Mohon tunggu...
Cicih Juarsih
Cicih Juarsih Mohon Tunggu... -

terus perbaiki diri dan berusaha menjadi yang terbaik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Amanat dari Guru Terhebat Hidupku

19 Mei 2012   13:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:06 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya pikir keliru ketika seseorang berpikir bahwa seorang guru hanyalah pengajar murid dalam hal akademik semata, pandangan yang terlalu sempit. Karena seperti yang telah saya pelajari di dunia akademik dalam hal pendidikan, tugas seorang guru bukanlah sekedar mencerdaskan murid dari segi intelektualnya saja. Karena seorang murid yang merupakan output yang dihasilkan dari pendidikan yang diselenggarakan di sekolah merupakan kader para penerus bangsa yang akan memimpin atau dengan kata lain yang akan membawa negara kita di masa mendatang. Akan di bawa ke arah manakah? Ini semua tergantung dari para pendidik calon pemimpin bangsa ini, selain orang tua tentulah guru memiliki peran yang penting dalam menanamkan pendidikan moral, agama, serta sosial budaya.

Guru bagi saya adalah sosok yang begitu hebat, termasuk guru-guru yang pernah mengajar saya di sekolah. Terutama ketika saya berada di tingkat Sekolah Menengah Atas. Kenapa saat SMA? Karena saat itu saya sedang mencari sesosok panutan yang akan menjadi motivator atau arah petunjuk dari tujuan hidup yang belum secara jelas tergambar dalam benak saya. Saya belum memiliki peta yang pasti akan membawa saya ke arah tempat kehidupan di mana masa depan cerah menanti saya dengan hangat.

Ada dua sosok guru yang selalu saya ingat amanatnya dalam pikiran saya hingga saat ini yang selalu terngiang di telinga saya. Yaitu seorang guru mata pelajaran bahasa sunda dan guru mata pelajaran matematika. Setiap disela-sela mengajar di kelas beliau-beliau selalu dengan semangat serta bijaknya memberikan arahan moral yang lurus bagi kami.

Bapak Ruhyat selaku guru mata pelajaran Bahasa Sunda, beliau selalu mengajar dengan gaya kepemimpinannya yang tegas namun tepat sasaran, artinya bukanlah killer atau apa pun. Namun, beliau seperti sesosok ayah yang menerapkan disiplin saat belajar. Teringat saat itu saya belajar mengenai cara menulis dan membaca aksara sunda. Jelas, beliau selalu mengingatkan kami agar selalu mencintai kebudayaan leluhur kita pada jaman silam, yaitu dengan membiasakan kami untuk menulis apa pun menggunakan aksara sunda. Hingga amanat beliau yang selalu membekas dalam ingatan ini ialah “Selalu gunakanlah Bahasa Sunda saat percakapanmu dengan orang sunda tentunya, jangan pernah merasa malu untuk berbahasa sunda dalam percakapanmu. Serta suatu saat nanti saat kalian telah membentuk sebuah keluarga, maka ajarkanlah bahasa sunda kepada anak-anakmu kelak, serta ajarkan pula suami atau istrimu mengenai aksara sunda, begitu pun anak-anakmu ajarkan pula agar budaya sunda tidak akan punah”. Saya pun terenggut untuk dapat melaksanakan amanat tersebut, karena dengan demikian dengan perubahan yang saya lakukan akan ikut mewariskan dan memelihara kebudayaan sunda.

Seorang guru matematika yang sangat saya kagumi, beliau adalah Bapak Nurul Azham. Saya selalu semangat saat mengikuti pelajaran matematika, karena beliau mampu menjadikan pelajaran matematika menjadi sebuah mata pelajaran yang tidaklah rumit seperti namanya. Saat mengajar di kelas, beliau selalu memberikan motivasi-motivasi yang keren bagi kami, beliau selalu memupuk kami agar berani bermimpi dan capailah dengan usaha serta kerja keras tanpa ada segaris pesimis yang engkau tampakkan. Beliau memberikan informasi-informasi beasiswa bagi kami agar melanjutkan pendidikan hingga ke arah yang lebih tinggi, dan meyakinkan kami semua bahwa biaya bukanlah kendala saat kita benar-benar percaya akan kemauan kita yang kuat dapat terlaksana. Semangat membara saat remaja SMA berkat kisah-kisah yang selalu beliau ceritakan saat mengajar di kelas terasa sangat indah untuk menjadi patokan disaat layunya semangat hidup dalam menggapai kesuksesan. Amanat yang beliau sampaikan adalah “Percayalah dengan kehidupan yang indah yang Allah SWT gariskan untuk kita suatu saat nanti”. Guna meyakinkan hal tersebut beliau selalu mengingatkan kami berulang kami agar menjadi pribadi yang pemurah, dalam hal pemurah hati serta pemurah rezeki. Prinsip yang beliau tanamkan ialah jangan menganggap bahwa rezeki itu ialah matematika. Rezeki itu bukanlah matematika. Saya rasa setiap orang pasti paham akan amanat tersebut, bahwa saat kita memberikan rezeki yang kita punya sebanyak 2 Rupiah misalnya, maka rezekimu tidak akan hilang sebanyak yang telah dikeluarkan, namun rezekimu akan bertambah hingga beberapa kali lipatnya.

Itu semua barulah setitik ilmu dari sebuah amanat yang selalu tak pernah bosannya guru sampaikan bagi para muridnya, namun begitu sangat banyak. Hingga kita tak pernah sadar bahwa guru ialah sesosok orang tua bagi kita ketika di sekolah, bahkan sebagai sahabat yang dengan setia menuntun kita ke arah jalan yang mampu mendewasakan hidup kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun