Jurika Fratiwi : Dr. Ir. Nining Sri Astuti, MA Â (Nining Indroyono Soesilo), sosok yang luar biasa. Beliau adalah kakak kandung Menteri Keuangan, Sri Mulyani, dan istri dari Prof. Dr. Ir. Dwisuryo Indroyono Soesilo, M.Sc., yang pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman. Selain itu, beliau juga dikenal sebagai pendiri UKM Center Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan pembina Himpunan Pengusaha Mikro dan Kecil Indonesia (HIPMIKINDO), seorang pejuang UMKM yang tak pernah lelah menyuarakan pentingnya UMKM.
Kepribadiannya yang baik dan penampilannya yang sederhana selalu menginspirasi. Sebuah kejadian baru-baru ini semakin menguatkan kekaguman saya. Pada saat kami bersama-sama menghadiri kegiatan undangan kementrian,  Ibu Nining  di undang sebagai  penanggap diacara Outlook, setelah acara selesai maka dilanjutkan dengan makan bersama menteri dan staf, kemudian kami duduk di meja yang kondisinya kotor karena mereka menyisakan sampah yang tergeletak diatas meja dan meninggalkan begitu saja, meja yang bekas dipakai oleh staff.
Hal yang membuat saya terkesan adalah reaksi Ibu Nining. Beliau, yang notabene adalah istri  mantan  menteri, memilih untuk membersihkan sendiri sisa-sisa makanan dan sampah yang ada di meja tersebut. Beliau tidak meminta stafnya untuk melakukannya. Padahal, kita tahu bahwa budaya di sekitar kita terkadang masih membiarkan meja makan berantakan setelah selesai makan, padahal sebenarnya sampah bisa dibuang ke tempatnya dan piring kotor bisa diletakkan di tempat yang disediakan. Tentu saja, saya pun turut membantu membersihkan meja tersebut dengan meminta bu Nining duduk saja dan saya yang akan membereskan meja tersebut, tetapi dia menolak permintaan saya.
Momen itu sangat membekas bagi saya. Seorang tokoh sekaliber Ibu Nining, dengan kesederhanaannya---tanpa riasan berlebihan atau aksesoris mencolok---dengan rendah hati membersihkan meja makan. Ini adalah teladan yang luar biasa tentang pentingnya etika dan kesadaran diri.
Kisah ini mengingatkan kita bahwa pembenahan internal, terutama dalam hal etika dan budaya, jauh lebih penting daripada sekadar pembenahan eksternal. Mungkin, alangkah baiknya jika para pemimpin juga memberikan perhatian lebih pada peningkatan behavior dan etika para stafnya melalui pendidikan dan pelatihan internal.
Terkadang, pelajaran terbaik datang dari hal-hal sederhana. Sikap Ibu Nining mengajarkan bahwa status dan jabatan tidak menghalangi seseorang untuk bertindak rendah hati dan bertanggung jawab.
Etika dan kesadaran diri  memperhatikan kebersihan dan kenyamanan lingkungan sekitar adalah cerminan dari etika dan kesadaran diri yang baik.
Pembenahan internal, Perubahan yang positif harus dimulai dari dalam diri dan lingkungan terdekat. Memperbaiki etika dan budaya kerja di internal organisasi akan berdampak positif pada kinerja dan citra organisasi secara keseluruhan.
Semoga kisah ini dapat menginspirasi kita semua untuk senantiasa menjunjung tinggi etika, kesederhanaan, dan kesadaran diri dalam setiap tindakan kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H