Mohon tunggu...
Tupat Tominatasa
Tupat Tominatasa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Administrator

Logika dan Rasa Menjadi Deretan Kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jomblo Pilihan

29 Mei 2021   05:30 Diperbarui: 29 Mei 2021   05:43 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan! sinarmu mengelus rasaku. Menyapu malu. menggugu kaku. Tapi kenapa kamu pergi diwaktu datang sang mentari? Ahh.. Setia adalah prinsip hidupku dan kamu berlalu bersama lewatnya hari dalam minggu.

Mentari! datangmu menyingkap gelap. Menabur asa bayang masa depan. Menebar harapan, mengurai salam dan merekahkan senyuman. Namun kenapa kamu tetiba hilang saat datangnya para bintang?  Ahh.. kamu pecundang.

Bintang! kelip cintamu hadir hiasi kesunyian malam. Menari berlenggok mengikuti irama detak jantung yang semakin kencang. Aku mengira kamulah pembawa cinta yang kekal. Tapi kenapa kamu menghilang disaat hadirnya mimpi-mimpi malam? Ahh..kamu hanya pembawa harapan.

Aku ingin dia! Katamu. Dia membisu. Kok bisu? tanyamu. Dia malu meragu. Ahh.. bukan Kamu! putusmu.

Ragu-mu telah memudar dan mengaburkan warna dalam pilihan. Saat Ideal hanya sekedar harapan, karena sicacat telah merengkuh dan menggores sang idaman. Ahh..Akulah sang ideal! Katamu.

"Kalau sendiri bahagia, lalu kenapa harus bersamamu? apalagi bersamanya?" Simpul-mu. Usiamu telah berganti. Menua bersama indahnya diri. ahh...Kamulah jomblo pilihan sejati!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun