Mohon tunggu...
Syarifudin Cakhyono
Syarifudin Cakhyono Mohon Tunggu... -

Wakil Ketua Tanfidz Majelis Wakil Cabang Nahdlotul Ulama (MWC NU) Pasar Rebo Jakarta Timur, Masa Khidmat 2010 – 2015.\r\nSekjen Forum Silaturrahim Assatidz Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur Periode 2012 - 2017. \r\nWakil Ketua Tanfidz PCNU Kota Administrasi Jakarta Timur, Masa Khidmat 2013 - 2018.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ngaji Tasawuf Modern ala PPM Aswaja NU

4 Juli 2013   13:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:01 2207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_272393" align="aligncenter" width="300" caption="KH. M. Luqman Hakim MA, PhD & Peserta Kongkow PPM Aswaja NU"][/caption]

Persaudaraan Profesional Muda (PPM) Aswaja NU yang dikomandani Cak Usma telah melakukan kowkow – kongkow pengajian disebuah Kafe di bilangan Sarinah Thamrin Jakarta Pusat. Pengajian perdana model PPM Aswaja NU ini terbilang unik karena ngajinya  bukan di Masjid atau di Majelis Ta’lim tapi di kafe yang penuh dengan kesibukan duniawiyah hiruk pikuk pengunjung kafe.

Dalam pengajian tersebut PPM Aswaja menghadirkan narasumber yang mungkin pembaca ada yang mengenal atau mungkin belum mengenal beliau KH. M. Luqman Hakim MA, PhD (mursyid dan pengasuh Sufinews & Cahaya Sufi).

Beliau KH. M. Luqman Hakim MA, PhD dengan tenang dan sejuk menyampaikan banyak siraman ruhani kepada para karyawan-karyawati muda yang bergabung dengan PPM Aswaja NU yang hadir menjadi peserta pengajian (Rabu malam, 03 Juli 2013).

Walaupun ditengah keramaian pengunjung kafe, para peserta kusyuk mendengarkan kajian tasawuf itu. Kajian tersebut dengan tema “Manajemen Sufi” yang mana MC mas Suwarno mengatakan sepertinya tidak nyambung antara Manajemen dan Sufi, kalau manajemen berhubungan dengan duniawiyah sufi berhubungan dengan Ruh/ Ukhrowi. Namun dalam sufipun perlu manajemen antar akal dengan hati dan hati dengan akal dan lisan.

Kajian tersebut membahas tentang masalah keberagamaan,  KH. M. Luqman Hakim MA, PhD menyampaikan ada 3 (tiga) unsur penting yang menjadi inti keberagamaan kita,  tiga unsur itu adalah Iman, Islam dan Ihsan.

Sebagaimana terekam dalam catatan mas Mukhlisin dimilis PPM Aswaja dalam kajian diatas tentang Iman manusia bisa mempelajarinya dengan ilmu aqidah sasaranya tentang I’tiqad atau akidah keyakinan hati kita terhadap keberadaan Tuhan, Malaikat, Para Nabi, Surga dan Neraka. Sementara tentang Islam bisa dipelajari melalui ilmu syari’ah yang menyasar soal ibadah fisik atau lahir seperti shalat, zakat, puasa dan haji. Adapun Ihsan bisa dikaji melalui ilmu tasawuf yang menyasar soal akhlak dan budi pekerti serta batin yang bersih dan tidak terhijab oleh hal-hal bendawi materialis.

Setiap Muslim harus mengetahui 3 (tiga) unsur ini sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya dan memegang serta mengamalkannya sehari-hari. Dengan ketiga ilmu itu kita mengharapkan meningkat derajat/kualitas ketaqwaan kita. Mulai sebagai muslim menjadi mukmin dan kemudian muhsin atau yang kita ketahui sebagai implementasi Islam, Iman dan Ihsan. Orang-orang yang paham dan mengamalkan ilmu Tasawuf dikenal dengan nama orang sufi.

Adapun 3 hal yang penting dan harus diketahui serta dimanaj atau diatur dengan baik pada diri manusi adalah : jasmani, ruhani dan jiwa (annafs) dengan tiga alat berupa akal, pikiran dan kalbu/nurani. Dengan akal kita bisa membedakan mana yang haq dan mana yang batil. Dengan pikiran kita bisa mengetahui dan memutuskan mana untung dan mana rugi. Dengan kalbu/nurani kita bisa berdzikir mendekat dan mengingat Allah yang Maha segala-galanya.(Mukhlisin)

Dan menurut penulis apa yang telah dilakukan PPM Aswaja NU dengan ngaji di kafe merupakan wujud dari Ihsan yakni saling bersilaturrahim hubungan ghoiru mahdloh atau lebih masyhur dikenal dengan hubungan antar sesama manusia tanpa membedakan tempat, bangsa suku dan agama.

Itulah tasawuf mengatur dua hubungan utama antara manusia dan Tuhannya dengan kesungguhan dalam ibadah, dan antara manusia dan manusia dengan perilaku yang baik dan akhlak yang lurus.( Al-Ghunyah, Abdul Qadir Al-Jailany) https://twitter.com/Cakhyono2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun