Mohon tunggu...
Adhimas Putro Prasetyo
Adhimas Putro Prasetyo Mohon Tunggu... -

Nothing special about me

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sebuah Penantian

27 Juni 2015   12:30 Diperbarui: 27 Juni 2015   13:00 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

            Tahun 2012 telah kulewati tanpa pasangan. Targetku yang sempat ku ucapkan waktu itu meleset total. Gelar jomblopun masih melekat padaku. Sedangkan kebanyakan temanku sudah memiliki pasangannya masing masing. Hal itu menambah berat penderitaanku karena dengan demikian,mereka yang memiliki pasangan akan membawa pasangannya saat kumpul bersama. Disitulah puncak-puncaknya teman-temanku mengejek habis diriku yang masih setia dengan status jomblo, untungnya aku tidak sendirian. Temanku Ngece juga menyandang gelar yang sama. Ngece mempunyai seorang incaran cewek yang sangat cantik pada waktu itu. Karena waktu itu aku masih belum mempunyai incaran,aku memutuskan untuk membantu Ngece mendapatkan incarannya.

            April 2013 Ngece menunjukanku siapa incaranya. Dia bernama Ipah, cewek yang sekarang menjadi milikku seorang. Aku mulai mengamati siapa sebenarnya Ipah itu. Ternyata dia baru saja putus dengan pacarnya dan mungin sedang memasuki masa-masa galaunya.” Ini adalah celah untuk mempersatukan mereka” pikirku. “Dek ipah, dicari mas Ngece tuh!!!” itu adalah kata yang aku ucapkan setiap aku berpapasan dengannya. Sampai-sampai,pernah disuatu saat, ketika kelasku dan kelas Ipah bersamaan mendapat tugas ke perpustakaan. Disana aku habis habisan mengolok-ngolok Ipah dengan Ngece sehingga Ipah berlari keluar dari perpustakaan dengan pipi merahnya. Hal itu membuatku tertawa kegirangan.

            Dua bulan berlalu sejak saat itu. Mungkin ngece lelah dengan Ipah,buruan yang tidak mungkin diperolehnya. Disuatu malam, tidak sengaja saat aku bermain Facebook,aku membaca salah satu status Ipah yang bernadakan galau.

“Yang punya nomerku,SMS dong, butuh temen SMSan nih” kurang lebih seperti itu status facebooknya

Setelah membaca statusnya tiba-tiba tanganku tanpa disuruh membuka kontak dialognya dan menulis sebuah pesan yang bertuliskan “Mau aku SMS sih,tapi sayangnya aku nggak punya nomermu”. Tidak lama berselang,aku mendapat pesan darinya yang berisi nomor telfonnya. Hal ini membuatku senang bukan kepalang. Secepat kilat aku langsung mengambil HPku dan langsung menghubunginya. Ipah orangnya sangat terbuka sekali denganku,kami membicarakan tentang banyak hal. Semakin lama hubungan kami semakin dekat. Kedekatan kami dimulai pada saat bulan rahmadhan tahun 2013, pertama kali aku mengajak Ipah keluar bersama untuk berbuka. Awal pertemuan,kami masih malu satu sama lain. Hingga setelah beberapa kali bertemu dan jalan bersama,kami menjadi akrab. Bahkan teman-temanku dan teman-teman Ipahpun banyak yang menganggap kami telah pacaran. Pada tanggal 15 September 2013,tepat saat hari ulang tahunku,aku tidak menyangka Ipah akan memberikanku sebuah hadiah sembari menguyurku dengan air dan tepung. Hadiahnya dibungkus dengan kertas kado yang ukurannya sangat besar. Dia sengaja melarangku membukanya di sekolah agar malu dilihat orang dijalan ketika pulang nanti. Dengan sedikit kesal,senang dan malu,aku terpaksa menuruti keinginan orang ini. Tidak selesai sampai disitu,setelah aku membuka kadonya,ternyata terdiri dari banyak bungkus sehingga menyulitkanku untuk membuka kadonya. Setelah bungkus terakhir ku buka dengan susah payah,ternyata isinya sebuah jam tangan yang sampai sekarang masih kusimpan. Ipah adalah wanita pertama yang memberiku kado ulangtahun.

            Sejak peristiwa itu aku menjadi lebih menyukainya,tetapi karena kesibukanku akhir itu membuatku jarang menghubungi Ipah. Dia tidak pernah mengeluh kepadaku karena kesibukanku,tapi aku tahu pasti dia sangat menungguku menembaknya dari pesan-pesan yang diposting dimedia sosialnya dan salah satu teman akrabnya. Sekian lama aku menggantungkannya sehingga mungkin dia lelah degan sikapku dan mulai curhat di media social. Setelah aku melihat media sosialnya, ternyata kebanyakan postingannya dikomentari oleh mantan-mantannya. Melihat hal itu membuatku sedikit was-was,takut apabila dia kembali dengan mantannya. Mulai saat itu aku kembali meningkatkan intensitas pendekatanku dengannya. Ira,teman baik Ipah selalu memintaku untuk segera menembaknya,nampaknya Ipah juga sedikit lelah menungguku. . Kedekatanku dengan Ipah kurang lebih terjalin selama 6 bulan dan aku terus saja menggantungkannya

            Aku sebenarnya ingin sekali meembak Ipah,tapi apadaya aku terlalu takut untuk mengungkapkan perasaanku. Aku pada waktu itu sangatlah berbeda dengan aku waktu SMP yang dengan mudahnya bilang sayang kepada wanita. Setiap keluar dengannya sebenarya aku ingin sekali menembaknya, tapi entah kenapa tiba-tiba bibirku seperti terkunci rapat. 15 Oktober 2013, aku sudah berjanji akan menembaknya. Peristiwa ini mungkin merupakan saat yang paling ditunggu Ipah semenjak aku dekat dengannya. Oleh karena itu aku harus merencanakannya sebaik mungkin. Semalam sebelumnya aku merangkai kalimat kalimat indah yang ingin ku katakan saat akan menembaknya nanti. Rencananya aku akan bertemu sengannya di rumah Ira,teman akrabnya. Setelah bertemu dengannya entah mengapa aku sangat takut sekali mengatakannya. Setelah itu aku mengajaknya nonton ke bioskop,setelah nonton aku berencana akan menembaknya. Selesai nonton aku sudah bersiap siap untuk menembaknya,tetapi seperti sebelumnya, rasa takutku kali ini menang lagi. Akhirnya aku berencana lagi menembaknya di jalan. “Kali ini harus berhasil”pikirku. Selama perjalanan aku terus saja mengingat-ingat kalimat yang telah ku rangkai. Tetapi,seakan kepalaku seperti memory yang telah diformat, semua kalimat yang dengan susah payah ku rangkai seakan akan hilang, aku menjadi gugup selama dijalan. Saking gugupku, selama perjalanan kami hanya diam saja. Karena aku tidak mau hari ini terlewatkan, sepontan saja mulutku berkata “Pah,kamu mau jadi pacarku?”. Perkataanku membuatnya sedikit tersentak. Disamping itu aku sangat malu sekali seakan akan ingin merobek mukaku. Baru sekali ini aku menembak cewek dengan ekspresi dan kata-kata sememalukan ini. Aku pasrah saja menunggu jawaban darinya. Setelah lama menunggu tiba-tiba dia berkata “Aku nggak bisa”. Aku sangat kaget dan berusaha untuk tidak panic dan tidak bertanya alasannya. Diapun juga diam saja setelah berkata demikian. Pikiranku kacau sekali saat itu. Kami beberapa saat saling diam. “Aku nngak bisa nolak kamu” suara itu terdengar nyaring dan indah dari belakangku. “hah?apa maksudmu? Jadi kamu mau menjadi pacarku?” pertanyaan tersebut berulang kali keluar dari mulutku dan dia hanya menjawabnya dengan senyuman manis sembari memalingkan wajahnya. “Iya” kata Ipah, kata itu seakan mendinginkan kepalaku sang semula panas karena aku kira dia tidak mau menerimaku. Dengan diterimanya aku,maka status jomblo yang 2tahun lebih melekat di diriku kini telah hilang.

            Hubunganku dengan Ipah berjalan hingga saat ini. Kurang lebih 1,8tahun hubungan kami berjalan. Sekarang aku menempuh kuliah di Kalimantan, dan Ipah sedang mendaftarkan diri menjadi Polwan di Jawa. Jarak buknlah sebuah masalah bagi kami,bahkan karena jarak inilah yang membuatku bertahan lama dengan Ipah. Kami berusaha meraih mimpi masing-masing dan membangun hubungan atas dasar kepercayaan dan rasa sayang satu sama lain. Semoga hubunganku dengan ipah akan awet sampai kakek nenek baik dalam sebuah keluarga ataupun ikatan pertemanan,karena jodoh hanya di tangan Tuhan

           

    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun