Mohon tunggu...
Giyat Yunianto
Giyat Yunianto Mohon Tunggu... Administrasi - Insya ALLOH profil yang saya buat dapat dipertanggungjawabkan.

Diam kupikir Lisan kuDzikir.....https://www.instagram.com/giyat81/ @GiyatYunianto... www.giyatyunianto17.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bukti Nyata S2 Bukan Jaminan hidup Mulia

12 Agustus 2014   04:37 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:47 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pendidikan adalah salah satu cara untuk memuliakan hidup seseorang, semakin tinggi tingkat pendidikan semakin tinggi pula cara berpikir dan pola hidup orang tersebut.Oleh karena itu sangat tidak masuk akal jika ada lulusan S2 sebuah Universitas ternama di Indonesia sampai depresi karena menganggur.
Tidak mudah meraih gelar S2 di Universitas Indonesia, jangankan gelar S2 untuk kuliah S1 di UI hingga lulus saja sulitnya bukan main.Karena itulah lulusan UI banyak di segani dan mudah mencari kerja menurut pendapat sebagian besar masyarakat Indonesia.
Ignatius Ryan Tumiwa merupakan salah satu dari sedikit orang Indonesia yang beruntung karena berhasil memperoleh gelar S2 di Universitas Indonesia.Hal tersebut adalah modal besar untuk mendapatkan kerja yang seharusnya selalu disyukuri.
Bersyukur itu banyak caranya dan bersyukur merupakan salah satu cara yang murah untuk menikmati hidup.Insya ALLOH dengan memperbanyak syukur segala kesempitan yang ada dalam hidup akan ALLOH hilangkan dengan sendirinya.
Banyak melihat atau memerhatikan orang-orang yang berada di bawah kita merupakan salah satu cara bersyukur yang mudah.Tidak sedikit orang-orang yang tubuhnya tidak sempurna justru berhasil dalam mengembangkan usaha yang ia geluti.
Hal tersebut merupakan pertanda bahwa ALLOH Maha Adil dan tidak pernah pilih kasih dalam memberikan sebuah kesuksesan pada makhluknya.Namun, justru banyak orang yang memiliki kesempurnaan fisik malah menjadi "penyakit" pada lingkungannya.

Apa yang terjadi pada Ignatius Ryan Tumiwa merupakan sebuah hikmah yang berharga yang harus selalu diperhatikan oleh para orang tua agar jangan memberikan sugesti bahwa kesuksesan hanya dapat diperoleh dari tingginya nilai yang ada pada raport atau ijazah.

Sejak dini kita harus mengupayakan agar anak-anak bergaul dengan lingkungan mereka sehingga emosi dan spiritual dapat terasah dengan baik.Dengan demikian di kemudian hari mereka tidak kaget bila mendapatkan sebuah cobaan, rintangan dan tantangan yang tidak diduga sebelumnya.

Mencari ilmu setinggi-tingginya merupakan kewajiban setiap kita dan bila ilmu tersebut telah didapat harus diamalkan agar bermanfaat bagi orang lain.Salah satu penyebab depresi adalah karena kurangnya amalan dan tidak peka terhadap lingkungan sosial.Semoga ALLOH SWT menjaga anak keturunan kita dari depresi dan usaha bunuh diri dengan cara apapun.Aamiin.WallohuA'lamBishowab.Semoga Bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun