Mohon tunggu...
Putri Filzaty El-Rahman
Putri Filzaty El-Rahman Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

"Aku" Bukan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

“Hope” Pemberhentian Sebuah Proyek Asrama Putri KKU

31 Oktober 2012   08:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:10 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

By.Putri Filzaty eL-Rahman

Bismillahhirrahmanirrahim...

Kurang lebih sebulan ini, proyek renovasi “Asrama Putri Kabupaten Kayong Utara” membuat kejadian yang sangat menghebohkan. Siapa yang dihebohkan? Tentu saja Komplek Untan. Tepat disamping kanan tempat saya tinggal. Makan, tidur, belajar, kumpul bareng keluarga.

Awalnya santai saja, dengan pembongkaran rumah lama yang dulunya di jadikan rumah kost-kost-an untuk perempuan, karena akan direnovasi. Mungkin saja rumah itu ada bocor atau kurang kokoh, atau reason yang lainnya, saya juga kurang paham. Tapi lama-kelamaan, saya juga cukup stres apabila berada di rumah. Kenapa? Karena alat-alat berat untuk membangun rumah tersebut bunyi setiap saat. Detik, menit, jam, hari, minggu, dan seterusnya... padahal saya sendiri lagi sedang proses untuk perbaikan proposal. Menemukan sebuah ide untuk tulisan itu, perlu sebuah ketenangan.. *Ya Allah.... T_T*

Dari molen, yang digunakan untuk mengolah semen. Terus, alat yang untuk menebang pohon (apa itu namanya), karena kayu mereka besar-besar. Kemudian, ada juga alat untuk sedot air. Wuih, banyak sekali. Karena ini adalah proyek yang diborong oleh seorang kontraktor yang bernama *teeet*. Tukangnya bahkan ada belasan. Di parit depannya dibangun rumah kayu, untuk tempat tinggal sementara “para pengawas lapangan/mandor”. Belum lagi parit itu dijadikan “tempat penyimpanan” kayu, besi, dsb.

Tenang saja, ada foto-fotonya kalau mau lihat.

Untuk jalan ke rumahku, melewati 2 rumah, salah satu rumah yang didepan, dijadikan tempat untuk menaruh tanah yang mereka gali dan untuk menempatkan material. Begitu juga dengan tanah pak haji yang didepan. Tanah yang diwakafkan untuk kuburan itu, dijadikan tempat untuk menyimpan berbagai material juga. Yah, kalau mau dimisalkan sih seperti proyek-poyek besar yang ada dipinggiran jalan.

“anehnya”, kenapa dari pihak “Pemda KKU” tidak ada meninjau lapangan ya? Kenapa juga “bapak pemborong” itu tidak menggubris “gertakan” dari masyarakat setempat? Innalillah...

Ada lagi nih, katanya rumah yang direnovasi itu mau dibangun 2 tingkat. Itu pun katanya Bapak kontraktor sama ketua-ketua RT yang ada di komplek. Tapi ternyata, setelah berinteraksi dengan keluarga saya (karena yang langsung merasakannya), mau dibangun 3 lantai!

Ada seorang “eks” penghuni asrama putri KKU itu silaturahmi ke rumah. Kemudian sambil bercerita juga mengenai renovasi tersebut. Ternyata, rumah yang dulu ditempati 60 orang perempuan! Subhanallah.. seperti ikan pepes saja pastinya didalam sana..

Para tukang bangunan tersebut juga sudah seringkali diingatkan akan pembangunan rumah tersebut yang benar-benar sangat mengganggu. Tapi ya mereka juga hanya bisa bilang “ini perintah atasan”, “saya hanya tukang disini”, atau “iya, hari ini saja, besok tidak”. Entah siapa yang bandel atau ngeyel, yang pasti sampai sekarang itu masih berlanjut.

Kalau dipikir secara logika, komunikasi antara Bapak Kontraktor dan Pemda KKU, pasti selalu berjalan. Apalagi ini termasuk salah satu hambatan. NIHIL nilainya apabila pihak Pemda sendiri tidak mengetahui hal ini. Para tukang juga pasti akan berkomentar mengenai hal ini pada Mandor/Pengawas Lapangan. Otomatis Pengawas Lapangan juga pasti akan memberikan laporan pada Bapak Kontraktor itu tadi. *hufh*

Finally, benar-benar berharap akan “respon” dari Bapak Pemborong dan Pemda setempat.

Intinya yang diharapkan disini “wahai para pejabat dari Pemerintah Daerah Kabupaten Kubu Raya dan Bapak Kontraktor Pemborong proyek ini, maksud saya disini hanya ingin memberitahukan keadaan ini. Kalaupun sampai proyek itu selesai masih belum ada tanggapan, saya hanya bisa berucap “semoga Allah memberikan kesabaran pada saya dan keluarga” aamiin. Kemudian apabila suatu saat anda mengalami hal seperti saya dan keluarga, “semoga anda dilimpahkan kesabaran pula” aamiin. “


Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun