Mohon tunggu...
Tupat Tominatasa
Tupat Tominatasa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Administrator

Logika dan Rasa Menjadi Deretan Kata.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Surat untuk "Mulyono"

1 September 2024   10:19 Diperbarui: 1 September 2024   10:19 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hari ini 1 September adalah hari surat sedunia... Ku tuliskan surat untukmu "Mulyono"!!!

Namamu indah "Mulyono" aku menerjemahkan nama indahmu sebagai seorang yang berhati mulia, bernilai tinggi serta luhur dalam budi pekerti yang kemudian berharap bisa menginspirasi kehidupan orang lain.

"Mul" kudengar sekarang kamu sudah menjadi pemimpin, bukan seperti dulu yang hanya tukang kayu di sebuah desa kecil.

Mimpimu dari dulu memang besar. Katamu kita tidak boleh "Miskin Mimpi". Fir'aun saja memiliki mimpi yang besar "Menjadi Tuhan Palsu", barangkali karena Fir'aun melihat potensi dan peluang bahwa orang-orang disaat itu bermental hamba Tuhan Palsu.

"Piramida" adalah legacy Fir'aun sebagai pengejawantahan kecongkakannya dalam bersaing dengan Tuhan. Mungkin Trilyunan harta atau bahkan nyawa menjadi tumbal atas hasratnya. Rakyatnya miskin merana dibayang-bayangi ancaman serta intimidasi bila melawan. Boro-boro melawan ingin menasehati saja di bungkam.

Agar kekuasaannya sebagai "Tuhan Palsu" tetap eksis, Fir'aun bekerja dengan cerdik, taktis dan licik, dengan menggaet Qarun yang notabene seorang pengusaha besar seperti "Sembilan Naga" dan merayu arsitek terhebat bernama Haman untuk membuat "Piramida" bukan burung "Garuda". Sungguh kerjasama dan kolaborasi terkuat pada zamannya. Visinya hanya satu " Mengabadikan hasratnya sebagai Tuhan Palsu"

Tak lupa Fir'aun juga menganut paham "Dinasti", hasratnya agar semua kekuasaan dan harta dapat diwariskan ke keluarganya "Apapun caranya".

Aturan dibuat dengan cara brutal. Petugas kekuasaan dengan petuah dan titah " Tuhannya" kejam dan sadis terhadap rakyatnya. Bahkan dengan tega membunuh anak laki-laki yang tak berdosa. Sekali lagi hanya untuk mengabadikan hasratnya sebagai "Tuhan Palsu".

Begitulah katamu saat menjadi "Tukang Kayu" dulu. Dan kini mimpimu telah tertunaikan seiring berjalannya waktu. Semoga engkau bukanlah duplikasi "Fir'aun kecil" karena kekuasaan abadi tidaklah ada bagi manusia, Semua akan sirna!!!.

Salam dari sahabat lamamu

 "Tukang Kayu"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun