Mohon tunggu...
Dini Wikartaatmadja
Dini Wikartaatmadja Mohon Tunggu... profesional -

Pustakawan, Penulis, Violist

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Cintai Hidupmu, Sekarang!

8 Agustus 2014   15:55 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:04 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sini (baca:Bogor) aku banyak merenung dan berpikir. Sampai tiba-tiba mengingat-ingat usiaku. Bulan Januari kemarin usiaku mencapai pada angka dua puluh tujuh tahun. Sudah semakin tua ternyata. Sungguh tak terasa! Sepertinya baru kemarin aku memakai seragam putih merah. Namun sekarang aku berdiri di depan para anak dengan seragam tersebut dan berbicara tentang “Jika sudah besar nanti..”.

Rasanya baru kemarin juga aku memakai seragam putih biru dan kini aku jadi tempat curhatan anak-anak dengan seragam putih biru. Dan sekali lagi rasanya baru kemarin aku memakai seragam putih abu-abu dan sekarang mereka yang menggunakannya memanggilku teteh sambil bergelendot manja. Oh betapa waktu ini sangat cepat.

Mungkin bagi yang sudah berumah tangga akan lain lagi. Betapa dulu mereka yang dimanja dan diperhatikan, kini berubah menjadi sosok yang harus memanjakan dan juga ekstra perhatian. Ya menjadi seorang istri atau suami dan kemudian berubah lagi menjadi ibu atau menjadi ayah. Dulu merekalah yang memanggil ibu serta ayah dan kini harus merasakan dipanggil dengan sebutan suci tersebut. Indah!

Bisa kubayangkan bagaimana transformasi perasaaan yang berubah sekonyong-konyong menjadi orang yang harus menjadi lebih..Ya, lebih dewasa, lebih bijaksana dan lebih segalanya dalam hal yang baik-baik tentunya.

Oh betapa waktu berlalu sangat cepat. Saat dulu aku begitu bersemangat mencium tangan orang-orang yang lebih tua dan sekarang tiap malam bahkan tiap bertemu anak-anak di sini, tanganku diciumnya bahkan terkadang digamitnya sambil berjalan. Karena perasaan asing yang tetiba muncul aku balik mencium tangan mereka. Kalau sudah begitu,derai tawa-lah yang akhirnya muncul diiringi kata, “aaah teteeeeh” dengan polosnya.

Sekali lagi, aku terhenyak dengan usiaku kini. Bukan bermaksud melebih-lebihkan tapi aku hanya ingin memikirkan mengenai usiaku. Itu saja. Bolehkah? “Tentu saja boleh”, jawab hatiku. Memikirkan usia yang semakin bertambah tapi belum ada yang bisa kulakukan untuk masyarakat di sekitarku. Untuk bangsa dan agamaku bahkan! Sedih.

Sesiapapun dari kita tak akan pernah tahu, akan sampai dimana usia berakhir. Dua puluh?tiga puluh?empat puluh?lima puluh atau bahkan seratus?Tapi walau begitu Tuhan sangatlah adil sebab manusia dibekali akal untuk berpikir dan rasa untuk menimbang. Sehingga segala hal yang berkaitan dengan keabstrak-an dan ketidakpastian biasanya akan tetap berakhir dengan sebuah keputusan.

Buktinya saja mengenai jodoh. Tak akan pernah tahu siapa jodoh kita sebab itu adalah sesuatu yang abstrak dan sulit untuk dikira-kira. Tapi dengan akal dan rasa maka akan muncul satu ketetapan serta keyakinan untuk memilih atau melepaskan. Seru bukan?

Cintai Hidupmu,sekarang!

Kemarin waktu aku ke Perpustakaan Kampus, aku kembali menemukan buku yang kubaca tiga tahun silam. Judulnya The Top Five Regret, Bronnie Ware yang merupakan seorang perawat di Australia. Bronnie mengungkapkan hasil penelitiannya terhadap para pasien yang sudah mendekati ajal atau juga sedang sakit keras. Berikut adalah lima hal yang menjadi penyesalan menjelang meninggal dunia yang berhasil dirangkum:

1. Jika saja aku punya keberanian untuk hidup dengan caraku, dan menjadi diriku sendiri. Bukan hidup demi orang lain, dan menjadi yang orang lain harapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun