Mohon tunggu...
Suci Nuriatil Islamiyah
Suci Nuriatil Islamiyah Mohon Tunggu... -

Bekerja di Universitas Paramadina, Alumni Assalaam Islamic Modern Boarding School, Alumni Universitas Nasional.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Wanita: Karier atau Ibu Rumah Tangga

29 Oktober 2013   10:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:53 890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Judul diatas seperti menggambarkan sebuah pilihan yang harus diambil. Bagi sebagian wanita yang sudah berkeluarga mungkin hal itu adalah pilihan yang sulit karena disatu sisi dia ingin membantu memenuhi kebutuhan hidup, tetapi di lain sisi dia harus meninggalkan anak yang mungkin masih kecil.

Berbeda dengan kaum hawa yang masih hidup sendiri atau single, mungkin sebagian akan dengan mudah memilih menjadi wanita karier selain karena untuk menunjang gaya hidupnya juga karena mereka belum terjun langsung merasakan hidup berumah tangga yang banyak memikul tanggung jawab. Maka pilihan lebih banyak jatuh menjadi wanita karier dan pemikiran untuk memilih menjadi ibu rumah tangga sepertinya masih jauh dari bayangan.

Dalam memutuskan pilihan antara berkarier atau menjadi ibu rumah tangga sebaiknya didiskusikan bersama dengan suami atau calon pasangan tentang kelebihannya, konsekuensi yang harus diterima dan tanggung jawab yang menyertai, agar kedepan dalam menjalankan pilihan yang telah diambil kedua belah pihak bisa saling mengerti, membantu dan memberikan dukungan satu sama lain.

Diantara banyak sebab wanita memutuskan untuk berkarier adalah karena beberapa hal, seperti:


  1. Wanita single parent, memandang karier sebagai kebutuhan yang harus dilakoni untuk menafkahi hidupnya dan anak-anak.
  2. Pendapatan yang diterima suami atau calon pasangan masih minim sehingga wanita merasa perlu berkarier untuk membantu meringankan beban suami atau calon pasangannya.
  3. Wanita yang menjadi penopang hidup keluarga besarnya akan memandang berkarier adalah pilihan yang harus diambil sehingga dia bisa mandiri memberikan materi kepada keluarga besarnya tanpa harus meminta kepada suami atau calon pasangan.
  4. Wanita yang sudah mapan kehidupan keluarganya memilih berkarier untuk menunjang kebutuhan hidupnya atau lifestyle.

Ketika pilihan jatuh pada berkarier maka yang harus menjadi perhatian utama adalah anak khususnya anak yang masih kecil, jika anak sudah mulai remaja akan membawa dampak positif yaitu membangun pribadi anak yang mandiri tanpa bergantung pada orang tua, walaupun orang tua tetap harus memberikan pengawasan.

Jika usia anak masih relatif kecil pastikan anak berada dalam pengawasan yang benar, mulai dari siapa yang mengasuh, bagaimana pola pengasuhannya, bagaimana pola makan dan gizinya, apakah sesuai dengan yang kita anjurkan. Carilah pengasuh yang sudah kita kenal pribadinya, keluarganya dan rumah tempat dia tinggal, pengasuh yang bisa dipercaya dan bertanggung jawab. Mintalah bantuan keluarga yang dekat dengan rumah kita untuk ikut membantu mengawasi selain diri kita sendiri yang mengawasi lewat telepon. Jika kesulitan mencari pengasuh hal ini harus dibicarakan dengan orang tua atau keluarga dekat, mungkinkah dari orang tua atau saudara tidak berkeberatan untuk mengasuh anak kita, sehingga kita tidak perlu menyewa pengasuh dari luar.

Cara lain selain harus menyewa pengasuh adalah kita bisa menitipkan anak di daycare yang sekarang sudah mulai banyak berkembang. Pemilihan daycare pun tidak boleh sembarang, harus selektif, strategis dan mudah dijangkau baik dari rumah atau dari kantor. Selain itu, pastikan daycare tempat menitipkan anak baik pola pengasuhannya, anak yang diasuh pun tidak terlalu banyak sehingga pengasuh daycare bisa fokus dalam mengurus anak kita, pengasuh yang ada di daycare tidak keluar masuk artinya tidak sering ganti-ganti pengasuh karena jika hal itu terjadi berarti ada yang salah pada daycare tersebut.

Sementara bagi mereka yang memilih menjadi ibu rumah tangga lebih disebabkan beberapa hal, diantaranya:


  1. Suami atau calon pasangan sudah lebih dari cukup dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
  2. Keluarga besarnya sudah mapan sehingga tidak perlu lagi mendapatkan bantuan dari dirinya
  3. Suami atau calon pasangan tidak memberi ijin untuk bekerja di luar
  4. Wanita merasa lebih cocok untuk menjadi ibu rumah tangga

Tidak perlu minder jika pilihan jatuh pada menjadi ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga adalah pekerjaan yang mulia, pekerjaan yang multi tasking, tidak ada jam kerjanya karena pekerjaan selalu ada tidak berujung, 24 jam penuh mengurus anak, rumah, dan melayani suami, semuanya penuh tantangan. Terkadang menjadi ibu rumah tangga memiliki tanggung jawab yang lebih jika terjadi sesuatu pada anak ataupun rumah tempatnya tinggal.

Bagi wanita karier yang akhirnya memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga tentunya akan melewati masa transisi yang tidak mudah. Kebiasaan berinteraksi dengan dunia luar dan kesibukan dengan pekerjaan kantor kemudian harus beralih dengan kesibukan mengurus anak dan kerumahtanggaan terkadang memicu stres dan emosi yang labil. Jangan khawatir, tetaplah tenang dan optimis untuk melewati semua ini dengan baik. Proses menjadi ibu rumah tangga adalah proses sepanjang hayat, teruslah belajar dengan penuh kesabaran hingga kelak kita akan menuai hasilnya.

Bagi ibu rumah tangga, jika sudah mulai bosan dengan kegiatan rutin di rumah yang monoton, bergabunglah dengan komunitas-komunitas di sekitar rumah seperti aktif di sekolah anak, lingkungan tempat tinggal, kegiatan sosial, acara-acara bernuansa agama. Selain itu, pertahankan teman-teman lama, luangkan waktu sesekali bertemu dengan mereka untuk melepas rindu. Jika mulai resah karena penghasilan suami yang minim, mulailah untuk mengembangkan potensi karena saat ini banyak pekerjaan yang juga bisa dihasilkan dari rumah seperti bergabung dengan MLM, menjahit, catering, berdagang, dll.

Selamat menentukan pilihan anda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun