TEMAN anak saya usianya sudah di atas tiga tahun. Jika dia diam tidak tertawa, ia terlihat cukup tampan dan menggemaskan. Tapi eit, tunggu dulu sampai dia memamerkan giginya. Bwuaahhh...! Gusinya kerontang tinggal lobang-lobang. Gigi-gigi yang tersisa berwarna kecoklatan menandakan karies. Bu Guru berkata si Rohmat -nama samaran- semalam barusan menelan giginya tanpa ia sadari. Sebab, gigi gigisnya patah kala ia tidur! Euuyyy..!
Kesehatan gigi balita nampaknya tidak menjadi perhatian sebagian orang tua. Tidak sekali dua kali saya menemui anak-anak bergigi gigis atau kecoklatan karena karies. Sebagian orang tua berkilah, " 'Kan itu cuma gigi susu, bukan gigi tetap." Mereka menganggap toh gigi pengganti yang bersih akan tumbuh juga dan saat itu sang anak sudah bisa diberitahu untuk sikat gigi sendiri. Kilah orang tua membahayakan kesehatan gigi si anak.
Gigi gigis pada balita bisa menyebabkan pertumbuhan gigi yang tidak rata, bahkan bisa bernanah. Makan pun jadi tidak nyaman. Selain itu, balita akan mengalami ompong pada masa yang seharusnya dia tidak lagi ompong. Balita atau anak-anak dengan mulut ompong gigis tidak lucu lagi dipandang.Bukankah gigi sehat adalah salah satu pembentuk kecantikan dan ketampanan? Gigi sehat juga indikasi sejauh mana seseorang itu peduli pada kesehatan organ tubuh yang sering dianggap sepele itu.
Saya menduga, balita-balita yang giginya gigis adalah anak dari para orangtua yang malas dan jorok.
Mengapa?
Merawat gigi anak memang butuh ketelatenan dan keteladanan. Banyak informasi mengenai bagaimana merawat gigi bayi dan batita yang benar. Pada masa awal kelahiran, mulut dan gusi bayi yang ASI penuh pun harus dilap dengan kain kasa yang dibasahi air setiap usai menyusui dan sebelum bayi tidur. Semakin besar, meski bayi belum bisa bicara atau belum memahami kata-kata orang tua, beritahu dia bahwa tindakan itu untuk menjaga kebersihan mulutnya.
Semakin besar, kalau perlu ajaklah batita untuk mandi bersama ayah atau ibunya di mana ia akan melihat menggosok gigi adalah bagian penting dari menjaga kebersihan tubuh. Masa perkembangan mental batita yang sering mengimitasi perilak dan kebiasaan ayah ibu adalah cara Tuhan untuk memudahkan kita mendidik anak.
Sebelum batita tidur, biasakan ia menggosok sendiri giginya. Jika belum bersih, bantulah dia membersihkan gigi dan lidahnya. Gunakan pasta gigi beraneka rasa dan sikat gigi yang menarik hati anak. Setelah sikat gigi malam, jangan biarkan batita makan lagi. Kalau ia makan lagi, berarti ia harus sikat gigi lagi sebelum tidur.
Kurangi makanan yang manis-manis. Kalaupun banyak makan yang manis-manis, perbanyaklah sikat gigi. Menyikat gigi setelah makan dan sebelum tidur adalah jumlah minimal, bukan maksimal.
Pekerjaan membersihkan gigi batita jika orang tua sibuk atau tidak sempat bisa diserahkan ke pengasuhnya selama pengasuh juga bisa menelateni pekerjaan itu. Yang penting aturan yang sama berlaku di mana pun dan kapan pun. Artinya, jika si batita dibawa menginap ke rumah kakek neneknya, orang tua harus memastikan batita tersebut dibersihkan giginya pada waktu-waktu yang ditentukan seperti biasanya.
Siapa sih yang tidak ingin anaknya dibilang lucu dan menggemaskan? Kalau ingin seperti itu, kita mau tak mau harus menginvestasikan sebagian waktu untuk merawat gigi anak-anak.