Mohon tunggu...
Putri Filzaty El-Rahman
Putri Filzaty El-Rahman Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

"Aku" Bukan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bongkar "Konspirasi"

4 Oktober 2012   04:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:17 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

By. Putri Filzaty eL Rahman

Bismillahhirrahmannirrahim...

Sebenarnya, buku-buku konspirasi itu sangat bagus, saking bagusnya bisa membuat kita menjadi GILA!

Kenapa?

Info yang dijabarkan dalam sebuah buku, bukan hanya berasal dari daerah dimana kita tinggal, dimana kita pernah singgahi, tapi berasal dari berbagai daerah yang belum pernah disinggahi dan belum pernah tersentuh dalam benak sebelumnya.

Mungkin itu memang tidak menjadi sebuah masalah. Bahkan terkadang hanya terpikir “oh, jauh tempatnya, santai saja..”

Tapi yang menjadi masalah, info itu, bukan hanya sekedar karangan fiktif, tapi “nyata”! sekali lagi saya ditekankan “nyata” ! bagaimana otak bisa berhenti memikirkannya? Buku-buku konspirasi itu, walaupun berbeda pengarang atau penulis, semuanya menuju pada satu arah “membongkar kebohongan dalam sebuah fakta” ! semuanya saling berkaitan.. bahkan kalau diringkas itu merupakan suatu pokok penting yang harusnya “dijadikan ladang amal”.

Kenapa saya bilang amal? Karena itu merupakan suatu kebohongan, yang dibongkar berdasarkan fakta. Dan berarti, kita berada disisi yang benar, bukan yang salah, kalau kita berani untuk menyampaikan hal tersebut!

Membenarkan suatu kesalahan, adalah dosa! Kita pasti tahu itu. Tapi kalau membenarkan yang benar? Itulah pahala!

Memang, kenyataannya dilapangan, menceritakan cerita yang “awam” di telinga masyarakat, kebanyakan memang sulit. Tapi kalau itu berupa cerita? Percayalah! Mereka akan selalu mengingatnya, dibandingkan teori yang hanya ada dalam rangkaian tulisan.

Cerita, bukan hanya berbentuk lisan, namun juga tulisan. Ya seperti kata “tersirat dan tersurat”. Menyampaikan cerita seperti yang tersirat (lisan) pun tidak semua orang bisa, namun terkadang dapat tersampaikan secara tidak sengaja yang biasanya disebut “curhat”. Apalagi tersurat, yang biasanya karakter tulisan orang itu bermacam-macam. Ada yang memang menggebu saking bersemangatnya, ada yang tenang, tapi maknanya sangat dalam, ada juga yang memotivasi, dan masih banyak lagi karakter tulisan lainnya.

Nah, bercerita mengenai konspirasi, yang dimana sangat jarang orang paham atau mengenalnya, kita butuh membaca dan bercerita.

Kenapa?

Pertama, kita tahu arti “konspirasi” itu dari pertanyaan yang ada di dalam benak, melalui kejadian disekitar. Kemudian mencari tahu “mengapa, kenapa, bagaimana” persis 5W + 1H. Kebanyakan fakta yang akan didapat itu dari penelitian, kemudian dituangkan dalam berbagai buku atau tulisan tepatnya. Bahkan bisa dalam media yang lainnya. Bacalah buku-buku mengenai hal tersebut sebanyak mungkin. INGAT! Media massa, baik itu cetak, elektronik dan lain sebagainya justru malah “tak pernah luput dari konspirasi”. Jadi, sebaiknya sharing dengan yang paham, karena itu akan membantu untuk menuangkan ide-ide atau pemikiran kritis dari pemahaman masing-masing.

Kedua, setelah pemahaman semakin mendalam, walaupun diri sendiri lebih tahu, bahwa masih banyak ilmu yang belum tergali,berusahalah untuk menceritakan. Ceritakanlah ke orang-orang terdekat disekitar, bahwa konspirasi itu berada tak pernah jauh disekitar kita. Banyak sekali contoh dalam kehidupan sehari-hari. Ingat, ceritakan dalam bentuk “curhat” bukan teori, karena orang akan merasa cenderung bosan dan tak tertarik.

Ketiga, ketika pemikiran mereka semakin terbuka mengenai kebenaran yang ada, pinjamkan buku-buku mengenai konspirasi. Percayalah, mereka pun akan terus dan terus berpikir. Sampai akhirnya, terjadilah cerita beruntun..

Robbanaa arinal haqqo haqqon warzuqnatibaa’ah, Wa arinal baathila baathilan warzuqnatinabah

(Ya Allah, tunjukkanlah yang haq (benar) itu haq dan yang bathil(bohong) itu bathil)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun