Ramainya pejabat negara yang cuti menjelang masa kampanye merupakan bukti konkret bahwa mereka lebih mementingkan kepentingan pribadi ketimbang rakyat kebanyakan.
Hal ini sangat disayangkan, karena banyak waktu yang terbuang sia-sia akibat cuti kampanye tersebut akibatnya target pembangunan yang telah dicanangkanpun menjadi terganggu.
Izin cuti kampanye memang diperbolehkan tapi rasanya tidak etis jika dilakukan oleh seorang pejabat yang notabene telah menikmati fasilitas yang telah diberikan oleh negara.
Jika saja para pejabat di republik ini paham akan dalil-dalil yang ada dalam Al qur'an, Insya ALLOH tak akan ada lagi waktu dan uang yang dihambur-hamburkan secara percuma.
Apa yang telah dilakukan oleh para pejabat tersebut merupakan contoh yang tidak elok dan dapat berdampak buruk bagi jalannya pemerintahan.
Oleh karena itu, masyarakat harus waspada dan jangan terpesona dengan orasi kampanye mereka yang begitu menggelora namun sarat dengan tipu daya.
Sudah saatnya rakyat Indonesia dipimpin oleh para pejabat yang benar-benar fokus menjalankan tugas negara agar rakyat semakin sejahtera dan bukan pejabat yang mementingkan citra.
"INNALMUBADZDZIRINA KAANUU IKHWAANASYSYAYAATHIINI, WA KAANASYSYAITHOONULIROBBIHIKAFUUROO".Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya."
Ya ALLOH berilah kami pemimpin yang mau bersungguh-sungguh menyejahterakan kami dan jauhkanlah kami dari pemimpin yang hanya mementingkan kepentingan pribadi.Aamiin.Wallohu A'lam Bishowab.Semoga Bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H