Dokter, siapa sih orang di dunia ini yang tak ingin jadi seorang dokter ? Berpakaian putih-putih, berperawakan tegap, wajah selalu ceria dan sedap bila dipandang. Kesan pertama yang aka kita dapat saat bertemu seorang dokter mungkin diantaranya seperti yan telah saya sebutkan itu. Kadang orang berfikir, menjadi seorang dokter bagi segelintir orang hanyalah isapan jempol belaka. Khususnya bagi orang orang dengan dompet kering (red: kurang mampu). Bagaimana tidak ?
Untuk saat ini, menjadi seorang dokter memerlukan biaya yang tidak sedikit. Belum lagi biaya hidup saat ini semakin bertambah mahal. Bagaimana untuk mewujudkan cita-cita kita menjadi seorang dokter bila untuk kehidupan sehari hari saja kita sudah tidak mencukupi ? Sebenarnya jawabannya simple, kalau difikir-fikir itu tergantung pada diri kita pribadi. Pertama, kita harus kembali ke niat masing masing, bila kita benar benar berniat untuk apa yang kita cita citakan, maka seharusnya itulah yang akan kita jadikan motivasi kedepanya , agar kita itu terdorong atau berkeinginan untuk bertindak lebih jauh.
Tindakan yang kita lakukan sekecil apapun sangat berarti bagi kita kedepannya. Berarti dalam arti ini bisa baik ataupun bisa berarti buruk. Tergantung perbuatan semacam apa yang kita lakukan. Kembali lagi ke bahasan dokter, dalam hati kecil saya bertanya pada diri saya sendiri, memang sampai begitu susahnya yah menjadi seorang dokter ? Dan memang iya, saya menemui jawaban itu setelah saya berusia 19 tahun ini, banyak sekali proses yang harus kita tempuh. Tapi tidak ada masalah bila tanpa SOLUSI. Yups bener banget. Seperti yang kita tahu, sekarang ini ada berbagai macam bea siswa yang merekrut siswa kurang mampu untuk menjadi seorang dokter. Mulai dari pihak pemerintah , swasta, dan para dermawan. Bila sudah ada kesempatan bagus seperti ini kenapa tidak segera kita ambil. Nah, bila permasaahanekstern mulai menemui titik terang, yang kedua ialah ubah pola piker dan mental kita.
Pola piker dan mental, kedua komponen utama ini perlu kita bina dengan serius. Karena ibarat rumah, itulah konstruksi dasarnya. Jadi bisa dibayangkan bila pola piker dan mental kita saja tidak memenuhi, apalagi output kita ? Oleh sebab itu, pembelajaran mengenai management pola piker dan mental perlu kita tanamkan sedini mungkin. Dengan begitu, selanjutnya komponen yang lain akan ikut saja kepada kita dengan sendirinya. Kemudian, barulah kita menyiapkan hard skill kita. Setiap harinya, usahakan kita harus giat berlatih. Berlatih disini, dimaksudkan kita harus berlatih apapun. Entah itu melatih kemampuan akademis ataupun non akademis. Persiapandemi persiapan harus ditempuh secara bertahap. Tidak boleh langsung “SIM SALABIM ABRA KADABRA” seperti ilmu sihir yang jadi langsung sekejap. Karena proses disini sangat ditekankan. Dengan melalui berbagai proses dan lika liku hidup maka, kita sendiri yang akan menilai apakah tujuan atau cita cita kita berhasil atau tidak.
Kesimpulan yang dapat kita ambil, tidak ada hal yang tidak mungkin didunia ini. Asalkan kita mau berusaha dan bedoa, jalan akan terbuka lebar untuk kita. Kita tidak boleh pesimis terhadap diri kita sendiri. Kepercayaan diri kita , akan muncul dengan sendirinya bila kita benar benar meyakininya. Tetap semangat dan focus adalah kunci utamanya. Tetap semangat, dan semoga artikel ini bermanfaat. Seperti kata pepatah, TAK ADA GADING YANG TAK RETAK , saya mohon maaf bila ada kekurangan atau menyinggung teman teman. BYEEE….. !!!!! Sampai jumpa di artikel berikutnya.
