APAKAH ANDA PERNAH DEPRESI..? Aku pernah suatu waktu aku hidup bagai mayat hidup yang hanya tau tidur dan makan,karna depresi tak ada hasrat tak ada tujuan.Duniaku hanya kamar tidur dan warnet.
Hidup di mulai pukul 23:00 sampai 06:00 setelah itu mati begitu saja Tak ada yang dapat di ajak bicara tentang depresi hingga aku terlalu marah dan mulai tak memperdulikan sekitar,Aku mulai diam menjadi pasif,apatis,dan skeptis terhadap apapun.Â
Aku marah, frustasi. Di tengah semua perasaan yang menyesakan itu sebuah kabar datang. Jam menunjukan jam 6 pagi  billing warnetku akan habis seperti biasa aku akan pulang saat orang orang masih sibuk dan tak memperhatikanku.Â
Namun pagi itu berbeda sebuah kabar mengejutkanku Kaka perempuaku sambil menangis menghampiriku di warnet depan gang rumahku tempat aku berada ia mengabarkan emak (panggilan untuk ibu) telah mengalami kecelakaan saat akan belanjaa dagangan. Sontak aku kaget. Dan bergegas meninggalkan komputer yang aku sewa.Â
Aku keluar dari Ruangan yang kebetulan langsung menghadap jalan lalu kulihat sebuah mobil ambulance terparkir di depan rumah. Aku bergegas menghampiri.Â
Dan di sana masih ada emak yg terbaring lemah. Aku hampir meledak lalu mulai sesak menyadari apa yang terjadi. Aku mulai menerka-nerka alasan mengapa tak langsung di bawa kerumah sakit malah di bawa ke rumah aku marah namun tak berdaya. Akhirnya dengan sedikit uang yang tersisa di dompet emak. Ambulance mau mengantarkan ke rumah sakit.Â
Emak di rawat selama 7 Hari aku ingat betul waktu itu bulan ramadhan  dan 8hari menjelang idulfitri. Tak ada dokter yg berjaga dengan alasan semua sudah mudik hingga hanya perawat saja yg berjaga membuatku semakin marah dan tak berdaya. 7hari emak di rawat 7Hari pula aku tidak tidur dan makan. Tidak mandi sejak tengah malam 8hari lalu.Â
Semakin menyesakan tatkala memikirkan biaya rumah sakit. Â Aku yang sejak 2tahun yang lalu sudah depresi hanya bisa berusaha menuntut biaya perobatan dari pihak bus yang terlibat kecelakaan angkot yang di alami emak.Â
Setelah semua tuntutan dan mondar mandir dari rumah sakit,Balai desa dan kantor polisi akhirnya pihak bus bersedia menanggung semua biaya perobatan.Â
Setelah 7hari emak di rawat akhirnya emak di perbolehkan untuk pulang. Takbir berkumandang di mana mana saat becak kayuh yg di tumpangi emak mengantarkannya ke rumah.Â
Emak duduk di kursi tamu. Saat aku mulai mengamuk aku menangis sejadi jadinya dan menendang semua kursi yang tidak di duduki membanting semua benda yang ada di hadapanku.Â
Rasa kecewa dan marah yang aku pendam selama 2tahun keluar tak terkendali di umurku yang belum genap 21tahun aku mengalami berbagai tekanan yang membuat depresi dan terlintas keinginan untuk bunuh diri namun semua terlewati dengan kejadian ini aku tersadar dan berfikir harus bergerak dan berubah dari rasa depresi yang sangat berbahaya itu.Â
Rasa tak berdaya semakin menjadi jadi berbagai masalah hidup datang silih berganti kenyataan tak sesuai ekspetasi semua usaha dan doa selalu gagal dan membuat depresi tak ada lawan bicara tak ada tempat berbagi hingga terlintas keinginan untuk bunuh diri.Â
Tapi semua itu hanya cerita lalu. Kini aku hidup dengan fikiran lebih positif dan memandang hidup adalah subuah proses yang membutuhkan waktu. Akhirul kata Wasalam.Â
Note
Luangkanlah sedikit waktumu untuk orang yang meminta hanya sekeder berbicara hal hal yang sepele. Karna sungguh kau takan pernah tahu apa yang telah di alami oleh orang yang memintanya. berbicara bisa sedikit mengurangi rasa sakit meski tak menyembuhkan lukanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H