JOGJA - Kamis, 18 Oktober 2012 kemarin, Mahabbah Budaya kembali hadir dengan menampilkan nara sumber Gus Wahyu NH Aly selaku pengasuh Lawang Ngajeng, Priyo Budi Santoso yang saat ini menjabat Wakil Ketua DPR RI, intelektual muda Jadul Maula, seniman yang sering menampilkan humor-humor segar Dharmawan Budi Suseno atau yang akrab disapa Dharmo, novelis Indonesia M. Shoim Haris. Kali ini acara Mahabbah Budaya diselenggarakan di ENGLISH Cafe, jln. Nologaten, Sleman, Jogjakarta. Ratusan bendera Lawang Ngajeng tampak berkibar dari jalan Solo hingga lokasi yang berjarak sekitar satu kilometer.
Meskipun yang ditunggu-tunggu kehadirannya terlambat hampir selama 2 jam, Gus Wahyu NH Aly dan Priyo Budi Santoso, namun keluarga Lawang Ngajeng Jogja dalam acara Mahabbah Budaya kemarin tetap semangat menantinya. Hingga kemudian, pukul 15.00 sontak ramai saat mobil yang dikendarai Gus Wahyu NH Aly tiba di lokasi acara.
Wahyu begitu dinantikan oleh keluarga Lawang Ngajeng Jogja, selain karena sebagai pengasuh Lawang Ngajeng, pria asal Kebumen, Jawa Tengah itu juga dikenal sebagai pribadi yang ramah dan murah senyum terhadap siapapun. Dia bahkan tidak segan-segan berbagi kopi dan rokok dengan siapa saja yang berbicara dengannya.
"Keramahan dan sikapnya yang tenang namun mau berbagi, barangkali itu yang menarik dari karakter Gus Wahyu," terang mahasiswi Sastra Inggris UGM, Anna.
Wakil Ketua DPR RI, Priyo Budi Santoso, disela-sela  Dalam penyampaiannya, dia mengatakan, Lawang Ngajeng merupakan komunitas terorganisir terbesar di Indonesia yang berbasis kebangsaan. Hal itu juga dikatakan oleh seniman Darmawan yang juga menjadi salah satu pemateri.
Dalam kesempatan yang sama, lelaki bertubuh subur yang sering menjadi pembicara di event-event nasional dan internasional, Dharmawan Budi Suseno yang akrab disapa Dharmo, menilai Lawang Ngajeng diterima banyak kalangan karena visi dan misinya yang humanis, mengedepankan kreatifitas, serta membackup anggotanya secara baik dan terukur. Terlihat dengan adanya program beasiswa bagi anggota keluarga Lawang Ngajeng.
Dalam acara tersebut, juga hadir M Shoim Haris, yang melejit namanya melalui karya novelnya, "Gadis Penghafal Ayat." Shoim turut meramaikan acara Mahabbah Budaya dengan membagi-bagikan buku terbarunya yang berjudul "Santri Kalong".
Meski demikian, menurut Fitriani Nasution selaku ketua Lawang Ngajeng Jogja, kehadiran keluarga Lawang Ngajeng Jogja dalam acara Mahabbah Budaya kali ini bisa dikata belum maksimal karena acaranya bertabrakan dengan tim Kreatifitas dari Lawang Ngajeng Jogja yang sedang melaksanakan hajatan pengkaderan di Bantul selama tiga hari sejak Rabu, 17 Oktober 2012.
"Keluarga Lawang Ngajeng hanya sedikit yang hadir, hanya sekitar 200an orang saja, karena saat ini di Bantul tim Kreatifitas dari Lawang Ngajeng Jogja juga sedang ada kegiatan pengkaderan. Sedangkan undangan banyak yang pulang sebelum mengikuti acara, karena waktu molor sampai sekitar dua jam. Selain itu, waktunya juga bertabrakan dengan teman-teman Lawang Ngajeng yang ada jadwal kuliah. Meski begitu, kekeluargaan Lawang Ngajeng tetap terjalin meskipun kehadiran pengasuh Lawang Ngajeng, Gus Wahyu, tidak dihadiri semua keluarga Lawang Ngajeng Jogja," terang Fitri. REP/Basyar Diquraishin