Mohon tunggu...
Cahyo Prabowo
Cahyo Prabowo Mohon Tunggu... Konsultan - Enjo, Sederhana, Rendah Hati
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Broadcast Journalism,Komunikasi Industri Media, Infomatika dan Media Online / media baru (new media) Indonesia, Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Cinta Itu Bukan Seperti Halte Bus Kota...

22 April 2015   06:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:49 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Generasi muda adalah generasi para penerus cita-cita bangsa Indonesia. Generasi muda dimulai dari masih bayi digendong seorang ibunya, merangkak, balita, play group, tk, sd, smp, sma sd perguruan tinggi yang memiliki pola pikir yang luas.

Namanya muda pasti dalam percitaan masih labil, & butuh proses kedewasaan yang mutlak. Ibarat kata anak muda zaman sekarang adalah kalau tidak memiliki pacar atau gonta-ganti pacar kata teman sendiri kata orang lain katro, ndeso, ga laku, dan kerjaannya galau setiap hari atau uring-uringan kapan ya saya mendapatkan pacar dan cinta sejati, bujang rapuh dll.

Ibarat kata cinta itu bukan seperti halte bus kota... loh apa maksudnya cinta itu bukan seperti halte bus kota....? iya cinta itu bukan hanya datang, pergi dan menunggu  setiap saat saja yang seperti bus kota, melainkan cinta sejati, cinta abadi harus diikat, cinta pada diri sendiri dahulu dan cinta sejati itu mempunyai akad "Saya nikahkan dan kawinkan anak bapak ke anak saya...."

Memang dalam memilih cinta sejati, cinta yang murni harus butuh suatu proses yang panjang & perlu adanya kedewasaan dari orang tersebut serta cinta itu tidak boleh dipermainkan, tidak boleh datang & ditinggal pergi begitu saja emangnya bus kota yang setiap hari datang menjemput dan pergi untuk ketempat pemberhentian selanjutnya untuk menjemput para pengguna bus kota.

Oleh karena itu dalam  memilih cinta tidak boleh keburu buru, harus ada namanya suatu proses yang panjang, proses pendewasaan, cinta jangan hanya sekedar di ucap oleh kalimat saja, cinta sejati apabila orang tersebut berani bilang mau kah saya menikahkan kamu atau saya akadkan anda kamu didepan KUA,& dihadapan orang tua, itu baru namanya cinta sejati.

Sekali lagi cinta itu bukan seperti halte bus kota.

Penulis

R Cahyo Prabowo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun