Mohon tunggu...
Winurinda
Winurinda Mohon Tunggu... -

Belajar menulis. Bermimpi menjadi penulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apakah Ada?

10 Februari 2016   21:18 Diperbarui: 10 Februari 2016   21:33 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di Negara itu banyak anak putus sekolah karena biaya yang sangat mencekik padahal kualitas pendidikannya tidak begitu ada perubahan. Di negara itu banyak orang yang tidur di rumah kardus padahal mereka punya hak akan kesejahteraan tapi nyatanya hak mereka sudah dirampas. Di Negara itu pula banyak pencuri terutama pencuri uang rakyatnya . Semua itu tergambar di Negara yang katanya ….

Di Negara itu tergambar bahwa uang dan jabatan adalah segalanya. Di Negara itu kejujuran akan diubah menjadi kebohongan dan kebohongan akan dengan mudahnya menjadi kejujuran. Di Negara itu pula orang-orang yang berjalan di atas kebenaran di anggap sebagai ancaman. Semua itu tampak dari Negara yang katanya.

Di Negara itu memiliki pemimpin tapi mungkin kebanyakan dari mereka tak dapat menjadi panutan. Di Negara itu terdapat penegak keamanan tapi banyak yang sudah kehilangan kepercayaan. Di Negara itu pula banyak para pelaku seni tapi kebanyakan tak layak untuk di apresiasi. Semua itu tampa dari Negara yang katanya.

Di Negara itu memiliki media yang mampu membesarkan namanya tapi nyatanya media hanya dijadikan untuk membodohi rakyatnya. Di Negara itu memiliki pemuda dan pemudi yang mampu mengangkat namanya di mata dunia tapi kenyataannya Negara itu seolah tak tertarik pada mereka. Di Negara itu terdapat banyak warisan yang mampu menarik Negara lain untuk datang tapi kenyataannya Negara itu tak terlalu peduli. Semua itu tampak dari Negara yang katanya.

Di Negara itu mencuri sebatang singkong mungkin akan dipenjara belasan tahun tapi mencuri hak rakyatnya cukup tahunan saja sudah dapat menghirup udara bebas. Di Negara itu tak begitu menganggap penting kebaikan seseorang tapi saat keburukan seseorang muncul akan dijadikan bahan diskusi yang menarik dan bahkan menjadi bahasan keseharian. Semua itu tampak di Negara yang katanya.

Di Negara itu aturan hanya menjadi nama semata karena nyatanya melanggar jauh menarik untuk mereka lakukan. Di Negara itu banyak yang marah ketika bencana menimpa mereka tapi mereka lupa sebenarnya bencana itu ulah dari tangan mereka. Di Negara itu pula kebebasan berbicara menjadi acuan dan sepertinya merendahkan dan menghina orang menjadi hal yang lumrah dilakukan. Semua itu tampak di Negara yang katanya.

Di Negara itu seseorang yang mampu menyampaikan satu kalimat kebenaran dengan mudahnya disebut panutan tapi orang-orang yang selalu menyampaikan kebenaran yang sesungguhnya justru dilupakan. Di Negara itu seseorang yang cerdas banyak yang disia-siakan tapi justru seseorang yang konyol terus diperhatikan. Semua itu tampak dari Negara yang katanya…

Semua itu muncul kepermukaan tapi apakah dengan menyebutkannya seperti ini akan menjawab semuanya? Tidak, itu sudah jelas jawabannya. Tapi pertanyaan yang sebenarnya adalah ‘apakah ada Negara seperti ini?’.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun