Mohon tunggu...
Caturida Meiwanto Doktoralina
Caturida Meiwanto Doktoralina Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Senang Olahraga dan Prestasi menuju Indonesia Taat Azas

Selanjutnya

Tutup

Politik

‘MISS LANE’ MENDUKUNG SALAH SATU CAPRES-CAWAPRES NKRI 2014

28 Mei 2014   04:18 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:02 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Visi, Misi dan Strategi Calon telah terdaftar pada KPU untuk Pilpres 2014 Juli nanti. Deklarasi telah bergulir secara Nasional oleh dua kubu pendukung. Tetangga,rekan kantor (atasan-bawawan), saudara/keluarga (anak/pasangan hidup) mempunyai perbedaan persepsi tentang masing-masing calon. Namun hanya satu yang akan mereka pilih untuk Indonesia .

Melanjutkan pernyataan penulis sebelumnya berkenaan Popularitas dan Strategi dan PBNU Kunci Sukses Pemilu Presiden 2014, maka kajian pemikiran saat ini adalah MISI SUCI BELA NEGARA (MISS LANE).

MISS LANE adalah kajian pemikiran kita bersama mengenai calon pemimpin masa depan Indonesia lebih baik.  Seluruh pemimpin Indonesia mempunyai cara ‘menjaga kelebihan dan kekurangannya masing-masing’. Bahasa yang baik dan santun adalah ciri bangsa Indonesia yang dikenal pada dunia Internasional, masyarakat yang ramah menjadi ‘buah bibir’ di dunia. Pernyataan ini selalu dilontarkan mulai dari masyarakat biasa, aktris/aktor hingga pada pemimpin Negara.

Untuk mencapai Kemampuan MISS LANE tentu saja para Capres dan Cawapres harus mempunyai keunggulan kompetitif berbagai bidang, berpengalaman memimpin yang diakui oleh masyarakat, di segani karena kepiawaiannya dalam bernegara. Karena memimpin Negara bukan hanya sekedar berbicara retorika politik (janji-janji belaka). Mari kita memperhatikan kemampuan capres dan cawapres dengan jeli agar tidak terjebak pada penyesalan kemudian hari (walaupun itu pilihan anda).


  1. Pemahaman mengenai Ekonomi Mikro dan Makro. Pemahamanmengenaiekonomi Nasional dan Internasional adalah suatu keharusan bagi capres-cawapres. Tanpa mengetahui hal tersebut, maka mereka bukanlah pemimpin yang kita cari. Pemahaman ini tentu harus berdasarkan bukti-bukti nyata yang akan menjadi acuan generasi muda bangsa Indonesia, bukan data yang dibuat menjelang/saat kampanye berlangsung. Pemahaman Mikro dan Makro ini juga mengidentifikasi pemahaman pertahanan dan keamanan  NKRI, tanpa pertahanan dan keamanan yang baik maka PAD/PDB tidak berjalan selaras terlebih setelah adanya UU otonomi daerah.
  2. Pemahaman Kependidikan. Bahasa Inggris sebagai bahasa utama pergaulan menuju Indonesia lebih baik pada dunia internasional harus menjadi standarisasi dimiliki semua calon. Saat ini, hampir seluruh lini mengharuskan kemampuan berbahasa sebagai syarat utama. Menjadi PNS, menjadi dosen bahkan menjadi pekerja pada suatu perusahaan (kecuali pada tatanan klerikal murni). Mengapa hal ini menjadi kebutuhan? Masing-masing pasti mempunyai  pandangan yang berbeda-beda, tetapi kenyataannya  hal tersebut menjadi suatu keharusan yang tidak terelakan.  Bagaimana kita akan go internasional tapi masyarakat dan pemimpinnya tidak membuktikan kemampuan diawal perjuangannya?!. Bukti bahwa hal tersebut tidak terelakan adalah  kenyataan lapangan kerja yang selalu menyebutkan akan keharusan kemampuan bahasa tersebut. Bila masyarakat disyaratkan mengenai bahasa tersebut, mengapa Pemimpin Negara tidak disyaratkan? Semoga menjadi kajian bersama. Bukankah memimpin Negara harus mempunyai kemampuan lebih dalam upaya memperkenalkan Indonesia pada dunia Internasional ? Bahasa adalah salah satu modal utama satu paket dengan aturan yang ditetapkan.
  3. Pemahaman Sikap dan Itikad berpolitik yang baik. Siapa diantara mereka yang mempunyai sikap dan itikad politik yang baik ? Apa Maksud Sikap dan Itikad tersebut?. Sikap berpolitik yang baik seharusnya menghargai jerih payah lawan atas perjuangan ‘seseorang/kelompok ‘ danberani mengakui secara gentle bahwa mereka unggul, mereka berjasa dengan tidak mencemooh satu sama lain. Tetapi inilah kenyataan politik yang ada pada masyarakat, bahwa masih ada ‘klenak-klenik’ arus bawah. Hal ini juga merupakan pembuktian bahwa kesadaran berpolitik masyarakat masih dipengaruhi oleh ‘kendaraan pemimpinnya’ atau lebih kepada tingkat pengetahuan politik yang rendah dan cenderung tidak mau tau sehingga menjadi ‘figura’ politik, siapapun calonnya. Mungkin dengan ‘bahasa pasar’, mereka mengatakan berhasilnya kepemimpinan masih dipengaruhi oleh sebab garis tangan, kaki tangan, campur tangan, buah tangan, ringan tangan dan jika tidak berhasil maka mereka menjawab siapkan saja sapu tangan!!. Semoga itikad baik bernegara berjalan seiring dengan sikap baik bernegara dan taat hukum.
  4. Pemahaman Kependidikan Kultur dan Budaya Indonesia. Dengan memperhatikan populasi jumlah penduduk Indonesia (datastatistik-indonesia), maka calon pemimpin  NKRI harus sangat menguasai keberadaan etnis, kultur dan budaya dalam ke Bhineka Tunggal Ika-an serta kepastian akan jumlah pulau di Indonesia, agar tidak ada keraguan bahkan ‘kepincangan pembangunan’  atas masyarakat yang ‘mungkin’ ada pada pulau tersebut. Tanpa pemahaman kependidikan etnis, kultur dan Budaya Indonesia yang beragam tersebut, ‘agak meragukan’ calon pemimpin berlaku adil dalam pembangunan berbagai bidang. Pemahaman akan hal ini telah dijalankan oleh Pemerintahan sebelumnya melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan beberapa kementerian lainnya. Semoga pemahaman yang sama dimiliki oleh Capres-Cawapres saat ini. Kami yakin bahwa diantara mereka atau bahkan keduanya sangat memahami hal ini.
  5. Pemahaman akan Hukum dan Keadilan. Kita semua telah mendapatkan informasi pasti akan perjuangan salah satu capres-cawapres yang memperjuangkan nasib ‘pejuang devisa’ hingga terbebas dari suatu hukuman. Beberapa Pemimpin terdahulu juga melakukan perjuangan  yang sama seperti Alm. Gus Dur, Bapak SBY, Alm. Soeharto dan Alm. Soekarno. Semoga calon pemimpin NKRI setelahnya juga melakukan hal yang sama. Pemahaman Hukum dan Keadilan juga harus menekankan bahwa ‘hukum tidak tajam ke bawah saja’, namun bersifat setara, sehingga masyarakat benar-benar merasakan keadilan tersebut.
  6. Pemahaman Visi, Misi yang secara aktual diterima masyarakat. Masing-masing VMS (Visi,Misi dan Strategi) sudah pasti telah disiapkan oleh dua belah capres-cawapres. Masyarakat hanya ingin mengetahui Program riil yang mengena langsung kepada sumber, dari beberapa paparan visi, misi tersebut masyarakat hanya berharap apa yang disampaikan tepat sasaran dan tujuan perubahan.

Kajian ini disampaikan kepada pemilih muda dan pemilih yang masih ragu-ragu dalam menentukan sikap berpolitik terhadap 2 (dua) calon yang telah disahkan Pemerintah.  Semoga menjadi bahan masukan dan pemikiran kita bersama.

Pesan Moral : WALAUPUN MASA LALU KITA SURAM, PERCAYALAH BAHWA MASA DEPAN ITU SUCI.

Caturida Meiwanto Doktoralina

Berjuang untuk Indonesia taat azas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun