Mohon tunggu...
Tupat Tominatasa
Tupat Tominatasa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Administrator

Logika dan Rasa Menjadi Deretan Kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cahaya dan Kaca

25 Agustus 2024   09:12 Diperbarui: 25 Agustus 2024   09:13 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kamu, Aku atau Kita bukanlah cahaya
Hanya sekedar kaca
Hanya perantara
Atas pesan dan kuasa Nya

Bila cahaya milik tuhan
Dan kaca adalah kita
Sanggupkah kita menyerap cahaya-Nya
Lalu memancarkannya

Ahh..
Kaca ini terlalu kotor
Bernoda hati yang dengki
Prasangka yang tiada henti
Dan mulut yang selalu mencaci

Maafkan aku duhai pemilik cahaya
Harapku...
Noda ini hilang bersama pujian merdu agungku
Luntur diwaktu sujudku
Lalu bersinar bersama laku baikku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun