Mohon tunggu...
Giyat Yunianto
Giyat Yunianto Mohon Tunggu... Administrasi - Insya ALLOH profil yang saya buat dapat dipertanggungjawabkan.

Diam kupikir Lisan kuDzikir.....https://www.instagram.com/giyat81/ @GiyatYunianto... www.giyatyunianto17.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Lebih Baik "Hilang" 40 Ribu dari pada "Hilang" Waktu

13 Februari 2015   00:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:18 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Ingin mengurus segala sesuatunya dengan cepat merupakan salah satu sifat manusia utamanya yang hidup di perkotaan. Tak terkecuali mengurus perpanjangan STNK, hal tersebutlah yang terjadi pada diri saya pada Hari Jum'at tanggal 2 Januari 2015.
Selama ini memang saya kerap meminta tolong kepada penjaga di tempat saya bekerja yang bernama Budi bila telah tiba waktu untuk memerpanjang STNK dengan memberi uang "bensin" sebesar Rp.40 ribu. Karena dengan minta tolong kepada beliau waktu saya menjadi lebih bermanfaat.
Namun, tak saya sangka sekira pukul 10.30 WIB Pak Budi tersebut datang kembali dengan membawa berita "duka" kalau saat ini memerpanjang STNK tidak bisa diwakilkan. Sontak saja saya kecewa dan tak habis pikir mendengarnya.
Tadinya saya pikir Pak Budi tersebut bakal membawa berita gembira jika STNKnya telah selesai diperpanjang, ternyata bayangan indah yang ada dalam benak saya tidak sama dengan kenyataan yang saya terima.
Terpaksalah saya bergegas menuju kantor SAMSAT yang ada di kota saya untuk mengurusnya seorang diri. Bagi mereka yang terbiasa mengantre memang bukan masalah namun buat saya merupakan siksaan jika harus mengantre selama 3 jam.
Sepanjang perjalanan menuju kantor SAMSAT pikiran saya tidak karuan membayangkan lamanya menunggu antrean, apalagi saat itu hari Jum'at yang berarti istirahat siang kantor akan lebih lama karena adanya Jum'atan.
Tepat pukul 11.00 WIB saya tiba di kantor SAMSAT dan ternyata benar dugaan saya bahwa kantor telah ditutup sementara guna pelaksanaan sholat Jum'at dan itu artinya saya harus menunggu lagi hingga pukul 13.00 siang.
Sambil menunggu saya berbincang dengan orang-orang yang juga sedang mengurus perpanjangan STNK dan saya terkejut ternyata mereka bukan mengurus STNK mereka sendiri melainkan STNK orang lain. Itu artinya berita "duka" yang Pak Budi sampaikan kepada saya ternyata tidak benar.

14237359411320837162
14237359411320837162

Sebenarnya mengurus perpanjangan STNK tidaklah sulit jika pengurusannya sama seperti membayar listrik atau telepon. Semoga saja pemerintah Republik Indonesia dapat membuka loket perpanjangan STNK di setiap kelurahan di Indonesia agar antrean panjang dapat dihindari di masa yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun