guru dalam artian sports, juga kami lakukan beberapa kali. Seperti pertandingan Cricket, Basket dan lain-lain.

Jam belajar disini dimulai pada jam 8 pagi sampai dengan jam 3.20 sore, kita ada break time jam 10.00 pagi selama 20 menit dan makan siang jam 12.20 sampai sampai 1 siang. Kemudian jika ada kegiatan luar sekolah mereka selesai jam 4.15 sore.

Tentang murid-murid disinipun mereka juga tak kalah ubahnya dengan para remaja Indonesia, beragumen, bersahabat sampai terkadang jatuh cinta dengan teman sebaya atau bahkan seniornya. Karena kebetulan saya mengajar para remajadari berbagai negara, maka mereka mempunyai karateristik yang berbeda. Setiap hari selalu memberikan pengalaman baru bagi saya dan teman-teman.

Semua murid-murid di sekolah sangat disiplin, begitu bel berbunyi mereka berlarian masuk ke dalam kelas. Jika ada yang terlambat masuk biasanya mereka akan mendapat hukuman denagn masuk keruang “hukuman” makan dan minum di ruangan itu dan tidak boleh mengikuti istirahat ataupun makan siang bersama sama dengan teman temannya.

Mengenai acara acara yang biasa kami lakukan sepanjang tahun diataranya adalah ketika sekolah kami mengadakan International Day, banyak sekali pakaian tradisional dari berbagai negara. Internasional Day adalah seperti karnaval tujuh belas yang biasa kita selenggarakan. Kemudian di pertengahan tahun biasanya ada sports day, seperti class meeting di sekolah publik, dimana semua kelas bertemu dan bertanding seperti atletik, berenang, dan lain-lain.

Selama bekerja di New Zealand International School senangnya banyak dibanding dukanya, karena kebanyakan dari murid saya tidak akan tinggal lama di Indonesia, setiap saat berubah, dukanya mungkin ketika melihat mereka harus pergi meninggalkan sekolah, pergi karena orang tuanya dipindah tugaskan ke negara lain, karena sekolah kami kecil, maka hubungan antar guru dan murid cukup dekat.

*****

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun