Mohon tunggu...
Fitriya Alam
Fitriya Alam Mohon Tunggu... -

A Lover. A Reader. An Admirer

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Belajar Memahami

20 Oktober 2013   10:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:17 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini saya buat sebenarnya bisa dibilang lumayan terlambat dari momentum yang akan saya bahas di dalam tulisan ini. Tapi hal ini terus menerus mengganggu pikiran saya selama beberapa hari terakhir. Saya akan memulainya dengan kembali ke hari minggu kemaren saat timnas U19 Indonesia menang melawan timnas Korsel. Saya sedikit tersedak dengan sebuah berita media yang judulnya membuat saya berpikir ulang mengenai kedewasaan suporter dan media Indonesia. Judul berita tersebut kurang lebih seperti ini " Indonesia menang, bedak pemain Korea luntur".

Berangkat dari judul tersebut saya sedikit merasa terganggu. Ketika membaca ini orang-orang mungkin sudah bisa menebak bahwa saya adalah salah satu pecinta Korea atau K-pop atau apalah itu. Jujur saja, iya saya adalah seorang penikmat musik dan lagu-lagu dari Negeri sejuta boy/girl bands itu. Tapi, terlepas dari itu semua saya adalah pure orang Indonesia yang tidak habis pikir : kenapa keramahan kita yang sangat terkenal itu bisa berubah menjadi bangsa yang suka men-judge bangsa lain".

Tidak selesai di situ, besoknya timeline saya di salah satu sosial media dipenuhi oleh perang pernyataan antara orang-orang pecinta dan pembenci Kpop. Saya tidak mendukung pecinta ataupun pembenci Kpop di sini. Saya tidak mendukung orang yang membawa-bawa nama boyband dalam hal ini tapi fans boyband yang terlalu reaktif juga tidak bisa saya dukung. Menurut saya kedua pihak harus lebih dewasa saja. Karea setiap orang bebas beropini dan reaksi orang tentu saja beragam. Tetapi, opini tersebut menurut saya juga sebaiknya tidak men-judge atau menghakimi sesuatu tanpa landasan yang kuat.

Entah apa hubungannya antara sepak bola dan boy band yang kita semua tahu keduanya adalah profesi yang sangat jauh berbeda. Saya menulis ini semata-mata karena kekecewaan saya pada orang-orang yang masih belum dewasa melihat perbedaan. Menurut saya, fairplay tidak hanya harus berlaku di dalam lapangan tapi juga harus didukung oleh para suporter. Kemenangan timnas kita kemarin merupakan sebuah kebanggan yang sangat luar biasa bagi bangsa ini, tapi di mata saya, kebanggan tersebut harus tercoreng oleh ulah beberapa pendukung yang tidak dewasa dalam melihat perbedaan.

Setiap negara dan bangsa punya budaya masing-masing, dan setahu saya budaya itu sifatnya horizontal, tidak ada budaya yang lebih baik dari budaya yang lainnya. Indonesia adalah negara yang punya banyak sekali budaya, harusnya kita bisa menjadi bangsa yang sangat bisa memahami dan menghargai perbedaan. Ini sekedar opini saya semata. Memahami budaya memang tidaklah mudah tapi setidaknya mencoba memahami itu akan lebih baik dibanding sekedar menjudge.

Selera setiap orang itu sangat personal, misalnya musik. Musikku Musikmu. Mari kita nikmati apa yang masing-masing kita punya. Jangan habiskan waktu untuk men-judge selera orang lain. Terima kasih.. ^^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun